Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
DOKTRIN POKOK AKIDAH ISLAM - Coggle Diagram
DOKTRIN POKOK AKIDAH ISLAM
Eksistensi Tuhan Dan Fitrah Manusia Untuk Beragama
Menurut A. J. Hescel, memahami eksistensi Tuhan merupakan pencarian rumit yang tidak pernah final.
Agama merupakan kelanjutan dari
nature
manusia sendiri, yang merupakan wujud nyata kecenderungan alamiahnya untuk mencari kebaikan dan kebenaran.
Menurut Ibn Taimiyah, fitrah beragama disebut sebagai
Fitrah Munazzalah
(fitrah yang diturunkan) untuk menguatkan
Fitrah Majbulah
yang sudah ada dalam diri manusia secara alamiah.
Meski dilahirkan dari pasangan suami istri ateis dan dibesarkan di lingkungan masyarakat yang tidak mengenal Tuhan, manusia lahir di muka bumi dengan membawa fitrah kesucian dan keimanan.
Tauhid, Esensi Dari Ajaran Islam
TAUHID
Tauhid diambil dari kata
wahhada-yuwahhidu-tauhidan
yang berarti "mengesakan".
Dalam ajaran Islam, tauhid berarti keyakinan akan keesaan Allah.
Tauhid adalah inti seluruh tata nilai dan norma Islam.
Ilmu tauhid mengkaji dan membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keimanan.
Posisi strategis doktrin tauhid dalam ajaran Islam yaitu dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekkah dititikberatkan pada usaha pembinaan tauhid dan dalam ibadah
mahdhah
(ritual khusus), pelaksanaannya hanya ditunjukkan langsung kepada Allah SWT.
SYIRIK
Pengertian
Syirik ialah menyekutukan Allah SWT dengan melakukan perbuatan yang seharusnya hanya ditujukan kepada-Nya.
Syirik akbar (syirik besar)
Menjadikan Tuhan selain Allah.
Menyembah, menaati, dan meminta pertolongan kepada selain Allah.
Melakukan perbuatan lain yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah.
Syirik asghar (syirik kecil)
Bersumpah atas nama selain Allah.
Berkorban untuk selain Allah.
Sihir; meminta pertolongan pada jin dan setan.
Ramalan; asumsi mengetahui dan melihat rahasia masa depan melalui perbintangan dan sebagainya.
Karakteristik Akidah Islam
Agama Fitrah
Agama Islam diturunkan Allah untuk kepentingan dan kebahagiaan manusia.
Bersifat Universal
Perjumpaan ajaran Islam dengan tradisi dan budaya sekitarnya dilakukan dengan cara akomodasi kreatif.
Melanjutkan Tradisi Tauhid
Tauhid merupakan urat nadi dan tujuan utama agama Islam.
Menyempurnakan Agama yang Terdahulu
Sebelum Islam datang, telah ada banyak agama di dunia ini, baik yang masuk kategori
samawi
(agama langit) maupun
ardhi
(agama bumi).
Mendorong Kemajuan
Kemajuan peradaban manusia akan terwujud apabila manusia mampu memanfaatkan potensi akalnya dengan baik.
Perbandingan Agama (Muqaranah Al-Adyan)
Yahudi
Agama tertua di antara agama Semitik dan hidup hampir 4000 tahun.
Penyebar sebenarnya adalah Nabi Musa AS.
Yahudi ortodoks memandang Ibrahim AS sebagai Bapak Monoteisme karena ia adalah pioner tradisi monoteistik.
Nabi Musa AS adalah orang yang membuka, menetapkan, dan mengukuhkan pandangan hidup keagamaan ini.
Monoteisme Yahudi adalah monoteisme transenden dan etis.
Gangguan politeistik dan asosianistik (syirik) datang sehingga menodai kemurnian doktrin tauhidnya.
Nabi Musa membawa kepada perjanjian dengan Tuhan mereka, yaitu Yahweh di Gurun Sinai.
Kristen
Orang Kristen pada awalnya adalah bangsa Yahudi.
Kristen adalah agama orang yang mengaku percaya kepada dan mengikuti Yesus Kristus (Isa al-Masih).
Berkembang dari kehidupan dan karya Yesus dari Nasaret.
Kristen lebih mementingkan doktrin Trinitas daripada ajaran tauhid. Tuhan menginkarnasi sebagai manusia dan menebus dunia.
Istilah "Kristen" atau "Kristenitas" berasal dari kata Yunani
Christos
sebagai terjemahan istilah Ibrani
Mesias
yang digunakan orang Yahudi untuk menunjuk penyelamat agung mereka.
Islam, Agama Lama yang Baru
Bila dilihat dari esensi pesan semua nabi, Islam adalah agama tertua yang telah ada sejak Nabi Adam AS.
Islam mengidentikkan dirinya dengan agama primordial (al-din alhanif= agama yang benar).
Islam memadukan kedua sikap dari Yahudi yang memberikan penekanan pada aspek "eksoteris" (lahiriah) serta Kristen yang memberikan penekanan aspek "estoris" (batiniah).
Tuhan, menurut Islam adalah Maha Kuasa, Sang Penghukum, Hakim Yang Adil (seperti Tuhan orang-orang Yahudi) dan sekaligus Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, dan Maha Pemaaf (seperti Tuhan orang-orang Kristen).
Islam memulihkan kembali keseimbangan sempurna antara eksoterisme (lahiriah) dan esoterisme (batiniah) yang dimiliki monoteisme murni dan diwahyukan kepada Nabi Ibrahim AS.