Pertempuran Medan Area dimulai dari bentrokan pada tanggal 13 Oktober 1945, baru empat hari setelah pasukan Inggris sampai di Medan, meledak suatu konflik bersenjata antara para pemuda revolusioner dengan pasukan NICA-Belanda. Peristiwa itu terjadi akibat adanya provokasi langsung seorang serdadu Belanda yang bertindak merampas lencana merah putih yang tersemat di peci seorang penggalas pisang yang melintas di depan Asrama Pension Wilhelmina, Jalan Bali (sekarang Jalan Veteran).
Peristiwa yang terjadi di Jalan Bali tersebut segera menyebar ke seluruh pelosok kota Medan, bahkan ke seluruh daerah Sumatera Utara dan menjadi sinyal bagi pemuda bahwa perjuangan menegakkan proklamasi telah dimulai. Darah orang Belanda dan kaum kolonialis harus ditumpahkan demi Revolusi Nasional, akibatnya dengan cepat semangat anti Belanda menyebar di seluruh Sumatera Timur diantara pemuda itu Bedjo, salah seorang pemimpin laskar rakyat di Pulo Brayan.
Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut pinggiran kota Medan. Sejak saat itu istilah Medan Area menjadi terkenal. Tindakan pihak Inggris tersebut dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan dan tantangan bagi para pemuda. Pada saat yang bersamaan, Inggris dan NICA melakukan aksi pembersahan terhadap unsur Republik Indonesia yang berada di kota Medan.
Pada hari “H” ditentukan tanggal 27 Oktober 1946 pada jam 20.00 WIB, sasaran pertama Medan Timur dan Medan Selatan. Tepat pada hari “H”, batalyon A resimen laskar rakyat di bawah Bahar bergerak menduduki Pasar Tiga bagian Kampung Sukarame, sedangkan batalyon B menuju ke Kota Matsum dan menduduki Jalan Mahkamah dan Jalan Utama. Di Medan Barat batalyon 2 resimen laskar rakyat dan pasukan Ilyas Malik bergerak menduduki Jalan Pringgan, kuburan China dan Jalan Binjei.
Perlu diketahui, beberapa waktu yang lalu, pihak Inggris telah menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada Belanda. Pada saat sebagian pasukan Inggris bersiap-siap untuk ditarik dan digantikan oleh pasukan Belanda, pasukan Indonesia menyerang mereka. Gerakan batalyon resimen Laskar Rakyat Medan Area rupanya tercium oleh pihak Inggris/Belanda. Daerah Medan Selatan dihujani dengan tembakan mortir. Pasukan Indonesia membalas tembakan dan berhasil menghentikannya.