Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Mekanisme Sesak Napas

1607803743

Definisi PPOK

Edukasi

Patofisiologi PPOK

anatomi-paru1

Suatu penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara yang persisten dan biasanya bersifat progresif serta berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronis pada saluran napas

Klasifikasi PPOK

Berdasarkan tingkat keparahan GOLD

Ringan : FEV 1 ≥ 80% prediksi

Sedang : 50% ≤ FEV < 8-% prediksi

Berat : 30% ≤ FEV1 < 50% prediksi

Sangat berat : FEV1 < 30% prediksi

Etiologi

Bronkitis Kronik ( gangguan pada saluran napas)

Emfisema (Gangguan pada pleura)

Fakto Resiko

Merokok

Paparan lingkungan yang mengandung polutan

Riwayat keluarga

Riwayat eksaserbasi

Riwayat penyakit dasar seperti penyakit jantung,
osteoporosis, penyakit musculoskeletal

Cara Menegakkan Diagnosis

Anamnesis

Adanya riwayat merokok, polusi tempat kerja, dan paparan lingkungan tempat tinggal

Produksi sputum pada awalnya sedikit dan berwarna putih kemudian menjadi banyak dan kuning keruh

Batuk kronik yang tidak hilang selama beberapa bulan kemudian memberat selama beberapa hari

Sesak napas yang semakin lama semakin memberat terutama saat melakukan aktivitas berat (terengah-engah), sesak berlangsung lama, hingga sesak yang tidak pernah hilang sama sekali dengan atau tanpa bunyi mengi

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : purse lips breathing, Barrel chest pada thorak, pink puffer (pada emfisema) dan blue bloater (bronkitis kronik)

Palpasi : vokal fremitus melemah dan sela iga melebar

Perkusi : Hipersonor akibat peningkatan jumlah udara yang terperangkap, batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah

Auskultasi : Suara nafas vesikuler normal atau melemah, terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernafas biasa atau pada ekspirasi paksa, dan ekspirasi memanjang

Pemeriksaan Penunjang

Uji Faal Paru dengan Spirometri dan Bronkodilator (post-bronchodilator)

Foto Torak PA dan Lateral : Pada emfisema didapatkan gambaran hiperinflasi, yaitu diafragma rendah dan rata, hiperlusensi, ruang retrosternal melebar, diafragma mendatar, dan jantung yang menggantung/penduler (memanjang tipis vertikal)

Photo Thorak : Pada Bronkitis Kronik dapat menunjukkan hasil yang normal ataupun dapat terlihat corakan bronkovaskuler yang meningkat disertai sebagian bagian yang hiperlusen.

Analisa Gas Darah (AGD)

Diagnosa Banding

Asma Bronkial

Heart Failure

Bronkiektasis

Tb Paru Aktif

Bronkitis kronik

Tatalaksana

Farmako

Populasi A: pasien dengan terapi bronkodilator berdasarkan efek terhadap gejala sesak. Dapat berupa obat kerja panjang dan kerja pendek.

Populasi B: terapi utama harus mengandung bronkodilator kerja panjang dan dikonsumsi apabila gejala muncul. Pada pasien dengan gejala sesak berat pada monoterapi, direkomendasikan menggunakan 2 jenis bronkodilator.

Populasi C: terapi utama harus mengandung bronkodilator kerja panjang tunggal

Populasi D: terapi dimulai dengan LABA/LAMA sebagai pencegahan eksaserbasi. Apabila eksaserbasi tidak dapat diterapi dengan LABA/LAMA, maka dapat ditambahkan roflumilast atau macrolide, dan stop ICS.

Non-farmako

Terapi oksigen dan ventilasi

Edukasi merokok dan self management

Aktivitas fisik dan program rehabilitasi paru

Intervensi bronkoskopi dan operasi

Komplikasi

Prognosis

Gagal napas

Infeksi berulang

Cor pulmonal

dari PPOK cukup buruk, karena PPOK tidak dapat disembuhkan secara permanen, 30% penderita dengan sumbatan yang berat akan meninggal dalam waktu satu tahun, 95% meninggal dalam waktu 10 tahun.

Menghindari asap rokok, hindari polusi udara, hindari infeksi saluran pernapasan berulang.

Mencegah perburukan PPOK dengan berhenti merokok, gunakan obat-obatan adekuat, mencegah eksaserbasi berulang

Nama : Puja Rahmania
NPM : 1908260060