Sindroma Geriatri

Fisiologi Penuan

Jenis-jenis "14 i"

click to edit

Pedoman Nutrisi Pada Lansia

Tatalaksana

Penatalaksanaan P3G

Edukasi

Etiologi

Faktor Resiko

Defenisi

pasien usia lanjut yang berusia lebih dari 60 tahun serta mempunyai ciri khas multipatologi, tampilan gejalanya tidak khas, daya cadangan faali menurun, dan biasanya disertai gangguan fungsional.

Penderita geriatri berbeda dengan penderita dewasa muda lainnya, baik dari segi konsep kesehatan maupun segi penyebab, perjalanan, maupungejala dan tanda penyakitnya sehingga, tatacara diagnosis pada penderita geriatri berbeda dengan populasi lainnya

proses penuaan alami

faktor lingkungan

faktor genetik

status ekonomi rendah

Perubahan Penuaan Normal Sistem Saraf

Perubahan Sistem Saraf dengan Penyakit

Sistem kardiovaskular

Perubahan Sistem Endokrin

Perubahan di Paru-Paru

Temuan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem Gastrointestinal

↓ dalam imunitas yang dimediasi sel

↑ di autoantibody

↓ dalam limfosit yang beredar

↓ antibodi alami untuk menantang

↓ pada massa limfatik timus

kegagalan testis

diabetes

kegagalan ovarium

disfungsi tiroid

perubahan neurotransmiter hormonal

↓ dalam kecepatan waktu reaksi

↓ kecepatan konduksi saraf

perubahan seluler morfologis

↓ dalam volume otak

↓berat di otak 10% (usia 30-70 tahun)

↓ atau hilangnya sel di area tertentu

gangguan penciuman, rasa, sentuhan dan nyeri

hilangnya sensasi dapat menyebabkan penundaan dalam mencari perawatan

↓ dalam penglihatan dan pendengaran

↓ dalam kemampuan kognitif

atrofi otak karena HTN atau fib atrium

↓ dalam keterampilan motorik atau paresis atau kelumpuhan

perubahan katup utama

masalah konduksi utama

↓ dalam curah jantung

risiko hipertensi lebih besar pada sistolik dibandingkan diastolik

gagal jantung

Penurunan jumlah ujung saraf di laring

Refleks batuk menjadi tumpul sehingga menurunkan efektivitas batuk.

Sel kelenjar di saluran udara besar berkurang

Penurunan kadar IgA sekretori di hidung & paru-paru  penurunan kemampuan untuk menetralkan virus.

Jumlah silia & tingkat aktivitasnya berkurang

Jumlah alveoli tidak berubah secara signifikan

motilitas yang tidak teratur

gangguan penyerapan

↓ sekresi

↑ di neoplasia

atrofi mukosa seluruhnya

click to edit

Sistem muskuloskletal

osteoporosis

penyakit sendi degeneratif (osteoartritis)

Sistem Genitourinari

Sistem Hematologi

KULIT DAN INTEGUMEN

Penurunan kapasitas kandung kemih dari sekitar 500-600mL menjadi sekitar 250ml

Ureter otot, uretra, & kandung kemih kehilangan tonus & elastisitas. Kandung kemih mungkin menahan urin.

Sel sumsum tulang mengandung sedikit hematopoitik  frekuensi anemia meningkat

Sklerotik arteriol

Penurunan lemak subkutan  Dekubitus, hipotermia

Atrophi: epidermis, kelenjar keringat, dan folikel rambut

Degenerasi kolagen dan serat elastis

Impaksi feses

Isolation

Impairment of vision and hearing

Inanition

Infection

Impecunity

Intelectual impairment

Iatrogenesis

Incontinence

Insomnia

Instability

Immune deficiency

Immobility

Impotence

sebagai keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih, dengan gerak anatomi tubuh menghilang akibat perubahan fungsi fisiologis. Berbagai faktor fisik, psikologis, dan lingkungan dapat menyebabkan imobilisasi pada usia lanjut. Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidakseimbangan, dan masalah psikologis.

Terdapat banyak faktor yang berperan untuk terjadinya instabilitas dan jatuh pada orang usia lanjut. Berbagai faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien) dan faktor risiko ekstrinsik (faktor yang terdapat di lingkungan).

sebagai keluarnya urin yang tidak dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan. Inkontinensia urin merupakan salah satu sindroma geriatrik yang sering dijumpai pada usia lanjut.

Infeksi pada usia lanjut (usila) merupakan penyebab kesakitan dan kematian no. 2 setelah penyakit kardiovaskular di dunia. Hal ini terjadi akibat beberapa hal antara lain: adanya penyakit komorbid kronik yang cukup banyak, menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya komunikasi usila sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini

Ialah sebagai keluarnya urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki tanpa memperhatikan frekuensi dan jumlahnya, sehingga mengakibatkan masalah sosial dan higienis. Inkontinensia urin seringkali tidak dilaporkan oleh pasien atau keluarganya karena malu atau tabu untuk diceritakan.Masalah inkontinensia urin umumnya dapat diatasi dengan baik jika dipahami pendekatan klinis dan pengelolaannya.


Kelemahan nutrisi merujuk pada hendaya yang terjadi pada usia lanjut karena kehilangan berat badan fisiologis dan patologis yang tidak disengaja. Anoreksia pada usia lanjut merupakan penurunan fisiologis nafsu makan dan asupan makan yang menyebabkan kehilangan berat badan yang tidak diinginkan. Pada pasien, kekurangan nutrisi disebabkan oleh keadaan pasien dengan gangguan menelan, sehingga menurunkan nafsu makan pasien.

Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada geriatri. Presbikusis sensorik yang sering sekali ditemukan pada geriatri disebabkan oleh degenerasi dari organ korti, dan ditandai gangguan pendengaran dengan frekuensi tinggi. Pada pasien juga ditemui adanya gangguan pendengaran sehingga sulit untuk diajak berkomunikasi.

merupakan gangguan tidur yang sering dijumpai pada pasien geriatri. Umumnya mereka mengeluh bahwa tidurnya tidak memuaskan dan sulit memertahankan kondisi tidur.

pada usia lanjut kurang dipahami sehingga banyak kasus tidak dikenali. Gejala depresi pada usia lanjut seringkali dianggap sebagai bagian dari proses menua.

Pasien geriatri sering disertai penyakit kronis degeneratif. Masalah yang muncul sering tumpang tindih dengan gejala yang sudah lama diderita sehingga tampilan gejala menjadi tidak jelas.Penyakit degeneratif yang banyak dijumpai pada pasien geriatri adalah hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia, osteoartritis, dan penyakit kardiovaskular.

Biasanya usia lanjut yang memiliki kebiasaan menahan BAB. Kondisi ketika feses yang keras dan kering tersangkut di usus besar atau rektum. Kondisi ini bisa menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti pembengkakan pada rektum hingga inkontinensia usus yang bisa jadi harus ditangani lewat operasi.

tidak bekerja atau tidak ada penghasilan sehingga tidak mampu untuk mencukupi gizi yang seimbang

Infeksi sangat erat kaitannya dengan penurunan fungsi sistem imun pada usia lanjut.penyebab infeksi karena adanya penyakit komorbid kronik yang cukup banyak, menurunnya daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya komunikasi usila sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi secara dini.

Impotensi yaitu ketidakmampuan secara kosisten untuk ereksi atau mempertahankan ereksi untuk mencapai aktifitas seksual yang memuaskan. Impotensi dibagi dua yaitu impotensi konde da impotensi generandi. Penyakit yang menjadi penyebab impotensi yaitu DM, kolesterol dan gangguan daraf neurogenic

proses penuaan alami

Penurunan fungsi organ

Pengkajian Status Fungsional

Pengkajian Status Kognitif

Pengkajian Status Fungsional

Pengkajian Status mental kognitif dan emosi

Pengkajian masalah medik dan fisik (diagnosis medik)

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan penunjang

Keluhan utama + Riwayat perjalanan penyakit

Tegakkan diagnosis medik

Setelah melakukan wawancara medis

Dapat dijadikan patokan keberhasilan pengobatan/termasuk evaluasi

Kalau sakit berat tentu tidak mandiri

Merupakan gambaran umum derajat kesehatan seseorang berusia lanjut

Jika makin membaik ketergantungannya akan berkurang

Menilai kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas hidup dasar sehari-hari

Penilaian melalui indeks barthel

Jumlah sel di hipocampus berkurang

jumlah sel di amigdala juga bisa berkurang

Jumlah neurotranmiter di ceah sinaps berkurang

Pasien anak-anak belum mampu mengemukakan keluhan dengan baik

Sejalana dengan usia : faal memori bisa berkurang

Mempengaruhi keberhasilan pengobatan

Sangat mempengaruhi kepatuhan

Penting mengkaji status emosi pasien geriatri karena :

Pengkajian Kondisi Sosial

Bagaimana nanti kalai pulang kerumah

Siapa yang akan merawarat dirumah

Bagaimana rencana pengobatan dirumah sakit

Menurut Kementrian Kesehatan RI, lanjut usia dikelompokkan menjadi :

Kebutuhan Gizi Lansia

Menurut WHO Ianis dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :

Lanjut usia (60-74 tahun)

Lansia tua (75-90 tahun)

Usia pertengaan (45-59 tahun)

Usia sangat tua (> 90 tahun)

Lanjut usia (60- 69 tahun)

Lanjut usia risiko tinggi (>70 tahun atau usia > 60 tahun dengan masalah kesehatan)

Pra lanjut usia (45-59 tahun)

Lemak

Serat

Protein

Karbohidrat

Kebutuhan Kalori

Kecepatan metabolisme basal pada lansia menurun sekitar 15-20%, ini disebabkan berkurangnya aktivitas dan massa otot. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal.

Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada lanjut usia adalah sekitar 0,8 gram/ kgBB atau 10-15% dari kebutuhan energi. Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein nabati lebih banyak dari protein hewani. Sumber protein nabati yang dianjurkan adalah kacang-kacangan. Sumber protein hewani yang dianjurkan adaiah ikan, daging dan ayam tanpa lemak, susu tanpa lemak.

Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada lanjut usia adalah sekitar 0,8 gram/ kgBB atau 10-15% dari Dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA= poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik.

Kebutuhan serat 25-30 gram/ hari. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar, dan biji-bijian utuh. Lansia tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat, yang dijual secara komersial, karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, sehinggadapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain yang diperlukan terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.

Dianjurkan lanjut usia mengkonsumsi karbohidrat 60-65% dari total kebutuhan energi. Peng unaan karbohidrat relatif menurun pada lanjut usia,kare kebutuhan energi juga menurun. Lanjut usia disarankan mengkonsumsi karbohidrat komplek dari pada karbohidrat sederana, karena mengandung vitamin, mineral dan serat.

Vitamin dan Mineral

Perhitungan kebutuhan vitamin dan mineral didasarkan kepada angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Namun untuk kondisi tertentu vitamin dan mineral diberikan dalam jumlah yang lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E.

Insomnia

Immobilisasi

Jatuh

Infeksi

Pengelolaan inkontensia urin

Obat-obatan

Pembedahan

Katerisasi baik secata berkala maupun bertahap

Program rahabilatasi

Penatalaksaan bersifat individual artinya berbeda untuk setiap kasus karena perbedaan faktor-faktor yang mengakibatkan jatuh.lebih banyak pasien jatuh karena kondisi kronikmultfaktoral sehingga diperlukan terapi gabungan antara obat, rehabilitasi dan perbaikan lingkungan.

Farmakologi

Non-farmakologi

Benzodiazepin dengan aksi pendek atau menengah seperti temazepam dengan jangka waktu maksimum dua minggu untuk menghindari ketergantungan

antihistamin dapat diterima untuk digunakan sesekali, namun cepat kehilangan khasiat

Hanya direkomendasikan untuk jangka pendek pada pasien yang lebih tua

Anti-depresan, misalnya trazadone adalah pilihan yang baik untuk imsonia kronis

Hilangkang faktor yang dicurigai : mengobati penyakit yang mendasari, menghentikan atau mengubah obat,menghentikan alkohol, kafein atau penggunaan nikotin

Perubahan kebiasaan : mengembangkan rutinitas persiapan tidur, gunakan kamar tidur untuk tidur saja, mengebangkan cerita tidur untuk mempromosikan keadaan pikiran, mengurangi tidur siang hari dan mengembangkan latihan rutin sehari-hari

Selain itu, mobilisasi dini berupa turun dari tempat tidur, perubahan posisi secara teratur dan latihan di tempat tidur

Untuk mencegah terjadinya dekubitus, hal yang harus dilakukan adalah menghilangkan penyebab terjadinya ulkus yaitu bekas tekanan pada kulit. Untuk itu dapat dilakukan perubahan posisi lateral 30o, penggunaan kasur anti dekubitus, atau menggunakan bantal berongga.

perubahan posisi secara teratur dan latihan di tempat tidur

Pada pasien dengan kursi roda dapat dilakukan reposisi tiap jam atau diistirahatkan dari duduk. Melatih pergerakan dengan memiringkan pasien ke kiri dan ke kanan serta mencegah terjadinya gesekan juga dapat mencegah dekubitus. Pemberian minyak setelah mandi atau mengompol dapat dilakukan untuk mencegah maserasi.

Pengobatan infeksi pada lansia juga merupakan masalah karena meningkatkan bahaya toksisitas obat antimikroba pada lansia. Terapi antibiotik tergantung pada kuman patogen yang didapati.

Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan soda yang dapat meningkatkan produksi urin.

dukungan keluarga sangat bermanfaat untuk para penderita geriatri yang mengalami demensia.

Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang dapat menurunkan massa tulang dan meningkatkan risiko fraktur pada lansia.

Edukasi lansia untuk melakukan aktivitas sosial atau dukungan berkelompok agar para lansia dapat berperan aktif dalam kegiatan tersebut sehingga kepercayaan dirinya dalam bersosialisasi bisa meningkat dan terhindar dari rasa kesepian.

Lansia dianjurkan untuk rutin mengonsumsi kalsium dan vitamin D secara untuk menjaga kekuatan tulang.

tetap diperlukan konsultasi dengan dokter untuk penanganan yang lebih tepat

pasien geriatri dibantu untuk belajar berdiri dan berjalan secara perlahan sehingga dapat menopang tubuhnya dan bergerak secara perlahan.