Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Keluhan Sesak Nafas (PPOK), Putri Ricka Amelia Barus 1908260144 Keluhan…
Keluhan Sesak Nafas (PPOK)
PATOFISIOLOGI SESAK NAFAS
Konsep Length –Tension
Inapropriateness
Sesak napas timbul dari gangguan hubungan antara kekuatan/ketegangan otot2 pernapasan dan perubahan yang dihasilkan (panjang otot dan volume paru)
Afferent Mismatch
Ketidak sepadanan (disasosiasi) antara perintah yangkeluar dari otak (aktiviti motor pernapasan pusat) daninformasi aferen yang datang dari reseptor (jalan napas,paru, dinding dada)
Kebutuhan ventilasi meningka
Orang normal atau penyakit paru
Kelainan Otot Pernapasan
Kelainan tahanan ventilasi
Kelainan pola bernapas
Kelainan Asam Basa
PATOFISIOLOGI PPOK
Factor zat berbahaya
berasal dari rokok yaitu nikotin
adalah factor yang utama penyebab orang terkena penyakit PPOK. Zat nikotin yang terdapat dalam rokok merupakan zat yang pencetus terbesar orang terkena penyakit obtruksi saluran napas seperti bronkitis maupun emfisema. Brokitis kronis dan emfisema biasanya diawali dengan terpajannya seorang individu terhadap zat-zat berbahaya seperti nikotin atau rokok secara terus-menerus sehingga bronkus dan brokiolus menjadi teriritasi.
PATOFISIOLOGI CLUBBING FINGER
Penyebab terjadinya clubbing finger adalah penambahan jaringan ikat yang terjadi pada bagian jaringan lunak di dasar kuku yang berkaitan dengan
kekurangan oksigen kronik/hipoksia kronik
. Jari-jari tabuh terjadi karena adanya sianosis jangka lama. Sianosis menujukkan bahwa kurang kadar oksigen
DEFENISI PPOK:
PPOK merupakan penyakit dengan ciri khas yaitu adanya obstruksi pada saluran napas. Suatu kasus obstruksi aliran udara ekspirasi dapat digolongkan ke PPOK jika obstruksi saluran ekspirasi tersebut cenderung bersifat progresif.
ETIOLOGI PPOK:
Infeksi kronis pada penyakit emfisema
yang disebabkan oleh menghisap rokok atau bahan-bahan lain yang mengiritasi bronkus dan bronkiolus.
Infeksi bakteri pada penyakit bronkitis
, eksaserbasi bronkitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakter.
FAKTOR RESIKO PPOK
Usia
( Gejala Klinis muncul pada usia >40 tahun)
Merokok
Dikarenakan banyak menganduk zat" berbahaya yang menyebabkan iritasi saluran nafas (Nikotin).
Adanya latar belakang genetik
MANIFESTASI KLINIS PPOK
Dyspnea, takipnea,
penggunaan otot pernafasan tambahan dikarenakan peningkatan kerja pernafasan disertai peningkatan produksi mukus berwarna abu-abu, putih hingga kuning.
Dada berbentuk tong
dengan peningkatan diameter anteroposterior karena paru mengalami hiperinflasi dan terperangkapnya udara.
Ekspirasi memanjang dan mengerang
sebagai upaya untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka.
Mengi saat inspirasi pada pasien emfisema
dan bunyi mengi saat ekspirasi, ronki kasar dan kering tergantung sumbatan saluran nafas pada pasien bronkitis kronik.
Batuk produktif di pagi hari
dikarenakan sekresi terkumpul sepanjang malam saat tidur.
Penurunan pengembangan dada
karena udara terperangkap dan paru yang kaku.
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSA PPOK
Anamnesis
( Biasanya pasien mengeluhkan sesak nafas yang memberat, bisa disertai dengan batuk)
Pemeriksaan fisik
( Kontraksi otot bantu napas, Perkusi, hipersonor akan ditemukan pada hyperinflasi paru seperti terjadi selama serangan asma akut, emfisema, juga pada pneumothorax, pada auskultasi adanya ronki kasar dan nyaring (Coarse rales and whezzing) sesuai dengan obstruksi parsial atau penyempitan saluran napas). Pada pemeriksaan ektremitas biasnya dijumpai clubbing finger.
**Pemeriksaan Penunjang
( Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan pada PPOK adalah foto rontgen toraks dan CT Scan toraks. Pada foto rontgen thoraks anteroposterior-lateral, dapat ditemukan hiperinflasi paru, hiperlusensi, diafragma tampak datar, bayangan jantung yang sempit, dan gambaran jantung seperti pendulum atau tear drop appearance)
Uji faal paru
berguna untuk menegakkan diagnosis, melihat perkembangan penyakit, dan menentukan prognosa. Pemeriksaan ini penting untuk memperlihatkan secara obyektif adanya obstruksi saluran nafas dalam berbagai tingkatan.
Pemeriksaan sputum
(Pemeriksaan bakteriologi Gram pada sputum diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan memilih antibiotik yang tepat)
Pemeriksaan EKG (
Untuk mengetahui ada/tidak komplikasi pada jantung yang ditandai oleh kor pulmonale atau hipertensi pulmonal)
Pemeriksaan darah rutin
( mengetahui adanya faktor pencetus seperti leukositosis akibat infeksi pada eksaserbasi akut, polisitemia pada hipoksemia kronik)
DIAGNOSA BANDING
Asma
Gagal jantung kongesti
Bronkiektasis
Tuberkulosis
Sindrom Obstruksi pasca TB (SOPT)
TATALAKSANA
Farmakologi
( Bronkodilator, Beta2-agonist, Antimuskarinik, Methylxanthines, Kombinasi terapi bronkodilator, Anti-inflamasi, Antibiotik)
Non Farmakolog
i ( Edukasi dan self menegement, Aktivitas fisik dan program rehabilitasi paru, Vaksinasi, Terapi oksigen, Terapi fentilasi, Intervensi bronkoskopi dan operasi)
KOMPLIKASI PPOK
Gagal nafas
( Kronik atau akut)
Infeksi berulang
(diakibatkan hipersekresi mukus)
Cor Pulmonal
(Ditandai dengan P pulmonal pada EKG, hematokrit > 50%, dapat disertai gagal jantung kanan)
PROGNOSIS
Prognosis dari PPOK cukup buruk
, karena PPOK tidak dapat disembuhkan secara permanen, 30% penderita dengan sumbatan yang berat akan meninggal dalam waktu satu tahun, 95% meninggal dalam waktu 10 tahun. Ini terjadi oleh karena kegagalan napas, pneumonia, aritmia jantung atau emboli paru
EDUKASI & PENCEGAHAN PPOK
Menghindari asap rokok, hindari polusi udara, hindari infeksi saluran pernapasan berulang.
Pandangan Islam tentang rokok ( Hukum Meroko di bati atas 3 bagian yaitu
merokok mubah
Pendapat ini berdasarkan dalil Al Quran surat Al Baqarah ayat 29 yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah di atas bumi ini, halal untuk manusia termasuk tembakau yang digunakan untuk bahan baku rokok.
Mengapa merokok makruh ? Karena orang yang merokok mengeluarkan bau tidak sedap. Hukum ini diqiyaskan dengan memakan bawang putih mentah yang mengeluarkan bau yang tidak sedap. Sebagian para ulama dari NU, mempertahankan makruhnya merokok dan tidak mengharamkan merokok, kecuali bagi mereka yang punya penyakit yang akan bertambah parah jika merokok, maka haram hukumnya merokok bagi dia.
Merokok adalah suatu perbuatan maksiat. Hukum merokok menurut pendapat yang paling kuat adalah haram. Hal ini disebabkan karena banyak sekali mudharat yang terkandung di dalam menghisap rokok. Di antara mudharat tersebut adalah sebagai berikut:
Merokok bisa membawa pelakunya kepada kebinasaan dan penyakit yang berbahaya, yaitu kematian, kanker, serangan jantung, impotensi, dan berbagai penyakit berat lainnya. Sedangkan kita dilarang untuk membawa diri kita kepada perbuatan yang bisa membahayakan diri kita
Mencegah perburukan PPOK dengan berhenti merokok, gunakan obat-obatan adekuat, mencegah eksaserbasi berulang.
Putri Ricka Amelia Barus
1908260144
Keluhan sesak nafas (PPOK)
B1 2019