Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Asma - Coggle Diagram
Asma
Cara mendiagnosis
Anamnesis
Identitas pasien
Keluhan utama sesak nafas disertai bunyi selama 2 hari
Keluhan lainnya batuk wrna putih dan encer
Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi
RPO
RPK
Riwayat penyakit
Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
• Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
• Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
• Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
• Respons terhadap pemberian bronkodilator
Riwayat kebiasaan
Riwayat gizi
Pemeriksaan vital sign
Tekanan darah :>120/80 mmHg
Nadi normal >100 x/i
Frekuensi pernafasan :>20 x/i
Suhu : Subfebris (diatas 37,5°C-40°C)
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : Penggunaan otot bantu nafas Simetris kanan dan kiri dada - Ekstremitas : oedem jari tabuh
Palpasi Perkusi Auskultasi Ekspirasi memanjang Wheezing inspirasi dan ekspirasi Mengi dikedua lapangan paru saat ekspirasi Silent chest (+) jika asma eksaserbasi berat strem fremitus kiri dan kanan sama : sonor dikedua lapangan paru ekap : dalam batas normal
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan sputum dan darah
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ekg
Pemeriksaan tes kulit
Spirometri
Foto sinus paranasalis
Klasifikasi
Asma intermiten
1) gejala kurang dari 1 kali seminggu;
2) eksaserbasi singkat;
3) gejala malam tidak lebih dari 2 kali sebulan;
4) bronkodilator diperlukan bila ada serangan
5) jika serangan agak berat mungkin memerlukan kortikosteroid;
6) APE atau VEP1 ≥ 80% prediksi;
7) variabiliti APE atau VEP1 <20%
Asma persisten ringan
1) gejala asma malam >2x bulan;
2) eksaserbasi >1x/minggu, tetapi <1x/hari
3) eksaserbasi mempengaruhi aktivitas dan tidur
4) membutuhkan bronkodilator dan kortikosteroid;
5) APE atau VEP1 ≥ 80% prediksi;
Asma persisten sedang
1) gejala hampir tiap hari
2) gejala asma malam >1x/minggu;
3) eksaserbasi mempengaruhi aktivitas dan tidur;
4) membutuhkan steroid inhalasi dan bronkhodilator setiap hari;
5) APE atau VEP1 60-80%
Derajat
Ringan
Dapat berjalan
Dapat berbaring
Beberapa kalimat
Mungkin terganggu
Meningkat
Umumnya tidak ada
Lemah sampai sedang
Nadi <100
Sedang
Jalan terbatas
Lebih suka duduk
Kalimat terbatas
Biasanya terganggu
Meningkat
Kadang kala ada
Keras
Nadi 100-200
Berat
Sukar berjalan
Duduk membungkuk ke
depan
Kata demi kata
Biasanya terganggu
Sering > 30 kali/menit
Ada
Keras
Nadi >120
Tatalaksana farmakologi obat asma ( agent realiever, kontroler)
Reliever
Agonis Beta-2 Kerja Singkat seperti salbutamol, terbutalin, feneterol, dan prokaterol
Antikolinergik seperti ipratropium bromide dan tiotropium bromide
Simpatomimetik seperti efedrin, epinefrin, albuterol, dan isoetharin
Controller
Kortikosteroid Inhalasi
Kortikosteroid Sistemik
Kromolin Sodium
Nedokromil Natrium
Methylxanthine
Etiologi
Asma disebabkan oleh pembengkakan (peradangan) saluran pernapasan yang membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru.
Faktor Resiko
Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit asma
alergi atopik (kondisi yang berkaitan dengan alergi, misalnya alergi makanan dan eksim).
Mengidap penyakit bronkiolitis atau infeksi paru-paru saat masih kecil.
Lahir dengan berat badan di bawah normal, yaitu kurang dari dua kilogram.
Kelahiran prematur, terutama jika membutuhkan ventilator.
Terpapar asap rokok saat masih kecil. Pada kasus ibu yang merokok saat hamil, risiko anak untuk menderita asma akan meningkat.
Definisi
asma adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran napas dengan berbagai sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T.
Tanda dan gejala
sulit bernapas (terkadang bisa membuat penderita megap-megap), batuk-batuk, dada yang terasa sesak, dan mengi (suara yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui saluran napas yang menyempit).
Penatalaksanaan medis asma bronkhial
a. Oksigen 4-6 liter / menit
b. Pemenuhan hidrasi via infus
c. Terbutalin 0,25 mg / 6 jam secara subkutan (SC)
d. Bronkodilator / antibronkospasme dengan cara : Nebulizer (via inhalsi) dengan golongan terbutaline 0,25 mg (Bricasma), Intravena dengan golongan theophyline ethilenediamine (Aminophillin)
Komplikasi
Pneumonia (infeksi paru-paru)
Rusaknya paru-paru sebagian atau keseluruhan
Kegagalan pernapasan, di mana kadar oksigen dalam darah menjadi sangat rendah, atau kadar karbon dioksida menjadi sangat tinggi
Status asmatikus (serangan asma berat yang tidak merespon pengobatan)
Edukasi dan pencegahan
Tidak merokok
Pantau napas Anda
Identifikasi dan hindari pemicu asma (seperti serbuk sari, spora, polusi udara, udara dingin, asap, debu, dan lain-lain)
Periksakan diri Anda bila mengalami salah satu gejala asma secara berulang-ulang
Prognosis
Prognosis asthma umumnya baik apabila terkontrol. Apabila asthma tidak terkontrol, maka dapat timbul komplikasi seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Epidemiologi
Estimasi prevalensi pasien asthma dewasa di dunia yang didiagnosis oleh dokter adalah 4,3%. Prevalensi paling tinggi dijumpai di negara Australia (21,5%), Swedia (20,2%), Inggris (18,2%), Belanda (15,3%), dan Brazil (13%).
Diagnosis banding
Penyakit Paru Obstruksi Kronik
• Bronkitis kronik
• Gagal Jantung Kongestif
• Batuk kronik akibat lain-lain
• Disfungsi larings
• Obstruksi mekanis (misal tumor)
• Emboli Paru