Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SKENARIO 4, dari mekanisme ini akan mengaktifkan imun bawaan dan imun…
SKENARIO 4
Hepatitis B
etiologi
terinfeksi virus hepatitis B, Masa inkubasi berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari.
morfologi virus
mempunyai double stranded DNA, nukleokapsid, dan envelope, family hepadnaviridae
penularan
parental, seksual, vertikal (ibu ke anak)
Epidemiologi
50-70 % usia 30 - 40 tahun
daerah endemik infeksi di china
Indonesia (3,5 - 20%)
Patofisiologi
Fase 1 : immune tolerant
ditandai dengan sistem imun menghambat replikasi virus hepatitis B
Fase 2 : immune reactive
fase ini HBeAg positif, kadar ALT meningkat, dan anti HBc, IgM mulai terproduksi
Fase 3 : low replicative phase
virus nya masih ada, tetapi tidak mengalami replikasi (inactive carrier state)
Fase 4 : HBeAg positif
virus tetap replikasi jadi menyebabkan kerusakan pada hepar
Fase 5 : HBsAg negative
replikasi virus berhenti, tetapi virusnya beresiko untuk ditularkan
Patogenesis
mekanisme infeksi virus
Attachment (Virus menempel di reseptor permukaan sel)
.2. Penetration (Virus masuk secara endositosis ke hepatosit)
Uncoating (HBV bereplikasi dengan menggunakan RNA (pelepaan kapsid)
Replication (Pregenom RNA dan mRNA dan translansi mRNA)
Assembly (Enkapsidasi pregenom RNA, HBcAg dan enzim polimerase)
Release (DNA disintesis dan terjadi proses coating partikel core lalu virus baru akan dikeluarkan ke sitoplasma, kemudian dilepaskan dari membran sel.
fase- fase
akut
< 6 bulan
Demam, Ikterus, Hepatomegali
HBsAg +, HBcAg +, IgM anti HBc +, Anti HBsAg +, HBeAg+
kronis
6 bulan
Serosis hati, Hepatocarcinoma
Anti HBsAg+, HBeAg -, IgG anti HBc +
Diagnosis
Uji Serologi
mendeteksi antigen dan antibodi
antigen
HBsAg
HBcAg
HBeAg
antibodi
Anti HBs
IgM Anti HBc
IgG anti HBc
Anti HBe
PCR
deteksi DNA HBV
tes fungsi hepar
tes fungsi kadar ALT
tata laksana
memeriksa kadar SGPT setiap 6 bln
pemilihan terapi
terapi antiviral
lamvidune
terapi interferon
pegilated interferon alfa
monitoring terapi
pencegahan
medis
imunisasi
mengindari kontak langsung dengan penderita
personal hygiene
hindari penggunaan barang sembarangan
islam
Q.S Al-A’raf : 96
meningkatkan ketaqwaan
Q.S Al-A’raf : 157
konsumsi makanan halal
Ilmu Kedokteran Dasar
Anatomi Hepar
triad portal
v. porta hepatica
A. hepatica
ductus biliaris
lobus
dextra
sinistra
caudatus
quadratus
Kanalikuli Empedu
Histologi Hepar
sel hepatosit
sel kuppfer
sel- sel endotel
celah disse
v. centralis
FIsiologi
Respon Imun
non spesifik
diawali aktivasi NK Cell hepar yaitu sel kupver (makrofag)
terjadi inflamasi, sehingga produksi sitokin IL 1, IL 6, Interferon (IFN) Gamma
menyebabkan kenaikan setpoint hipotalamus sehingga terjadi DEMAM
spesifik
diawali aktivasi sel limfosit B, sehinga memproduksi antibodi
aktivasi sel T hepar (CD4+)
aktivasi sel T sitotoksid (CD8+)
Metabolisme Bilirubin
sel eritrosit hancur, Heme melepaskan Feri terbentuklah biliverdin
biliverdin menjadi biirubin, dibawa oleh hepar menjadi bilirubin terkonjugasi
bilirubin terkonjugasi akan diteruskan ke duodenum yang disebut urobilirubin
Jika terjadi kerusakan sel hepar maka akan menyebabkan bilirubin gagal terkonjugasi yang akan menjadi bilirubin bebas yang masuk ke pembulu darah dinamakan jaundice atau ikterus
manifestasi klinis
ikterus
definisi
penimbunan pigmen empedu dalam tubuh yang menyebabkan warna kuning pada jaringan
etiologi
penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi dalam empedu akibat faktor intrahepatik dan ekstrahepatik yang bersifat fungsional ata mekanik
klasifikasi
ikterus hemolitik
peningkatan produksi bilirubin dari proses hemolisis
ikterus obstructif
obstruksi duktus biliaris ( yang sering terjadi bila sebuah batu empedu atau kanker menutupi duktus koledokus) atau kerusakan sel hati ( yan terjadi pada hepatitis)
patofisiologi
tahap pre hepatic
hemolisis yang meningkat karena peningkatan jumlah HB pada darah akibat eritropoiesis yang tidak efektif dan keadaan setelah transur darah
tahap intra hepatic
hepatitis virus akut, sirosis
tahap post hepatic
obstruksi saluran empedu yang dapat disebabkan oleh batu empedu, dan tumor
demam
definisi
proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk kedalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh
etiologi
infeksi bakteri (tifoid), virus (pilek dan flu) , jamur ataupun parasit , suhu lingkungan, imunisasi.
patofisiologi
patogen menstimulasi imun adaptiv dan imun non spesifik ,kemdian mensekresikan beberapa mediator inflamatori, yang paling penting intelen ke IL6,IL1 dan IFN gama atau disebut pirogen endogen yg menstimulasi PG2 yang akan meningkatkan setpoin pada hipotalamus, yg menyebabkan menggigil karena meningkatan fase kondisi poriver
klasifikasi
Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari
Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari
Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam, contoh pada penderita pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria
keluhan
keluhan kuning seluruh badan, 1 minggu, Sklera ikterus +, Hepatomegali +, demam 38,5, TD 120/80, nadi 92x RR 20x, HbsAg, IgM antiHbs, IgG antiHbs (+)
dari mekanisme ini akan mengaktifkan imun bawaan dan imun spesifik, sehingga terjadi 2 kemungkinan yaitu virusnya tereliminasi, atau menjadi Infeksi yg menyebabkan nekrosis parenkim yaitu hepatomegali