Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Abses Paru - Coggle Diagram
Abses Paru
prognosis/komplikasi dan edukasi/pencegahan
komplikasi (fibrosis pleura, gagal nafas, fistula bronkopleura, dan fistula pleurokutan)
edukasi (apabila pasien dengan diagnosis abses paru, biasanya diedukasi dengan pengobatan yang rutin dan jadwal kontrol yang sering dimonitoring oleh dokter)
pencegahan (menghindari alkohol secara berlebihan, mengenali faktor risiko penyakit, selalu menjaga kebersihan agar terhindar dari infeksi dan meningkatkan olahraga teratur
prognosis (pada abses primer untuk terapi antibiotik memiliki angka keberhasilan yang tinggi, abses sekunder bergantung etiologisnya namun bisa sembuh juga, prognosis buruk jika pada pasien dengan sistem imun yang menurun dan diserta penyakit penyerta)
definisi/patofisiologi nyeri dada
definisi (nyeri dada merupakan suatu tanda klinis dari berbagai diagnosis penyakit baik itu nyeri dada kardiak dan non kardiak)
patofisiologi ( jadi untuk nyeri dada sendiri sangat beragam, tapi paling sering terjadi pada kasus kardiovaskular dan respirasi, yang mana nyeri dada pada respirasi sifatbya sudah terjadinya peradangan pada pleura/pleuritis sehingga terjadinya manifestasi nyeri dada pada sistem respirasi dan juga bisa karena proses infeksi
tatalaksana
drainase (secara postural pada pasien dengan hati hati untuk menyedot cairan abses
pembedahan (apabila terdapat komplikasi abses lebih dari 6 cm, dengan metode reseksi segmen paru nekrotik atau lobektomi)
medikamentosa (berikan antibiotik intravena selama 4-8 hari diikuti antibiotik oral 6-8 minggu)
terapi tambahan (pemberian nutris adekuat, perubahan gaya hidup total dengan menjaga kebersihan individu dan menghentikan konsumsi alkohol)
definisi/etiologi/gejala/faktor risiko
disebabkan oleh infeksi bakteri, pada umumnya gejala tergantung dari bakteri yang menyerang parenkim paru
demam, batuk berdahak dengan bau busuk, nyeri dada, sesak nafas, menggigil dan penurunan berat badan
merupakan suatu penyakit infeksius yang menyerang parenkim paru sehingga terjadinya nekrosis
aspirasi sekret orofaring, proses neurologis, defek esofagus, intubasi, aspirasi, penyakit pada mulut, bronkiektasis
port the entery
inhalasi (Mikrooraganisme secara tidak sengaja terhirup dan kemudian masuk ke sistem pernafasan atas)
droplet ( percikan yang masuk via mulut ataupun hidung seperti batuk dan bersin)
airborne (biasanya mikroorganisme terdapat di udara)
diagnosis banding abses/nyeri dada
DDx nyeri dada (pneumothorax,bronkitis akut, asma bronkial, efusi pleura massif, emboli paru, pneumonia)
DDx abses paru (Tuberkulosis paru, emboli paru, pneumonia aspirasi, endokarditis infektif, karsinoma bronkus dengan cavitas, kista paru, hematoma paru, granulomatosis wegner)
cara menegakkan diagnosis
anamnesis (lakukan sesi wawancara dengan sistematis dengan ditemukannya gejala klinis pada abses)
pemeriksaan fisik (lakukan pemeriksaan fisik dengan sistematis, dengan sepenuhnya secara lokalisata pada thorax dan diikuti pada regio lainnya secara umum)
penunjang (biasanya dokter akan memberikan pemeriksaan rontgen dada, CT SCAN, darah rutin dan analisi gas darah)
patofisiologi
hematogenik (yaitu suatu kondisi patologis yang ditemukan pada kasus yang disebabkan oleh sepsis akibat proses intraabdomen, endokarditis infektif dan tromboembolisme septik
bronkogenik (yaitu suatu kondisi patologis pada pengambilan aspirasi sekret orofaring, obstruksi bronkial akibat tumor, benda asing, pembesaran kelenjar getah bening dan malforasi kongenital)