Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
ABSES PARU - Coggle Diagram
ABSES PARU
DEFENISI
Abses paru adalah infeksi bakteri pada paru-paru yang menyebabkan munculnya nanah. Gejala utama abses paru adalah batuk berdahak. Dahak yang dikeluarkan sering kali mengandung darah atau nanah, serta berbau.
ETIOLOGI
Penyebab utama abses paru adalah munculnya infeksi di dalam jaringan paru-paru akibat cairan atau makanan yang mengandung bakteri secara langsung masuk ke dalam paru-paru. Kejadian ini terjadi ketika seseorang tidak sadar akibat pengaruh alkohol atau obat-obatan, terutama obat penenang.
MANIFESTASI KLINIS
ejala utama abses paru-paru adalah batuk. Batuk yang terjadi disertai dengan dahak yang mengandung darah atau nanah. Selain itu, gejala lain yang dapat muncul pada penderita adalah:
Nyeri dada
Sesak napas
Kehilangan berat badan
Lemas
Demam tinggi
Napas berbau
Berkeringat (terutama pada malam hari)
DIAGNOSIS
Guna memastikan diagnosis, pemeriksaan penujang perlu dilakukan, salah satunya adalah tes dahak. Sampel dahak yang diambil akan diperiksa di laboratorium untuk memastikan adanya infeksi atau tidak, serta jenis bakteri penyebab infeksi.
Selain tes dahak, kemungkinan dokter juga dapat meminta pasien menjalani pemeriksaan pendukung berupa:
Foto Rontgen. Bagian dada pasien diperiksa menggunakan sinar Rontgen yang akan memberikan informasi secara visual jika terdapat abses di dalam paru-paru.
CT scan. CT scan memberikan hasil pemeriksaan yang lebih baik secara visual dibandingkan dengan foto Rontgen, sehingga abses paru menjadi lebih mudah teridentifikasi.
Ultrasound (USG). Dokter akan memeriksa keberadaan abses paru melalui penggunaan gelombang ultrasonik.
Bronkoskopi. Dokter paru akan memeriksa bagian dalam paru-paru dengan bantuan selang khusus yang dilengkapi kamera di ujungnya. Selain untuk memeriksa kondisi paru-paru secara visual, bronkoskopi juga dapat dilakukan untuk mengambil sampel jaringan paru-paru.
TATALAKSANA
Durasi pengobatan antibiotik yang akan dijalani oleh pasien berbeda-beda, tergantung kepada tingkat keparahan abses. Pengobatan abses paru tergolong lama, yaitu bisa mencapai 3 minggu hingga 6 bulan. Pada pasien abses paru sekunder biasanya akan direkomendasikan untuk menjalani perawatan di rumah sakit guna membantu mengobati penyakit yang memicu timbulnya abses.
Penisilin
Clindamycin
Piperacillin
Amoxicillin-clavulanate
Metronidazole
Ciprofloxacin
Vancomycin
Amikacin
Meropenem
Levofloxacin
KOMPLIKASI
Fistula bronkopleural. Kondisi ini dapat muncul jika abses di dalam paru pecah dan menyebabkan
kebocoran. Akibatnya, udara dari dalam paru-paru dapat mengalir ke luar dari paru-paru. Komplikasi ini dapa
t diperbaiki dengan operasi.
Perdarahan paru-paru. Pecahnya abses paru-paru dapat diikuti dengan pecahnya pembuluh darah di dalam organ tersebut. Kondisi ini dapat menyebabkan pasien kehilangan darah akibat perdarahan. Jika perdarahan terjadi cukup parah, maka dapat membahayakan nyawa penderita akibat kehilangan darah.
Penyebaran infeksi. Abses yang pecah akan menyebabkan bakteri menyebar dari lokasi infeksi ke bagian tubuh lainnya.
EDUKASI
Gejala pada penderita abses paru meliputi batuk membandel, demam, berkeringat di malam hari, batuk berdarah, lelah, sesak napas, nyeri dada, bau mulut, panas dingin, hingga mengalami penurunan berat badan.
Risiko untuk mengalami abses paru lebih tinggi, jika seseorang memiliki gangguan kesehatan seperti :
Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah seperti pada penderita kanker, penyakit autoimun, dan penderita HIV.
Terbiasa mengonsumsi alkohol berlebihan.
Mengalami infeksi mulut.
Pernah melakukan transplantasi organ.
Pernah dirawat atau berada dalam keadaan tidak sadar dalam waktu lama.