Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
GIGITAN HEWAN TIDAK BERBISA - Coggle Diagram
GIGITAN HEWAN TIDAK BERBISA
Definisi
Vulnus Morsum
: luka mekanik yang disebabkan gigitan gigi, baik itu oleh manusia ataupun binatang seperti serangga, ular, dan binatang buas
Sifat
:
vulnus punctum
(luka akibat tusukan benda tajam) dan
vulnus laceratum
(luka sobek atau sayatan)
Etiologi
Paling umum : gigitan anjing
Kelompok usia : anak-anak
Lokasi gigitan : ekstremitas atas (tangan), kepala, leher, wajah (bibir, dagu, hidung, daun telinga)
Mekanisme luka : Tendangan, jatuh, terinjak, terpukul tanduk, gigitan, dsb.
Diagnosis
Lokasi luka
Waktu terjadi
Pemeriksaan fisik
Kondisi arteri dan vena pada luka
Faktor luka
Dimensi
Jenis jaringan
Eksudat
Faktor kulit di sekitar luka
Kering/bersisik
Eritema
Rapuh
Nyeri
Pigmentasi kulit
Selulitis
Foto luka
Patofisiologi
Beberapa hewan liar dapat menularkan rabies
Virus rabies masuk melalui luka gigitan
Selama 2 minggu, virus tetap tinggal pada tempat masuk
Virus melakukan replikasi di jaringan otot sekitar gigitan
Virus bergerak mencapai ujung serabut saraf posterior tanpa perubahan fungsi
Masa inkubasi
bervariasi (7 hari-1 tahun), rata-rata 1-2 bulan
Bergantung pada:
Jumlah virus yang masuk
Berat dan luasnya kerusakan jaringan tempat gigitan
Jauh dekatnya lokasi gigitan ke CNS
Persarafan daerah luka gigitan
Imun tubuh
Virus sampai di otak
Replikasi diri dan menyebar luas ke dalam semua bagian neuron (sel sistem limbik, hipotalamus, batang otak)
Virus menyebar ke perifer (s. volunteer dan s. otonom) melalui serabut saraf eferen
Virus menyerang organ dan jaringan
Virus berkembang biak dalam jaringan
Klasifikasi
Luka ringan
Berukuran kecil, tidak dalam, tidak ada perdarahan
Luka dalam
Berupa tusukan gigi taring/kuku tajam binatang, ada perdarahan
Luka infeksi
Proses infeksi 6-8 jam pasca luka
Tanda infeksi
Bengkak
Nyeri
Kemerahan
Bernanah
Tanda Gejala
Tahap Paralisis
30% penderita rabies mengalami paralisis
Paralisis otot secara bertahap
Penurunan kesadaran
Kematian akibat paralisis pernapasan dan jantung
Durasi : 13 hari
Eksitasi
Gangguan neurologik
Bingung
Gelisah
Halusinasi
Ketakutan
Agresif
Muncul phobia (hidrophobia, aerophobia, fotophobia)
Spasme otot
Hiperlakrimasi
Hipersalivasi
Hiperhidrosis
Dilatasi pupil
80% penderita rabies mengalami eksitasi
Durasi : 7 hari
Kematian akibat henti jantung dan napas
Tahap Sensoris
Kesemutan
Parestesi (panas)
Cemas
Reaksi berlebihan terhadap rangsang sensori
Tahap Prodromal
Demam
Lemas
Lesu
Anoreksia
Insomnia
Sakit kepala hebat
Sakit tenggorokan
Nyeri
Tatalaksana
Anamnesis
Keluhan sesuai stadium/tahap
Prodromal
Sensoris
Eksitasi
Paralisis
Pemeriksaan Fisik
Kemungkinan luka sudah sembuh
Adanya gatal, parestesia, mioedema
Disfungsi batang otak
Hiperventilasi
Hipoksia
Hipersalivasi
Kejang
Disfungsi saraf otonom
Sindroma abnormalitas ADH
Paralisis flaksid
Stadium lanjut : koma/kematian
Tanda patognomonis
Enchepalitis rabies
Agitasi
Kesadaran fluktuatif
Demam tinggi persisten
Nyeri faring (rasa tercekik/inspiratorispasme)
Hipersalivasi
Kejang
Hidrophobia
Aerophobia
Penegakan Diagnosis
Diagnosis klinis
Riwayat gigitan (+)
Hewan yang menggigit mati dalam 1 minggu
Gejala sesuai stadium/tahap
Diagnosis banding
Tetanus
Enchepalitis
Intoksikasi obat
Japanese enchepalitis
Herpes simplex
Enchepalitis post-vaksinasi
Komplikasi
Gangguan hipotalamus
Diabetes insipidus
Disfungsi otonomik yang menyebabkan hipertensi, hipotensi, hipo/hipertermia, aritmia dan henti jantung
Kejang (lokal/general)
Penatalaksanaan
Isolasi pasien
Fase awal
cuci luka gigitan dengan air sabun/detergen 5-10 menit
bilas dengan air bersih
lakukan debridement
berikan desinfektan (alkohol 40-70%, tinktura yodii, larutan ephiran)
Jika terkena selaput lendir (mata, hidung atau mulut), maka cucilah dengan air lebih lama
Pencegahan rabies : pembersihan luka dan vaksinasi
Fase lanjut
Pemberian Serum Anti Rabies (SAR)
Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR)
KIE
Jika menunjukkan gejala rabies/pernah digigit hewan rabies, bawa ke fasyankes + vaksinasi
Laporan kasus Rabies ke Dinkes setempat