Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
HAJI WADA' - Coggle Diagram
HAJI WADA'
Pada akhir tahun 10 H, nampaklah beberapa tanda yang menandakan bahwa ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dekat.
-
Dengan tanda-tanda tersebut mereka bisa mempersiapkan jiwa mereka untuk menerima suatu musibah berat yang akan menimpa mereka.
Karena tidak ada musibah yang lebih berat bagi para sahabat melebihi musibah ditinggal oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tanda-tanda
-
-
Kedatangan delegasi dan utusan negara-negara non-Islam menuju Madinah untuk memeluk Islam,
Sebelumnya, pada bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf selama 20 hari, padahal di tahun-tahun sebelumnya beliau hanya melakukannya 10 hari saja.
Saat i’tikaf adalah saat dimana seseorang menyibukkan diri beribadah kepada Allah dan mengurangkan interaksi dengan orang di sekitarnya. Ini merupakan pembelajaran dan persiapan bagi para sahabat.
Beliau mengurangi dan sedikit berinteraksi dengan mereka, sebelum nanti beliau akan meninggalkan mereka selamanya.
Pada bulan Zulkaedah tahun 10 H, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mula mempersiapkan diri untuk menunaikan haji yang pertama sekaligus yang terakhir dalam kehidupan beliau.
Yang kemudian dicatat sejarah dengan istilah haji wada’. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru kaum muslimin dari pelbagai kabilah untuk menunaikan ibadah haji bersamanya.
Diriwayatkan, jamaah haji pada tahun itu berjumlah lebih dari 100.000 orang bahkan lebih.
Imam an-Nasa-i meriwayatkan dalam kitab Tafsirnya, bahwa Ibnu Abbas mengatakan tentang surat an-Nashr ini: “Ketika diturunkan, ia (surat an-Nashr) mengkhabarkan wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau lebih meningkatkan ketekunan dalam urusan akhirat” (Tafsir an-Nasa-i).
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat dari Madinah menuju ke Mekah saat bulan Dzul Qa’dah tinggal empat hari lagi. Beliau berangkat setelah menunaikan solat zuhur dan sampai di Dzil Hulaifah sebelum asar. Di tempat itu, beliau menunaikan solat asar dengan qasar, kemudian memakai pakaian ihram.
- Setelah menempuh beberapa hari perjalanan, sampailah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tanah kelahirannya, tanah suci Mekah al-Mukaramah. Beliau bertawaf di Ka’bah, setelah itu sa’i antara Shafa dan Marwa.
- Pada tanggal 8 zulHijjah 10 H, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat menuju Mina. Beliau solat zuhur, asar, maghrib, dan isya di sana. Kemudian bermalam di Mina dan menunaikan solat subuh di tempat itu.
- Setelah matahari terbit, beliau berangkat menuju Arafah. Setelah matahari mulai bergeser, condong ke Barat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai memberikan kutbah. Dan tempat dimana beliau berkutbah, dibangun sebuah masjid pada pertengahan abad ke-2 H oleh penguasa Abbasiyah dan diberi nama masjid Namirah. Di akhir kutbahnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Kalian akan ditanya tentangku, apakah yang akan kalian katakan? Jawab para sahabat: kami bersaksi bahawa sesungguhnya engkau talah menyampaikan (risalah), telah menunaikan (amanah) dan telah menasihati. Maka ia berkata dengan mengangkat jari telunjuk kearah langit, lalu ia balikkan ke manusia: Ya Allah saksikanlah, Ya Allah saksikanlah, sebanyak 3x” (HR. Muslim).
- Setelah beliau berkutbah, Allah Ta’ala menurunkan ayat:
اليَومَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. Al-Maidah: 3).
- Pada saat turun ayat tersebut, Umar bin Khattab pun menangis. Lalu ditanyakan kepadanya, “Apa yang menyebabkanmu menangis?”
Umar menjawab, “Sesungguhnya tidak ada setelah kesempurnaan kecuali kekurangan.”Dari ayat tersebut, Umar merasakan bahwa ajal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah dekat. Apabila syariat telah sempurna, amak wahyu pun akan terputus. Jika wahyu telah terputus, maka tiba saatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali ke haribaan Rabnya Jalla wa ‘Ala. Dan itulah kekurangan yang dimaksud Umar, yakni kehilangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Dalam kesempatan lainnya, di Mina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali berkutbah:
“Sesungguhnya setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari).
Kemudian beliau bersabda, “Bulan apa ini?” Kami (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau diam sampai-sampai kami mengira beliau akan mengganti nama bulan ini.