Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Trauma dan Cidera - Coggle Diagram
Trauma dan Cidera
Luka Bakar
Definisi
Luka bakar atau bisa disebut combustion adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas, contohnya air panas, benda padat panas, asap atau api langsung, radiasi sinar ultraviolet/ infra merah, materi radioaktif, listrik atau bahan kimia.
Klasifikasi
Luka bakar derajat satu
Luka bakar derajat dua
Luka bakar derajat tiga
Etiologi
Termal
Luka bakar listrik
Luka bakar kimiawi
Luka bakar api
Penanganan awal
a.Menjauhkan penderita dari sumber luka bakar
b.Memadamkan pakaian yang terbakar
c.Menghilangkan zat kimia penyebab luka bakar
d.Menyiram dengan air sebanyak -banyaknya bila karena zat kimia.
e.Mematikan listrik atau buang sumber listrik dengan menggunakan objek yang kering dan tidak menghantarkan arus (nonconductive).
Pertolongan pertama
Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh,
Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek Torniket,
Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit.
Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi.
Evaluasi Awal
f.Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder
Penanganan lanjutan
Rawat inap semua pasien dengan luka bakar >10% permukaan tubuh;
Periksa apakah pasien mengalami cedera saluran respiratorik karena menghirup asap (napas mengorok, bulu hidung terbakar),
Resusitasi cairan (diperlukan untuk luka bakar permukaan tubuh > 10%).
Mencegah infeksi
Obati bila terjadi infeksi sekunder
Menangani rasa sakit
7.Periksa status imunisasi tetanus
Nutrisi
Prinsip perawatan luka
Menghentikan perdarahan
Mencegah infeksi
Profilaksis tetanus
Menutup luka
Infeksi luka
a.Buka luka jika dicurigai terdapat nanah
b.Bersihkan luka dengan cairan desinfektan
c.Tutup ringan luka dengan kasa lembap. Ganti balutan setiap hari, lebih sering bila perlu
d.Berikan antibiotik sampai selulitis sekitar luka sembuh (biasanya dalam waktu 5 hari).
Tatalaksana Perawatan Dirumah sakit
Resusitasi Cairan
Pemberian Nutrisi Adekuat
Medikamentosa
Perawatan Luka
Tenggelam
Definisi
Tenggelam atau drowning didefinisikan sebagai kematian karena akfiksia akibat terendam pada cairan, terutama air.
Klasifikasi
Berdasarkan Temperatur Air
1.Tenggelam di air hangat, jika temperatur air > 200C
2.Tenggelam di air dingin, jika temperatur air 5-200C
3.Tenggelam di air sangat dingin, jika temperatur <50C
Berdasarkan Jenis Air
Tenggelam dalam air tawar dan air asin
Tempat air alamiah (sungai , danau, laut dll)
4.Tempat air buatan manusia (bak mandi , sumur dll.
Patogenesis
Kekurangan udara dan biasanya panik
Refleks upaya inspirasi menyebabkan aspirasi air dan laringospasme terjadi asfiksia dan hipoksemia/asidosis.
Efek Drowning
Terhadap Paru
gangguan surfaktan alveolar, ketidak stabilan alveolar, atelektasis, dan penurunan compliance paru, dengan mismatching ventilasi/ perfusi (V/Q).
Hipoksia serius
Hipertensi pulmonal
Edema paru
Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
Pneumonia
Pneumonitis
Terhadap sistem saraf pusat
Takikardi
Hipertensi
Takipnea
Diaforesis
Agitasi
Kekakuan otot
Kejang akibat hipoksia serebral akut
Terhadap kardiovaskuler
Hipovolemia
Hipotensi berat
Disfungsi miokard
Hipertensi pulmonal
Aritmia primer
Infeksi
sinus
paru-paru
SSP
Infeksi tempat lain jarang.
Dapat disebabkan infeksi bakteri, amuba, dan jamur
Faktor yang meningkatkan resiko tenggelam
1.Balita dan kelompok usia remaja
2.Anak anak yang berada dalam kolam/ bendungan / saluran air dll
3.Air dengan arus deras/ pusaran/ bergelombang
4.Air yang lebih dingin
5.Pemakaian Alkohol dan obat obatan (pada pria)
6.Terkait cedera kepala dan leher
Kelelahan
Penanganan pada kejadian tenggelam
Penilaian awal dan resusitasi pada drawning
1.Menegaskan kembali prinsip ABC
2.Manuver Heimlich tidak efektif
3.Apabila fasilitas memungkinkan berikan oksigen 100%
4.Koreksi Hipoksia
5.Batasan tindakan intubasi harus sangat rendah
-Gagal nafas
-Hilangnya refleks perlindungan jalan nafas
-Memburuknya pemeriksaan neurologis
-Distress pernafasan berat atau hipoksia meskipun terdapat oksigen tambahan
-Hipotermia
Pemeriksaan penunjang
1.Pemeriksaan darahn, leukosit sedang, hematokrit dan hemoglobin normal pada awal kejadian,
aspirasi air tawar, hematokrit akan menurun pada 24 jam pertama karena hemolisis, peningkatan hemoglobin tanpa perubahan hematokrit, bisa terjadi DIC
2.ABG. Asidosis metabolik & hipoksemia
3.EKG. Sinus tachycardia
4.Foto toraks. Terdapat gambaran infiltrat dan edema paru
Rekomendasi yang bisa dilakukan
1.Lakukan resusitasi pra rujukan, termasuk ventilasi, pemasangan IV line, pemberian obat emergency
2.Resusitasi lanjutan dan stabilisasi diruang emergency
3.Perawatan suportif penuh di ICU selama minimal 48 jam
4.Pertimbangkan menghentikan terapi suportif, jika tidak ada perbaikan neurologis terdeteksi setelah 48 jam
Prinsip penanganan tenggelam
Memastikan Penolong Mengetahui, Memahami, Dan Dapat Melaksanakan Prinsip 3 Aman
Aman diri sendiri
Aman lingkungan
Aman korban
Bagi penolong yang tidak bisa berenang
Dapat meminta bantuan masyarakat sekitarnya dengan cara berteriak dan menghubungi ke nomor telepon darurat.
Melemparkan benda-benda yang dapat mengapung kearah korban seperti pelampung, tali, kelapa kering, botol plastik jerigen/galon kosong tertutup, ban dalam terisi angin, dan lain-lain.
Mengulurkan galah/bambu/kayu panjang, tali, kemudian menarik korban kedarat atau tempat yang aman
Bagi penolong yang bisa berenang
Dapat meminta bantuan masyarakat sekitar dengan cara berteriak dan menghubungi ke nomor telepon darurat.
Penolong mendekati korban dan menarik korban kedarat atau ketempat yang aman.
Menggunakan alat keselamatan (pelampung, galah/bambu kayu panjang, tali, kelapa kering, botol plastik jerigen jerigen galon kosong tertutup, ban dalam terisi angin, sekoci, dan lain-lain) untuk mendekati korban.
Setelah korban dipindahkan ke tempat yang aman, segera mencari pertolongan dan dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat serta melaporkan ke pihak berwajib (polisi)
Gigitan Ular Berbisa
Definisi
Gigitan ular atau snake bite dapat disebabkan ular berbisa dan ular tidak berbisa.Racun ular adalah racun hewani yang terdapat pada ular berbisa. Daya toksin bias ular tergantung pula pada jenis dan macam ular.
Klasifikasi
a.Derajat nol (0) = terdapat gambaran khas yaitu : terdapat Luka bekas gigitan, bisa terasa Nyeri atau timbul pembengkakan atau edema serta kemerahan atau eritema dengan lebar < 3cm dalam 12 jam.
b.Derajat satu (1) = terdapat Luka bekas gigitan, terasa Nyeri , Timbul pembengkakan atau edema serta kemerahan atau eritema dengan lebar 3 – 12 cm dalam 12 jam.
c.Derajat dua (2) = terdapat Luka bekas gigitan, terasa Nyeri sekali, Timbul pembengkakan atau edema serta kemerahan atau eritema dengan lebar 12 - 25 cm dalam 12 jam, timbul neurotoksik, terasa mual mual, pusing dan timbul syok.
d.Derajat tiga (3) = terdapat Luka bekas gigitan, terasa Nyeri sekali , Timbul pembengkakan atau edema serta kemerahan atau eritema dengan lebar lebih 25 cm dalam 12 jam, timbul perdarahan kulit, mual mual, pusing dan timbul syok.
e.Derajat empat (4) = erdapat Luka bekas gigitan, terasa Nyeri sekali , Timbul pembengkakan atau edema serta kemerahan atau eritema dengan lebar lebih 25 cm dalam 12 jam, timbul perdarahan kulit, mual mual, pusing, gagal ginjal kronik dan koma.
Manifestasi klinis
Vital sign: denyut nadi dan perbedaan tekanan darah saat duduk dan berdiri untuk melihat adanya postural drop.
Kulit dan membran mukosa: ptekie, purpura, ekimosis, dan pendarahan konjungtiva.
Sulcus gingivalis: tanda perdarahan sistemik spontan
Hidung: epistaksis
Abdomen: nyeri tekan abdomen sebagai tanda pendarahan intrabdomen atau retroperitoneal
Neurologis: lateralisasi, paralisis flaksid otot
Gejala berupa nyeri seluruh tubuh dan warna urin yang gelap merupakan indikasi kuat terjadinya rhabdomyolisis.
Penanganan Awal
insisi lokal, atau tusukan pada area gigitan,
usaha untuk menghisap bisa dari luka, mengikat erat tourniquet di sekitar gigitan,
shock elektrik,
penggunaan bahan kimiawi atau topikal, tanaman atau es batu.
menenangkan korban
melakukan imobilisasi seluruh tubuh korban dengan membaringkannya dalam recovery position¸ dan melakukan imobilisasi pada tangan/kaki yang terkena gigitan baik menggunakan sling, splint, maupun metode pressure bandage immobilization (PBI).
transportasi secepat mungkin korban menuju ke fasilitas kesehatan terdekat dan apabila memungkinkan bersama dengan ular yang menggigit, karena akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari penanganan medis korban.
Penanganan Lanjutan
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan lanjutan dan uji laboratorium
Pemberian anti bisa ular
Pemberian terapi tambahan
Manajemen luka gigitan
Penilaian pulang
Prinsip penanganan
Rekomendasi yang harus dilakukan
-Segera menjauh dari wilayah tempat di mana korban mengalami gigitan ular
-Jika ular masih menempel di lokasi gigitan, gunakan tongkat atau alat lain untuk melepaskannya
-Tetap tenang dan usahakan untuk mengingat jenis, warna, serta ukuran ular
-Posisikan area gigitan lebih rendah dari jantung
-Tutup bekas gigitan dengan kain kering yang bersih
-Singkirkan segala sesuatu yang ketat dari sekitar bagian tubuh yang mengalami gigitan, seperti cincin, gelang kaki, gelang tangan untuk mengurangi risiko apabila terjadi pembengkakan
-Longgarkan pakaian yang dipakai oleh korban
-Sekalipun korban memang benar digigit oleh ular berbisa, korban masih bisa diselamatkan karena biasanya risiko kematian tidak langsung terjadi segera setelah mengalami gigitan ular
-Metode perban imobilisasi tekanan hanya direkomendasikan untuk gigitan ular neurotoksik yang tidak menyebabkan pembengkakan lokal
-Gunakan tandu darurat untuk membawa orang yang terkena gigitan ke tempat di mana transportasi tersedia untuk membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat
-Bawa korban ke fasilitas kesehatan terdekat secepat mungkin
-Pantau jalan napas dan pernapasan korban dengan cermat dan bersiaplah untuk menyadarkan kembali apabila korban kehilangan kesadaran
Yang tidak boleh dilakukan
-Jangan memanipulasi luka, baik dengan cara menyedot bisa ular dari tempat gigitan atau menyayat kulit agar bisa keluar bersama darah
-Jangan menggosok bekas gigitan dengan zat kimia atau mengompresnya dengan air panas atau es
-Jangan memberi korban minuman beralkohol atau kopi
-Jangan pernah mencoba mengejar dan menangkap ular
-Hindari menggunakan metode pertolongan secara tradisional seperti memberikan obat-obatan herbal atau bentuk pertolongan pertama yang tidak direkomendasikan
Jangan pernah menggunakan tourniquet arteri atau alat penghenti pembuluh darah yang ketat
Gigitan Hewan Tidak Berbisa
Definisi
Pada umumnya terdapat empat binatang yang paling sering menyebabkan luka gigitan pada manusia yaitu anjing, kucing, tikus dan ular. Sebagian besar kasus (60-90%) luka gigitan disebabkan oleh anjing, diikuti kucing sebesar 5-15% dan sisanya oleh binatang yang lain. Komplikasi terberat luka gigitan binatang ini adalah terinfeksi virus rabies pada luka akibat gigitan anjing dan kucing, serta kematian pada gigitan ular.
Klasifikasi
Rabies
Gejala ringan
Tahap prodormal
Tahap sensoris
Eksitasi
Tahap paralisis
Tanda dan Gejala
Gejala ringan
1.Bengkak
2.Gatal-gatal
3.Ruam dan kemerahan
4.Panas seperti terbakar
5.Kaku atau kesemutan
6.Nyeri pada area yang digigit.
Gejala yang membutuhkan pertolongan medis
1.Demam
2.Mual dan muntah
3.Pusing
4.Pingsan
5.Jantung berdebar
6.Bengkak di wajah, bibir, atau tenggorokan
7.Sulit menelan dan bicara
8.Sesak napas.
Pertolongan pertama
Gigitan anjing
1.Cuci bekas gigitan anjing sampai bersih
2.Cuci dan tekan area yang terluka
3.Balut luka dengan kain
4.Mengonsumsi obat pereda nyeri
5.Periksakan diri ke dokter
Pencegahan
Rabies
Pencucian luka
Pemberian antiseptik
Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR)
Vaksin
Macam vaksin
A.Purified Vero Rabies Vaccine/PVRV (Verorab®)
B.Purified Chick Embriyo Cell-culture Vaccine/PCECV (Rabipur®)
Hal yang harus diperhatikan
Jenis vaksin
Kontraindikasi
Reaksi Alergi
Interaksi obat
Efek samping
Penyimpanan
Waktu kadaluarsa
Keracunan
Definisi
Keracunan adalah kondisi yang disebabkan oleh menelan, mencium, menyentuh, atau menyuntikkan berbagai macam obat, bahan kimia, racun, atau gas.
Klasifikasi
Keracunan makanan
Jamur
Kentang hijau
Hidangan hasil laut
Keracunan bahan berbahaya rumah tangga
Keracunan asam cuka, air keras
Keracunan aseton
Keracunan bensin, minyak tanah
Keracunan insektisida
Keracunan spiritus/metanol
Keracunan kamper
Keracunan kaporit
Keracunan karbol
Keracunan terpetin
Keracunan obat-obatan
Keracunan hidrokarbon
Botulisme
Keracunan carbamate (Baygon)
Organofosfat
Tanda/Gejala
Pusing
Mual
Muntah
Kesadaran menurun
Kejang (cramp) perut/usus
Penanganan
Keracunan botulinum
Memuntahkan benda atau makanan yang tertelan
membilas lambung
memberikan antioksidan dan antibiotik
Keracunan kepiting, udang dan ikan laut
1.Mengusahakan memuntahkan isi perut anak dengan cara mencolok tenggorokannya dengan jari yang bersih atau memberi minuman air hangat. Jika perlu terus diberi minum sampai muntah.
2.Anak yang menderita segera diberi obat penawar racun berupa norit.
3.Jika pingsan dan tak bernapas segera diberi pernapasan buatan.
4.Jika terjadi diare diberi cairan oralit
5.Jika semua tindakan telah dilakukan dan tidak ada perubahan, segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat.
Keracunan obat
1.Pertahankan jalan napas dan ventilasi
2.Absorpsi dan keluarkan obat
3.Perawatan umum pada pasien tak sadar-perawtan, fisioterapi, mempertahankan keseimbangan cairan untuk fungsi ginjal, dan mengatasi syok
4.Pemeriksaan psikiatrik
5.Pusat terapi racun.
Prinsip Tatalaksanaan
Prinsip Penatalaksanaan Terhadap Racun Yang Terhirup
Keluarkan anak dari sumber pajanan.
Berikan oksigen, jika diperlukan
Terhirupnya gas iritan dapat menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan napas bagian atas, bronkospasme dan delayed pneumonitis. Intubasi endotrakeal, bronkodilator dan bantuan ventilator mungkin diperlukan.
Prinsip Penatalaksanaan Keracunan Melalui Kontak Kulit Atau Mata
Kontaminasi kulit
Lepaskan semua pakaian dan barang pribadi dan cuci menyeluruh seluruh daerah yang terkontaminasi dengan air hangat yang banyak.
Gunakan sabun dan air untuk bahan berminyak.
Petugas kesehatan yang menolong harus melindungi dirinya terhadap kontaminasi sekunder dengan menggunakan sarung tangan dan celemek.
Pakaian dan barang pribadi yang telah dilepas harus diamankan dalam kantung plastik transparan yang dapat disegel, untuk dibersihkan lebih lanjut atau dibuang.
Kontaminasi mata
Bilas mata selama 10-15 menit dengan air bersih yang mengalir atau garam normal, jaga curahannya tidak masuk ke mata lainnya.
Penggunaan obat tetes mata anestetik akan membantu irigasi mata.
Balikkan kelopak mata dan pastikan semua permukaannya terbilas.
Pada kasus asam atau alkali irigasi mata hingga pH mata kembali dan tetap normal (periksa kembali pH mata 15-20 menit setelah irigasi dihentikan). Jika memungkinkan, mata harus diperiksa secara seksama dengan pengecatan fluorescein untuk mencari tanda kerusakan kornea. Jika ada kerusakan konjungtiva atau kornea, anak harus diperiksa segera oleh dokter mata.
Prinsip Penatalaksanaan Terhadap Racun Yang Tertelan
Dekontaminasi Lambung
Periksa anak apakah ada tanda kegawatan dan periksa gula darah
Identifikasi bahan racun dan keluarkan bahan tersebut sesegera mungkin.
Jika anak tertelan minyak tanah, premium atau bahan lain yang mengandung premium/minyak tanah/solar (pestisida pertanian berbahan pelarut minyak tanah) atau jika mulut dan tenggorokan mengalami luka bakar (misalnya karena bahan pemutih, pembersih toilet atau asam kuat dari aki), jangan rangsang muntah tetapi beri minum air.
Jangan gunakan garam sebagai emetik karena bisa berakibat fatal.
Jika anak tertelan racun lainnya. Berikan arang aktif (activated charcoal) jika tersedia, jangan rangsang muntah. Arang aktif diberikan peroral dengan atau tanpa pipa nasogastrik. Jika menggunakan pipa nasogastrik, pastikan dengan seksama pipa nasogastrik berada di lambung.
Jika arang aktif tidak tersedia, rangsang muntah (hanya pada anak sadar) yaitu dengan merangsang dinding belakang tenggorokan dengan menggunakan spatula atau gagang sendok.