Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
PNEUMONIA - Coggle Diagram
PNEUMONIA
Patofisiologi
Sumber patogen
: Aspirasi bahan di orofaring, kebocoran mulut saluran endotrakeal, inhalasi, sumber patogen yang berkoloni di pipa endotrakeal
Patogen melewati mekanisme pertahanan inang (daya tahan mekanik, pertahanan humoral, seluler)
Patogen sampai ke trakea
Infeksi menyebabkan peradangan membran paru
Cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk
Rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi O2 menurun
kesulitan bernafas, sianosis, asidosis respiratorik dan kematian
Pneumonia Lobar
Edema alveolar dan kongesti vaskular (24 jam pertama)
Red Hepatization
, menyerang konsistensi hati. Neutrofil, eritrosit, dan sel epitel terdeskuamasi. Terjadi endapan fibrin di alveoli
Gray Hepatization
, paru tampak coklat tua, terjadi akumulasi hemosiderin dan hemolisis eritrosit (2-3 hari)
Resolusi, infiltrat selular diserap kembali, paru dipulihkan
Diagnosis
Foto thorax
Infiltrat alveolar
: konsolidasi paru dengan
air bronchogram
Infiltrat interstisial
: peningkatan corak bronkovaskular,
peribronchial cuffing
, hiperaerasi
Bronkopneumonia
: gambaran difus merata pada kedua paru (bercak infiltrat yang dapat meluas hingga perifer paru), peningkatan corak peribronkial
Pneumonia bakteri
Chlamydia
: Eosinofilia
Bakteremi
: Leukopenia (30.000/mm3)
Terdapat
anemia ringan
dan
laju endap darah
meningkat
Leukositosis (15.000-40.000/mm3) dengan predominan PMN
Pneumonia virus
Efusi pleura
: cairan ekstrudat dengan sel PMN 300-100.000/mm3, protein >2,5 g/dL, glukosa relatif lebih rendah daripada glukosa darah
Terdapat
anemia ringan
dan
laju endap darah
meningkat
Leukosit
: DBN atau sedikit meningkat
Pemeriksaan Fisik
Suara napas melemah
Pekak perkusi
Ronchii
Faktor Risiko
Faktor predisposisi lain
: pasien dengan imunodefisiensi
Kritis
: ventilasi mekanik >48 jam, lama perawatan di ICU
Pada inang dan terapi
: pemberian antibiotik, penyakit penyerta yang berat, tindakan invasif pada saluran nafas
Definisi
Alveolus terisi dengan cairan dan sel darah
Peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus respiratorius, dan alveoli
Menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga dapat mengganggu pertukaran O2 dan CO2
Etiologi
Berdasarkan usia
4 bulan - 5 tahun
Staphylococcus aureus
Moraxella catharalis
Haemophillus influenza type B
Virus Influenza
Streptococcus pneumoniae
Virus Parainfluenza
Mycoplasma pneumoniae
Virus Adeno
Chlamydia pneumoniae
Respiratory Syncytialvirus
3 minggu - 3 bulan
Staphylococcus aureus
Virus Sitomegali
Haemophillus influenzae type B
Virus Influenza
Streptococcus pneumoniae
Respiratory Syncytial virus
Chlamydia trachomatis
Lahir-20 hari
E. coli
Streptococcus group D
Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Streptococcus group B
Virus Sitomegali
Virus Herpes simplek
Nosokomial
Di masyarakat
Streptococcus pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Hemophilus influenza
Legionella pneumophila
chlamydia pneumonia
anaerob oral
adenovirus
influenza tipe A dan B
Di RS
basil usus gram negative (
E. coli, Klebsiella pneumonia
)
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
anaerob oral
Umum
Bakteri
:
Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, dan streptokokus beta hemolitikus grup A
Virus
:
respiratory syncitial virus
(RSV),
parainfluenzae, influenzae, dan adenovirus
Mycoplasma
Haemophilus influenzae type B
Klasifikasi
Berdasarkan anatomi
Pneumonia lobaris
Seluruh atau sebagian besar lobus paru
Pneumonia bilateral
: kedua paru
Bronkopenumonia
pada ujung akhir bronkiolus yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen
membentuk bercak konsolidasi dalam lobus
Pneumonia interstisial
Inflamasi terjadi di dalam dinding alveolar (interstisium), jaringan peribronkial, dan interlobular
Berdasarkan etiologi
Pneumonia Komunitas (PK)
pneumonia infeksius pada seseorang yang
tidak menjalani rawat inap
di rumah sakit
Pneumonia Nosokomial (PN)
diperoleh
selama perawatan di rumah sakit atau sesudahnya
karena penyakit lain atau prosedur
Pneumonia aspirasi
disebabkan oleh
aspirasi oral atau bahan dari lambung
, baik ketika makan atau setelah muntah
Pneumonia
immunocompromised
pneumonia yang terjadi pada penderita yang mempunyai
daya tahan tubuh lemah
Berdasarkan MTBS
Pneumonia Berat
Tanda bahaya umum (muntah, kejang, letargis)
Retraksi dinding dada
Stridor
Pneumonia
Nafas cepat
Batuk
Bukan Pneumonia
tidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat
Tanda Gejala
Faktor yang mempengaruhi gambaran klinis
Immunologik
Imaturitas anatomik
Mikroorganisme penyebab yang luas
Gejala klinis yang tidak khas terutama pada bayi
terbatasnya penggunaan prosedur diagnostik invasif
faktor patogenesis
Gejala Infeksi Umum
Demam
Sakit kepala
Malaise
Turunnya nafsu makan
Mual
Muntah
Diare
Gejala Gangguan Respiratori
Batuk
Sesak nafas
Retraksi dada
Takipnea
Nafas cuping hidung
Merintih
Sianosis
Natural History of The Disease
Gejala
: demam mendadak, menggigil, kaku, nyeri dada pleuritik, batuk produktif mukopurulen, sputum berkarat,
dyspneu
,
tachypneu
, hipoksia, takikardi, malaise, kelemahan
Penularan
: kontak langsung dari orang ke orang melalui tetesan pernapasan dan autoinokulasi pada orang yang membawa bakteri di SPA
Penanganan
Pneumonia Ringan
Tatalaksana
Rawat jalan
Antibiotik
Kotrimoksasol (4 mg TMP/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari
Amoksisilin (25 mg/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari
Untuk pasien HIV diberikan selama 5 hari
Tindak Lanjut
Beri makan
Kembali ke fasyankes 2 hari kemudian atau lebih cepat ketika keadaan anak memburuk dan tidak bisa minum/menyusu
Ketika kembali
Jika pernapasannya
membaik (melambat)
, demam berkurang, nafsu makan membaik, lanjutkan pengobatan sampai seluruhnya 3 hari
Jika frekuensi pernapasan, demam dan nafsu makan
tidak ada perubahan
, ganti ke antibiotik lini kedua dan nasihati ibu untuk kembali 2 hari lagi
Jika ada tanda
pneumonia berat
, rawat anak di rumah sakit
Pneumonia Berat
MRS
Terapi Antibiotik
Terapi Oksigen
Perawatan di Rumah
Penuhi kebutuhan cairannya, jangan sampai anak dehidrasi
Jika anak mulai susah diajak makan, ibu bisa mengantisipasi dengan memberikan lebih banyak minum dari biasanya
Jika anak alami batuk akibat pneumonia, jangan asal berikan obat batuk, sebab itu tak akan membantu penyembuhan
Berikan antibiotik. Pastikan antibiotik yang telah diresepkan oleh dokter dan diberikan sesuai intruksi
Hindari anak dari paparan asap rokok
ajak anak untuk banyak beristirahat