Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Pemuda dalam Perubahan Politik dan…

- - - - dr. Wahidin Soedirohoesodo
        Berusaha untuk mengadakan Studie Fonds (Dana Belajar) yang akan memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk dapat melanjutkan pendidikan dan pengajaran. Melalui organisasi Boedi Oetomo, dr. Wahidin memperjuangkan kemajuan dan perluasan pendidikan.
      - K.H. Ahmad Dahlan
        Mendirikan organisasi Muhammadiyah yang dilatar belakangi oleh kondisi masyarakat Islam yang menyimpang dari tuntunan agama yaitu Al-Qur'an dan hadis.
      - Ki Hadjar Dewantara
        Mendirikan Sekolah Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta dengan nama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa. Belanda mengeluarkan berbagai peraturan untuk mencegah perluasan pengaruh Taman Siswa di masyarakat.
      - Muhammad Sjafei
        Mendirikan sebuah perguruan yang diberi nama Indonesische Nederlandsche School (INS) Kayutanam. Muhammad Sjafei beranggapan bahwa sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial Belanda hanya untuk mencerdaskan intelektualnya saja tidak dalam praktik maupun keterampilan.
  - - - Didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 atas inisiatif para pemuda pelajar STOVIA, antara lain oleh Wahidin Soedirohoesodo, Goenawan Mangoenkoesoemo, dan Soetomo. Pada mulanya, tujuannya tertulis samar-samar yaitu "Kemajuan bagi Hindia".
      - Bertujuan memperbaiki kehidupan masyarakat yang masih terbelakang dan ingin meningkatkan kualitas kehidupan mereka melalui pendidikan.
    - - Didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo pada 1911.
      - Tujuannya adalah untuk menghadapi persaingan dalam bidang perdagangan, terutama dengan orang-orang Tionghoa.
    - - Pada tahun 1912, Haji Oemar Said Tjokroaminoto mengubah nama Sarekat Dagang Islam (SDI) menjadi Sarekat Islam (SI).
      - Sifat organisasinya yang terbuka memungkinkan masuknya tokoh-tokoh muda yang berhaluan kiri dan radikal, seperti Semaoen, Alimin, Darsono, dan Tan Malaka.
    - - Didirikan oleh tiga serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), R.M. Soewardi Soerjaningrat, dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo pada taggal 25 Desember 1912.
      - Bertujuan mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia.
      - Partai politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda).
    - - Didirikan pada tahun 1908 di Belanda atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto dengan nama Indische Vereeniging.
      - Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada seluruh rakyat.
    - - Didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung dan tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie Club.
      - Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Sukarno, Mr. Iskaq Tjokrohadisoerjo, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, S. Budhyarto Martoatmodjo, S.H., Mr. Soenario, Ir. Anwari, Mr. Sartono dan Dr. Samsi Sastrawidagda.
      - PNI mengupayakan terwujudnya persatuan di kalangan kaum muda Indonesia yang berada dalam kelompok organisasi pergerakan lainnya tanpa memandang strategi atau ideologi perjuangan.
    - - Dibentuk pada tahun 1927
      - Gabungan organisasi Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Paguyuban Pasundan, Sarekat Sumatera, Pemuda Betawi, dan Indonesische Studie Club.
- - - - Dipimpin oleh Mr. Sjamsoeddin dengan tujuan meraih simpati penduduk dan tokoh masyarakat sekitar.
    - - Didirikan pada tanggal 1 Maret 1943
      - Dipimpin oleh Empat Serangkai, yakni Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan K.H. Mas Mansoer.
      - Pemerintah Jepang kurang puas dengan kegiatan yang dilakukan oleh gerakan Putera karena para tokoh gerakan Putera memanfaatkan organisasi untuk melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh perjuangan.
    - - Dibentuk pada tahun 1944.
      - Tujuan pokoknya adalah menggalang dukungan untuk rela berkorban demi pemerintah Jepang
      - Gerakan ini berdiri di bawah pengawasan para pejabat Jepang.
    - - Pada tahun 1943 Jepang membubarkan Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) dan menggantikannya dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
      - Dipimpin oleh K.H. Hasjim Asy'arie dan K.H. Mas Mansoer.
    - - Keibodan
      - Heiho
      - Seinendan
      - Pembela Tanah Air (Peta)
      - Giyugun
      - Fujinkai
- - - - Arief Rahman Hakim (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).
  - - - Menghapus dwifungsi ABRI.
      - Memberikan otonomi daerah yang seluas-luasnya/pelaksanaan otonomi daerah.
      - Melakukan amandemen terhadap UUD 1945.
      - Mengganti/suksesi kepemimpinan nasional.
      - Penegakan supremasi hukum.
      - Dibentuk pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)/pemberantasan KKN.
    - - Penegakan supremasi hukum dengan jalan pengadilan terhadap Soeharto.
      - Hapus dwifungsi ABRI/TNI.
      - Amandemen UUD 1945.
      - Otonomi daerah seluas-luasnya.
      - Penegakan budaya demokrasi rasional.
      - Pertanggungjawaban Orde Baru.
    - - Di Jakarta, aksi demonstrasi pertama dilakukan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pada Kamis, 19 Februari 1998 di pelataran parkir Fakultas Sastra UI.
      - Aksi mahasiswa di Jakarta juga berlangsung di Universitas Trisakti. Aksi mahasiswa Trisakti merupakan pemicu terjadinya demonstrasi besar yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
      - Aksi mahasiswa Yogyakarta awalnya dilakukan dengan membuat tenda-tenda keprihatinan. Pada 5 Mei 1998 mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mulai bergerak menyampaikan protes atas terpuruknya kondisi perekonomian dan merosotnya kepercayaan publik pada pemerintah.
      - Pada 8 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa di Yogyakarta mencapai puncaknya dan terjadi kerusuhan di Yogyakarta. Tidak hanya mahasiswa UGM yang bergerak, mahasiswa di beberapa kampus lain di kota Pelajar ini juga bergerak seperti mahasiswa dari Universitas Sanata Dharma dan IAIN.
      - Di Surabaya, pergerakan mahasiswa dibagi dalam empat distrik. Gedung Grahadi menjadi titik tumpul pergerakan ini. Pergerakan massa ini bukan hanya dilakukan oleh mahasiswa, tetapi melibatkan berbagai unsur seperti buruh dan petani.
      - Para mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR pada 18 Mei 1998. Mereka terus menyerukan agar Presiden Soeharto segera turun/mundur dari jabatannya.
    - - Hafidzin Royan (Mahasiswa Universitas Trisakti).
      - Moses Gatotkaca (Mahasiswa Universitas Sanata Dharma).
      - Heri Hariyanto (Mahasiswa Universitas Trisakti)
      - Herman Hendrawan (Mahasiswa Universitas Airlangga).
      - Hendriawan Sie (Mahasiswa Universitas Trisakti).
      - Petrus Bima Anugerah (Mahasiswa Universitas Airlangga).
      - Elang Mulya Lesmana (Mahasiswa Universitas Trisakti).