Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Klasifikasi Perilaku Abnormal, DIAH PUSPITASARI 10050019161 - Coggle…
Klasifikasi Perilaku Abnormal
Klasifikasi Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)
Diterbitkan oleh American Psychiatric Association
DSM menggolongkan pola perilaku abnormal sebagai gangguan mental atas dasar kriteria diagnostik yang spesifik
Pertama kali diperkenalkan pada tahun1952
Dalam DSM terdapat 5 (lima) aksis jenis gangguan yang dikenal dengan diagnosis multiaksial
Mengapa penting untuk menggolongkan?
Tanpa pemberian label & pengorganisasian pola perilaku abnormal, peneliti tidak bisa mengkomunikasikan penemuannya kepada yang lain.
Keputusan penting dibuat dengan didasarkan pada penggolongan. Gangguan psikologis tertentu memberi respon lebih baik pada suatu terapi tertentu dibandingkan yang lainnya.
Penggolongan membantu klinisi meramalkan perilaku
Penggolongan membantu peneliti mengidentifikasi populasi dengan pola perilaku abnormal yang serupa
Klasifikasi berdasarkan PPDGJ III
Yaitu hirarkhi gangguan, yang mana gangguan pada urutan yang lebih tinggi mungkin memiliki ciri gangguan dibawahnya, tetapi tidak sebaliknya.
Hirarkhi ini memungkinkan penyajian diagnosis banding dari pelbagai jenis gejala utama
Suatu diagnosis baru dapat dipastikan setelah kemungkinan diagnosis/diagnosis banding dalam blok diatasnya dapat dengan pasti ditiadakan
Klasifikasi Menurut PPDGJ III
Pendekatan penggolongan bersifat ateoretik (tidak mengacu pada teori tertentu berkenaan dengan aspek etiologi/patofisiologik) & deskriptif.
Setiap gangguan jiwa tidak dianggap sebagai suatu kesatuan yang tegas batas-batasnya, baik antara satu jenis gangguan jiwa dengan gangguan jiwa lainnya/antara gangguan jiwa & jiwa yang tidak terganggu
Penggolongan gangguan jiwa tidak sebagai penggolongan orang
Tidak benar anggapan bahwa 2 orang yang menderita gangguan jiwa yang sama berarti sama dalam segala hal lainnya. Yang benar keduanya menunjukkan kesamaan dalam gangguan jiwa terapi terhadap keduanya berbeda
Terdapat istilah “kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis” yang tidak tergolong gangguan jiwa (gangguan impuls, napza & mental organik)
Terdapat 100 kategori diagnosis, mulai F00 – F98. F99 adalah gangguan YTT (Yang Tidak Tergolongkan) – tidak khas
Diagnosis Multiaksial
Diagnosis multiaksial terdiri atas 5 aksis
Antara aksis I, II, dan III tidak selalu ada hubungan etiologik atau patogenesis
Antara aksis I, II, III, dan IV bisa terjadi interaksi (saling mempengaruhi)
DIAH PUSPITASARI 10050019161