Peninggalan Kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Kutai
Budaya
Artefak
Berdagang
Kerajaan Kutai terletak pada jalur perjalanan Cina dan India sehingga Kerajaan Kutai banyak melakukan kegiatan perdagangan
Agama
Ajaran Hindu
Artefak
Bangunan
Harta Kerajaan
Prasasti
Bercorak Hindu
Kitab Sutasoma
Prasasti
7 Prasasti Yupa
Artefak berupa tiang batu yang berisi tulisan dalam bahasa Sansekerta.
Salah satu bukti eksistensi Kerajaan Kutai yang paling kuat.
Harta Kerajaan
Ketopong Sultan Kutai
Mahkota milik raja Kerajaan Kutai yang terbuat dari emas.
Pedang Sultan Kutai
Pedang emas milik Raja Kutai yang dihiasi dengan ukiran berbentuk hewan.
Kura Kura Emas
Kura-kura emas ini merupakan hadiah dari pangeran Kerajaan Cina kepada putri Kerajaan Kutai.
Budaya dan agama Hindu dari India yang dikembangkan di Kerajaan Kutai diturunkan ke generasi baru
Tradisi Upacara Kurban
Pada masa kejayaan Kerajaan Kutai, Raja Mulawarman melakukan upacara kurban emas.
Pada era modern, upacara kurban masih dilakukan oleh penganut agama Hindu, tetapi tidak menggunakan emas.
Prasasti Canggu
Bercorak Buddha
Candi Brahu
Candi Pari
Bangunan
Budaya
Artefak
Prasasti
Prasasti Kedu
Prasasti Kalasan
Prasasti Ratu Boko
Bercorak Hindu
Bercorak Buddha
Candi Prambanan
Candi Borobudur
Candi Mendut
Candi Dieng
Toleransi antaragama
Kerajaan Mataram Kuno memiliki dua aliran kepercayaan yang berbeda tetapi rakyatnya tetap bisa bersosialisasi.
Budaya ini tetap ada di masa sekarang dimana masyarakat Indonesia menganut 6 agama yang berbeda.
Bangunan
Artefak
Prasasti
Candi
Prasasti
Talang Tuo
Harta Kerajaan
Candi Muara Takus
Candi Muaro Jambi
Koin-koin
Candi Jabung
Candi Cetho
Candi yang dibangun dengan corak Hindu yang seringkali dipakai rakyat sebagai tempat pemujaan.
Candi yang dibangun untuk mengenang dan memperingati adik angkat salah satu putra Prabu Brawijaya.
Candi yang terbuat dari bata merah dan digunakan sebagai tempat pemakaman anggota keluarga Raja Majapahit.
Candi bercorak Buddha yang disebut sebagai tempat pembakaran jenazah para raja-raja Majapahit.
Candi Tikus
Candi ini diperkirkan digunakan sebagai tempat pemandian keluarga raja Majapahit dan tempat untuk menampung air bagi keperluan masyarakat.
Sumber dan Referensi
Patung Emas
Patung emas dari Kerajaan Majapahit yang terbuat dari emas untuk menyerupai malaikat elegan.
Kitab yang ditulis oleh Empu Tantular dan bercerita tentang Sutasoma, seorang putra raja yang keluar dari istana untuk menjadi pendeta Budha.
Semboyan Negara Indonesia, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”, diambil dari kitab ini.
Prasasti Canggu adalah peninggalan Kerajaan Majapahit yang berisi tentang aturan di berbagai tempat penyeberangan di sekitar sungai Bengawan Solo dan Brantas.
Prasasti yang ditemukan di Candi Prambanan dan berisi tentang Raja Balaputra Dewa yang kalah pada peperangan.
Prasasti yang terbuat dari tembaga dan diisi dengan nama raja Majapahit yang memerintah pada Dinasti Sanjaya.
Prasasti yang berisi tulisan Sansekerta dalam huruf Pranagari dan menceritakan tentang Maharaja Terjapurnapana yang dibujuk untuk mendirikan bangunan suci.
Candi Dieng adalah candi yang berfungsi sebagai tempat pemujaan Trimurti bagi rakyat penganut Hindu.
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah candi bercorak Hindu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan.
Candi ini merupakan monumen Buddha yang terbesar di dunia.
Candi Borobudur dibangun di Medang atau Mataram Kuno sebagai tempat suci dan tempat ziarah.
Candi Mendut merupakan candi yang didirikan pada masa wangsa Sayilendra oleh Raja Indra, sebelum Candi Borobudur didirikan.
Prasasti Telaga Batu
Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti yang berisi tulisan dalan bahasa Melayu Kuno dengan huruf Pallawa dan berisi kutukan bagi rakyat yang melakukan kejahatan di Kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Kota Kapur
Prasasti pertama yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan ditemukan pada tahun 1892.
Koin emas yang digunakan sebagai mata uang bagi rakyat Kerajaan Sriwijaya
Prasasti yang ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dengan huruf Pallawa dan menceritakan tentang utusan Kerajaan Sriwijaya yang mengadakan sidhayarta menggunakan perahu.
Prasasti yang ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dengan huruf Pallawa dan menceritakan tentang pembangunan Taman Srisekerta.
Candi Muara Takus adalah pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya yang terdiri dari beberapa buah candi bercorak Buddha.
Kompleks Muaro Jambi terletak di tepi Sungai Batang Hari yang terdiri dari 110 candi dan diperkirakan merupakan pusat pendidikan umat Buddha.