Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
TRAUMA & CEDERA - Coggle Diagram
TRAUMA & CEDERA
GIGITAN BINATANG BERBISA
MANIFESTASI KLINIS
Vital sign: denyut nadi dan perbedaan tekanan darah saat duduk dan berdiri untuk melihat adanya postural drop.
Kulit dan membran mukosa: ptekie, purpura, ekimosis, dan pendarahan konjungtiva.
Sulcus gingivalis: tanda perdarahan sistemik spontan
Hidung: epistaksis
Abdomen: nyeri tekan abdomen sebagai tanda pendarahan intrabdomen atau retroperitoneal
Neurologis: lateralisasi, paralisis flaksid otot
Gejala berupa nyeri seluruh tubuh dan warna urin yang gelap merupakan indikasi kuat terjadinya rhabdomyolisis.
PENANGANAN AWAL
insisi lokal, atau tusukan pada area gigitan, usaha untuk menghisap bisa dari luka, mengikat erat tourniquet di sekitar gigitan, shock elektrik, penggunaan bahan kimiawi atau topikal, tanaman atau es batu.
KLASIFIKASI
minor, moderate, severe, major
derajat nol, satu, dua, tiga, empat
PENANGANAN LANJUTAN
UJI LAB
PEMFIS
ANAMNESIS
BERI ANTI BISA ULAR
PEMBERIAN KOLINERASE
MANAJEMEN LUKA GIGITAN ULAR
PENILAIAN PULANG
DEFINISI
Gigitan ular atau snake bite dapat disebabkan ular berbisa dan ular tidak berbisa. Gigitan ular yang berbisa mempunyai akibat yang beragam mulai dari luka yang sederhana sampai dengan ancamannyawa dan menyebabkan kematian (BC&TLS, 2008).
PRINSIP PENANGANAN
Jangan memanipulasi luka, baik dengan cara menyedot bisa ular dari tempat gigitan atau menyayat kulit agar bisa keluar bersama darah
Jangan menggosok bekas gigitan dengan zat kimia atau mengompresnya dengan air panas atau es
Jangan memberi korban minuman beralkohol atau kopi
Jangan pernah mencoba mengejar dan menangkap ular
Hindari menggunakan metode pertolongan secara tradisional seperti memberikan obat-obatan herbal atau bentuk pertolongan pertama yang tidak direkomendasikan
Jangan pernah menggunakan tourniquet arteri atau alat penghenti pembuluh darah yang ketat
TENGGELAM
DEFINISI
Definisi yang tepat dari tenggelam telah berkembang dan bervariasi secara luas. Tenggelam sebelumnya didefinisikan sebagai kematian sekunder akibat asfiksia saat direndam dalam cairan, biasanya air , atau dalam waktu 24 jam perendaman. Pada tahun 2002 World Congress on Drowning, yang diselenggarakan di Amsterdam. Sekelompok ahli menyarankan definisi baru untuk kasus tenggelam dalam rangka mengurangi perbedaan penafsirian atas jumlah istilah dan definisi (>20 macam ) yang telah muncul dalam berbagai literatur.
KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan temperatur air
Tenggelam di air hangat, jika temperatur air > 200C
Tenggelam di air dingin, jika temperatur air 5-200C
Tenggelam di air sangat dingin, jika temperatur <50C
Klasifikasi lain
Tenggelam dalam air tawar dan air asin , atau
Klasifikasi berdasarkan tempat air terjadinya tenggelam:
Tempat air alamiah (sungai , danau, laut dll) atau
Tempat air buatan manusia (bak mandi , sumur dll.
EFEK DROWNING
Air tawar bergerak cepat melintasi membran alveolar- kapiler ke dalam mikrosirkulasi. Air tawar jauh hipotonik dibandingkan terhadap plasma menyebabkan gangguan surfaktan alveolar terjadi ketidak stabilan alveolar, atelektasis, dan penurunan compliance paru, dengan mismatching ventilasi/ perfusi (V/Q).
Air laut yang hiperosmolar meningkatkan gradien osmotik menarik cairan ke dalam alveoli menyebabkan menipisnya surfaktan (washout surfaktan) terjadinya kaya protein (cairan eksudat) cepat masuk ke dalam alveoli dan interstitium paru. Compliance paru berkurang, membran basal alveolar menyebabkan kapiler rusak terjadi shunting hal ini menyebabkan hipoksia serius.
Hipertensi pulmonal dapat terjadi sekunder terhadap pelepasan mediator inflamasi.
Edema paru , Post obstructive spasme laring dan cedera neuronal hipoksia dengan resultan edema paru neurogenik juga mungkin memainkan peran.
Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) terjadi akibat perubahan surfaktan dan edema paru neurogenik.
Pneumonia merupakan komplikasi yg jarang , penggunaan terapi antimikroba profilaksis belum terbukti manfaat
Pneumonitis merupakan sekuele yg sering, terutama jika tengelam terjadi di kolam diklorinisasi atau dalam ember yang berisi produk pembersih
FAKTOR RESIKO
Balita dan kelompok usia remaja
Anak anak yang berada dalam kolam/ bendungan / saluran air dll
Air dengan arus deras/ pusaran/ bergelombang
Air yang lebih dingin
Pemakaian Alkohol dan obat obatan (pada pria)
Terkait cedera kepala dan leher
Kelelahan
PENANGANAN
Penanganan pada korban tenggelam dibagi dalam tiga tahap
Bantuan hidup dasar penanganan airway, breathing, circulation (ABC) merupakan hal utama yang harus dilakukan, dengan fokus utama pada perbaikan jalan napas dan oksigenasi buatan, terutama pada korban yang mengalami penurunan kesadaran
Penilaian pernapasan
Bantuan hidup lanjut pada korban tenggelam yaitu pemberian oksigen dengan tekanan lebih tinggi.
PRINSIP PENANGANAN
MEMASTIKAN PENOLONG MENGETAHUI, MEMAHAMI, DAN DAPAT MELAKSANAKAN PRINSIP 3 AMAN
• Aman diri sendiri : memastikan memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan mampu melakukan pertolongan
• Aman lingkungan : memastikan lingkungan ditempat kejadian aman dari bahaya misalnya terdapat binatang yang berbahaya, benda-benda yang membahayakan, dan lain-lain.
• Aman korban : memastikan korban ditempat yang aman (sudah tidak di air)
BAGI PENOLONG YANG TIDAK BISA BERENANG
• Dapat meminta bantuan masyarakat sekitarnyadengan cara berteriak dan menghubungi ke nomor telepon darurat.
• Melemparkan benda-benda yang dapat mengapung kearah korban seperti pelampung, tali, kelapa kering, botol plastik jerigen/galon kosong tertutup, ban dalam terisi angin, dan lain-lain.
• Mengulurkan galah/bambu/kayu panjang, tali, kemudian menarik korban kedarat atau tempat yang aman
BAGI PENOLONG YANG BISA BERENANG
• Dapat meminta bantuan masyarakat sekitar dengan cara berteriak dan menghubungi ke nomor telepon darurat.
• Penolong mendekati korban dan menarik korban kedarat atau ketempat yang aman.
• Menggunakan alat keselamatan (pelampung, galah/bambu kayu panjang, tali, kelapa kering, botol plastik jerigen jerigen galon kosong tertutup, ban dalam terisi angin, sekoci, dan lain-lain) untuk mendekati korban.
SETELAH KORBAN DIPINDAHKAN KE TEMPAT YANG AMAN, SEGERA MENCARI PERTOLONGAN DAN DIBAWA KE FASILITAS KESEHATAN TERDEKAT SERTA MELAPORKAN KE PIHAK BERWAJIB (POLISI)
LUKA BAKAR
DEFINISI
Luka bakar atau bisa disebut combustion adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas.
Jaringan yang rusak akibat luka bakar biasanya meliputi kulit, mukosa hingga jaringan yan lebih dalam lagi. Luka bakar seharusnya ditangani sebagai kasus trauma yang memerlukan penanganan primer dan sekunder (primary and secondary survey).
KLASIFIKASI
Luka bakar derajat 2
Terjadi kerusakan dari seluruh lapisan kulit. Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis.
Luka bakar derajat dua sering memerlukan koreksi bedah lastic untuk mengatasi jaringan parut yang terbetuk.
Luka bakar derajat 3
Luka bakar dengan kerusakan yang luas tidak hanya pada kulit dan subkutis, tetapi juga pada otot dan tulang. Kerusakan pada ujung-ujung syaraf mengakibatkan kehilangan rasa nyeri.
Luka bakar derajat 1
Disebut juga luka bakar superficial. Terjadi eritema dan blister tanpa kehilangan epidermis, yang sering disebut sebagai epidermal burn
Luka bakar derajat satu ini akan sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut.
ETIOLOGI
Luka bakar listrik
Luka bakar listrik terjadi akibat aliran listrik yang diubah menjadi panas dan menjalar ke jaringan tubuh yang merupakan konduktor yang buruk.
Luka bakar kimiawi
Luka bakar kimiawi disebabkan paparan zat asam atau basa. Luka bakar akibat paparan zat basa umumnya lebih dalam dibandingkan zat asam. Hal ini karena basa menyatu dengan jaringan lemak di kulit sehingga menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih progresif, sedangkan luka bakar akibat asam menyebabkan koagulasi protein.
Termal
Luka bakar karena panas paling sering terjadi akibat tersiram air panas yang akan membentuk luka lepuh, hingga terjadi denaturasi protein, pembentukan oksigen radikal bebas, dan akhirnya kematian sel dengan pembentukan bekas luka bakar
Luka bakar api
Luka bakar api sering berhubungan dengan cedera inhalasi dan penyerta lainnya, serta cenderung mengenai kulit yang lebih dalam. Luka bakar api dan luka bakar tersiram air panas adalah penyebab paling umum luka bakar pada anak-anak dan dewasa di seluruh dunia
PATOFISIOLOGI
Kerusakan jaringan pada luka bakar jarang sekali homogen dan biasanya terbagi atas 3 zona yaitu zona koagulasi, stasis dan hiperemia (Gambar 1). Zona ini dikenal sebagai teori Jackson (Jackson’s thermal wound theory), yang biasanya terlihat sebagai bull’s-eye pattern
PENANGANAN
AWAL
a. Menjauhkan penderita dari sumber luka bakar
b. Memadamkan pakaian yang terbakar
c. Menghilangkan zat kimia penyebab luka bakar
d. Menyiram dengan air sebanyak -banyaknya bila karena zat kimia.
e. Mematikan listrik atau buang sumber listrik dengan menggunakan objek yang kering dan tidak menghantarkan arus (nonconductive).
LANJUTAN
Rawat inap semua pasien dengan luka bakar >10% permukaan tubuh; yang meliputi wajah, tangan, kaki, perineum, melewati sendi; luka bakar yang melingkar dan yang tidak bisa berobat jalan.
Periksa apakah pasien mengalami cedera saluran respiratorik karena menghirup asap (napas mengorok, bulu hidung terbakar),
a. Luka bakar wajah yang berat atau trauma inhalasi mungkin memerlukan intubasi, trakeostomi
b. Jika terdapat bukti ada distres pernapasan, beri oksigen
Resusitasi cairan (diperlukan untuk luka bakar permukaan tubuh > 10%). Gunakan larutan Ringer laktat dengan glukosa 5%, larutan garam normal dengan glukosa 5%, atau setengah garam normal dengan glukosa 5%.
a. 24 jam pertama: hitung kebutuhan cairan dengan menambahkan cairan dari kebutuhan cairan rumatan dan kebutuhan cairan resusitasi (4 ml/kgBB untuk setiap 1% permukaan tubuh yang terbakar)
i. Berikan ½ dari total kebutuhan cairan dalam waktu 8 jam pertama, dan sisanya 16 jam berikutnya.
ii. Contoh: untuk pasien dengan berat badan 20 kg dengan luka bakar 25%
Total cairan dalam waktu 24 jam pertama
= (60 ml/jam x 24 jam) + 4 ml x 20kg x 25% luka bakar
= 1440 ml + 2000 ml
= 3440 ml (1720 ml selama 8 jam pertama)
b. 24 jam kedua: berikan ½ hingga ¾ cairan yang diperlukan selama hari pertama
c. Awasi pasien dengan ketat selama resusitasi (denyut nadi, frekuensi napas, tekanan darah dan jumlah air seni)
d. Transfusi darah mungkin diberikan untuk memperbaiki anemia atau pada luka-bakar yang dalam untuk mengganti kehilangan darah.
Mencegah Infeksi
a. Jika kulit masih utuh, bersihkan dengan larutan antiseptik secara perlahan tanpa merobeknya.
PRINSIP PENANGANAN LUKA
PERTOLONGAN PERTAMA
a. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala
b. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem
c. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil.
d. Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan langsung pada luka bakar apapun.
e. Evaluasi awal
f. Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder
KERACUNAN
DEFINISI
Keracunan adalah kondisi yang disebabkan oleh menelan, mencium, menyentuh, atau menyuntikkan berbagai macam obat, bahan kimia, racun, atau gas. Keracunan bukan hanya membahayakan kesehatan, tapi juga bisa menyebabkan kematian.
KERACUNAN BAHAN BERBAHAYA RUMAH TANGGA
KERACUNAN MAKANAN
KLASIFIKASI
KERACUNAN MAKANAN
JAMUR
KENTANG HIJAU
HIDANGAN HASIL LAUT
KERACUNAN KETELA POHON
KERACUNAN JENGKOL
KERACUNAN BAHAN BERBAHAYA RUMAH TANGGA
KERACUNAN SPIRITUS/METANOL
KERACUNAN ASAM CUKA, AIR KELAR
KERACUNAN ASETON
KERACUNAN BENSIN, MINYAK TANAH
KERACUNAN INSEKTISIDA
KERACUNAN KAMPER
KERACUNAN KAPORIT
KERACUNAN KARBOL
KERACUNAN TERPETIN
KERACUNAN OBAT
KERACUNAN HIDROKARBON
BOTULISME
TANDA & GEJALA
Gejala keracunan biasanya timbul secara mendadak dengan gejala-gejala pusing, mual, muntah, kesadaran menurun dan kejang (cramp) perut/usus, kadang-kadang disertai dengan kejang otot serta tanda-tanda lain yang khas tergantung jenis racunnya.
Sebagai contoh gejala-gejala yang timbul akibat keracunan yang disebabkan oleh mikroba seperti Salmonella, Clostridium perfingens, Vibro parahaemolitycus, galur dari Escerichia coli yang enteroparogenik dan spesies Shigella pada umumnya timbul setelah masa inkubasi 12-74 jam dan ditandai oleh gangguan pada perut bagian bawah (abdominal pains), pusing (nausea), berak-berak (diarrhea), muntah-muntah (vomiting) demam dan sakit kepala.
PATOFISIOLOGI
TOKSIN DAN NONTOKSIN
LOKASI PATOGEN
PAROGEN INVASIF DAN NONINVASIF
PENANGANAN
KERACUNAN KEPITING, UDANG, IKAN LAUT
Mengusahakan memuntahkan isi perut anak dengan cara mencolok tenggorokannya dengan jari yang bersih atau memberi minuman air hangat. Jika perlu terus diberi minum sampai muntah.
Anak yang menderita segera diberi obat penawar racun berupa norit.
Jika pingsan dan tak bernapas segera diberi pernapasan buatan.
Jika terjadi diare diberi cairan oralit
Jika semua tindakan telah dilakukan dan tidak ada perubahan, segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat.
KERACUNAN BOTULISME
Penanggulanan keracunan botulinum adalah dengan memuntahkan benda atau makanan yang tertelan, membilas lambung, memberikan antioksidan dan antibiotik
GIGITAN BINATANG TIDAK BERBISA
KLASIFIKASI
SERANGGA
Luka gigitan ini biasanya tidak disadari oleh penderita karena ukurannya yang sangat kecil, keluhan biasanya mulai timbul setelah ada reaksi seperti bengkak dan nyeri.
Kemungkinan infeksi pada luka ini lebih kecil karena jaringan kulit tidak robek selayaknya luka gigitan hewan lain
GIGITAN KUCING
Cedera akibat gigitan kucing tampaknya tidak separah kebanyakan gigitan anjing pada pandangan pertama karena kulit kurang dan lembut kerusakan jaringan.
Meskipun demikian, gigitan kucing lebih mungkin terjadi memiliki gejala sisa yang serius karena tusukannya kecil dan dalam, luka yang sulit dibersihkan
RABIES
Rabies adalah suatu infeksi virus yang ditularkan melalui air liur penderita rabies. Penularan virus ini dapat terjadi antara manusia-manusia, hewan-hewan, dan juga hewan-manusia. Saat ini, transmisi virus rabies paling banyak ditemukan antara hewan khususnya anjing dan manusia
Meneteskan air liur dengan lidah terjulur
mengeluarkan busa
Binatang liar
Binatang yang tidak jelas riwayat imunisasinyaa
TANDA & GEJALA
GIGITAN ANJING/KERA (RABIES)
GEJALA PADA MANUSIA
TAHAP PRODROMAL
TAHAP SENSORIS
EKSITASI
TAHAP PARALISIS
GIGITAN SERANGGA
GEJALA RINGAN
Bengkak
Gatal-gatal
Ruam dan kemerahan
Panas seperti terbakar
Kaku atau kesemutan
Nyeri pada area yang digigit
GEJALA YANG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN MEDIS
Pusing
Pingsan
Mual dan muntah
Jantung berdebar
Demam
Bengkak di wajah, bibir, atau tenggorokan
Sulit menelan dan bicara
Sesak nafas
DEFINISI
Pada umumnya terdapat empat binatang yang paling sering menyebabkan luka gigitan pada manusia yaitu anjing, kucing, tikus dan ular.
Komplikasi terberat luka gigitan binatang ini adalah terinfeksi virus rabies pada luka akibat gigitan anjing dan kucing, serta kematian pada gigitan ular.
PENATALAKSANAAN
PENANGANAN LUKA GIGITAN ANJING
BAHAYA GIGITAN ANJING
segera menjaga jarak dengan anjing tersebut. Hal ini penting untuk mengurangi risiko Anda digigit lagi. Saat situasinya sudah aman, Anda bisa mencari tahu apakah anjing tersebut terinfeksi oleh rabies atau tidak.
Kerusakan saraf dan otot
Patah tulang
Infeksi Bakteri
Rabies
Tetanus
PERTOLONGAN PERTAMA
Cuci bekas gigitan anajing sampai bersih
Cuci dan tekan area yang terluka
Balut luka dengan kain
Mengonsumsi obat pereda nyeri
Periksakan diri ke dokter
PENCEGAHAN
Pemberian antiseptik
Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR)
Membangkitkan sistem imunitas dalam tubuh terhadap virus rabies dan diharapkan antibodi yang terbentuk akan menetralisir virus.
Pencucian luka
PEMBERIAN VAKSIN ANTI RABIES (VAR)
Purified Vero Rabies Vaccine/PVRV (Verorab®)
Purified Chick Embriyo Cell-culture Vaccine/PCECV (Rabipur®)