Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

Materi yang Diperoleh Pada Pembelajaran Filsafat Pendidikan Matematika -…

- - - - Dalam artikel ada beberapa definisi proses berpikir salah satunya menurut Siswono (20002) proses berpikir adalah suatu proses yang dimulai dengan menerima data, mengolah dan menyimpannya dalam ingatan, kemudia digunakan saat dibutuhkan untuk pengolahan selanjutnya. Menurut Stoltz (2000) Adversity Quotient (AQ) adalah kecerdasan seseorang dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan secara teratur. Untuk mengetahui bagaimana proses berpikir siswa dapat diamati melalui proses cara mengerjakan tes dan hasil serta wawancara mengenai cara kerjanya. Polya (1973) menyatakan suatu strategi dalam memecahkan masalah meliput 4 langkah yaitu memahami masalah (understanding the problem), menyusun rencana penyelesaian masalah (devising a plan), melaksanakan rencana penyelesaian masalah (carrying out the plan) dan mengecek penyelesaian masalah (looking back).
    - - Salah satu model pembelajaran yang diperkirakan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan penalaran adaptif menurut artikel ini adalah model pembelajaran Creative problem Solving (CPS). Model pembelajaran CPS merupakan sebuah model pembelajaran pemecahan masalah yang menekankan pada penyelesaian berupa solusi yang paling efisien dari suatu masalah menggunakan proses berpikir divergen dan konvergen melalui penemuan berbagai alternative ide atau gagasan baru. Berpikir divergen dalam model pembelajaran CPS melatih kemampuan intuitif mahasiswa, sedangkan proses berpikir konvergen melatih kemampuan penalaran mahasiswa. Model pembelajaran CPS ini dianggap mampu mengembangkan penalaran adaptif matematis, karena pada model pembelajaran ini menekankan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan penalaran induktif dan deduktif yang melibatkan kemampuan intuitif.
    - - Proses berpikir kreatif yang dikembangkan oleh Wallas (1926) meliputi 4 tahap yaitu tahap persiapan (mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah), tahap inkubasi (seakan-akan melepaskan diri secara sementara dari masalah), tahap iluminasi (munculnya inspirasi dan ide-ide yang menjadi gagasan baru), dan tahap verivikasi (seseorang menguji dan memeriksa pemecahan masalah terhadap realitas). Pemecahan Masalah berhubungan erat dengan berpikir kreatif. Pehkonen (1999) mengungkapkan bahwa dengan memecahkan masalah matematika dapat meningkatkan kreativitas matematika siswa. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di Indonesia khususnya dalam matematika tergolong rendah. Salah satu yang menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu rendah dan kurangnya perhatian terhadap kreativitas di sekolah terutama dalam pembelajaran matematika. Sedangkan proses berpikir kreatif merupakan suatu proses yang dilalui siswa untuk menghasilkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah.
    - - Dalam artikel ini menjelaskan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap siswa. Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan dapat menelaah permasalahan yang sedang dihadapi, mencari dan memilih penyelesaian yang tepat, logis, dan bermanfaat. Sehingga ketika dihadapi sebuah masalah maka akan mencari solusi terbaik. Artikel ini juga menyebutkan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak berkembangnya kemampuan berpikir kritis yaitu pengajar yang lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman mengajar tentang metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dalam membangun kemampuan berpikir kritis siswa diperlukan prosedur scaffolding meliputi : Provisions, Explaining, Reviewing, Restructuring, dan Development conceptual thinking. Menurut Ennis (2008) berpikir kritis didasarkan pada keterampilan tertentu, seperti mengamati, menyimpulkan, generalisasi, menalar, mengevaluasi penalaran, dan sejenisnya.
    - - Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa memperoleh informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun. Apabila tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif maka tidak akan mampu mengolah, menilai dan mengambil informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif dapat dilatih melalui pembelajaran yang menuntut siswa melakukan eksplorasi, inkuiri, penemuan dan pemecahan masalah. Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan situasi atau masalah yang dapat mengantarnya untuk lebih mengenal objek matematika, melibatkan siswa melakukan proses doing math secara aktif, mengemukakan kembali ide matematika dengan berpikir kritis dan kreatif dalam membentuk pemahaman baru. Sehingga kecenderungan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis menjadi lebih terbuka.
    - - Dalam artikel menjelaskan untuk memahami suatu konsep tertentu memerlukan aktivitas mental yang mampu menangkap keseluruhan informasi dengan melibatkan penginderaan, perasaan dan akal pikiran yang bekerja secara simultan, sehingga ditemuka pola tertentu yang dapat memudahkan dalam memahami dan menemukan solusinya. Aktivitas berpikir analitis merupakan aktivitas berpikir yang mempertimbangkan proses tahap demi tahap dan sesekali waktu membandingkan dua elemen atau lebih. Menurut Poincare (2007) menyebutkan bahwa untuk memahami dan memecahkan masalah matematika membutuhkan intuisi pelengkap berpikir analitik. Intuisi atau berpikir intuitif sering digunakan dalam memahami masalah matematika. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kustos (2010) bahwa intuisi dapat menjadi alasan pemahaman yang kuat dalam hubungannya dengan logika. Suatu pernyataan matematika terkadang memerlukan bukti, tetapi untuk mencapai bukti dari pernyataan seringkali memerlukan intuisi dengan segera emenemukan polanya. Kerangka kerja analtis dan intuitif tidak bisa dipisahkan dikarenakan keduanya merupakan proses kognisi yang saling melengkapi atau saling menyempurnakan satu sama lain.
    - - Dalam pembelajaran matematika tidak hanya siswa dengan kemampuan tinggi yang mempunyai kemampuan berpikir secara kreatif. Siswa dengan kemampuan sedang atau cukup juga mempunyai kemampuan berpikir kreatif.
    - - Berpikir matematis digunakan dalam kegiatan matematika, sehingga berpikir matematis berkaitan dengan isi dan metode matematika. Karakteristik berpikir matematis dibagi menjadi empat karakteristik yaitu fokus kepada himpunan, berpikir bergantung pada tiga variabel, pemahaman denitatif dan berpikir matematis sebagai kekuatan pendorong dibelakang pengetahuan dan keterampilan. Berpikir matematika terkait dengan metode matematika meliputi : berpikir induktif, berpikir deduktif, berpikir analogis, berpikir integratif dan berpikir abstraktif.
    - - Matematika memiliki karakteristik sendiri dengan disiplin ilmu yang lainnya. Matematika berhubungan dengan ide-ide atau konsep abstrak. Tujuan dari pembelajaran matematika yaitu siswa dapat menerapkan kemampuan bernalarnya yang tercermin melalui berpikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat objektif, jujur dan disiplin dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang menggunakan pola penalaran deduktif. Sarana berpikir ilmiah memiliki metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan metode ilmiah, sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik.
    - - Pentingnya mempelajari matematika dalam menata kemampuan berpikir para siswa, bernalar, memecahkan masalah, berkomunikasi, mengaitkan materi matematika dengan keadaan sesungguhnya, serta mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi. salah satu tujuan yang perlu dicapai dalam pembelajaran matematika adalah kemampuan siswa dalam berpikir kreatif matematis. Karena berpikir kreatif secara umum dalam matematika merupakan bagian keterampilan hidup yang sangat diperlukan siswa dalam menghadapi kemajuan IPTEKS. Kehidupan yang semakin modern seperti saat ini kemampuan berpikir setiap manusia harus pula semakin modern, terlebih dalam kemampuan berpikir matematis. Karena matematika adalah suatu ilmu yang dapat mencakup segala aspek dalam kehidupan dan pendidikan. Selain berpikir kreatif matematis berpikir kreatif dalam bidang lainnya juga diperlukan seperti yang dikemukakan (Nurmasari, Kusmayadi., & Riyadi. 2014). Berpikir kreatif dalam matematika dan dalam bidang lainnya merupakan bagian keterampilan hidup yang perlu dikembangkan terutama dalam menghadapi era informasi dan suasana bersaing semakin ketat. Individu yang diberi kesempatan berpikir kreatif akan tumbuh sehat dan mampu menghadapi tantangan. Sebaliknya, individu yang tidak diperkenankan berpikir kreatif akan menjadi frustrasi dan tidak puas.
  - - - KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
        
        Berpikir kritis menurut Gunawan (dalam Rachmantika dan Wardono, 2019) adalah kemampuan berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan analisis dan evaluasi. Kemampuan berpikir kritis juga disebut sebagai berpikir yang reflektif dan mempunyai alasan atau landasan pada pengambilan keputusan. Berpikir kritis merupakan kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap siswa. Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan dapat menelaah permasalahan yang sedang dihadapi, mencari dan memilih penyelesaian yang tepat logis, dan bermanfaat. Sehingga, ketika dihadapkan oleh suatu permasalahan, kita akan mencari solusi yang terbaik. Berpikir kritis memiliki 4 karakteristik menurut Perkins (dalam Samura, 2019) yaitu : (1) bertujuan untuk mencapai sesuatu atau penilaian yang kritis terhadap apa saja yang dilakukan dengan alasan yang logis; (2) memakai standar penilaian sebagai hasil dari berpikir kritis dan membuat keputusan; (3) menerapkan berbagai strategi yang tersusun dan memberikan alasan untuk menentukan dan menerapkan standar; (4) mencari dan menghimpun informasi sebagai bukti yang dapat mendukung penilaian.
      - PEMECAHAN MASALAH/PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
        
        Menurut Hamdani (dalam Rachmantika dan wardono, 2019) model pembelajaran berbasis masalah adalah suatu cara menyajikan materi dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Sedangkan menurut Sudarman (dalam Samura, 2019) pembelajaran berbasis masalah adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah yang kontekstual bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep. Menurut Arends (dalam Sari dan Rahadi, 2014) pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) pengajuan pertanyaan atau masalah; (2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin; (3) penyelidikan autentik; (4) menemukan penyelesaiannya dan dipublikasikan; (5) kerjasama.
      - PERAN BERPIKIR KRITIS PADA MATEMATIKA MELALUI PEMECAHAN MASALAH
        
        Matematika salah satu ilmu yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pentingnya peranan matematika, dapat dilihat dari besarnya tuntutan kemampuan matematis yang harus dimiliki. Tuntutan kemampuan matematis itu tidak hanya sekedar kemampuan berhitung. Menurut Fathani (2016) kemampuan matematis meliputi kemampuan berpikir yang logis dan kritis dalam pemecahan masalah. Sehingga matematika memiliki peranan penting dalam kemampuan berpikir kritis. Pada pembelajaran matematika kemampuan berpikir kritis dilatih dengan memecahkan masalah matematika berupa soal-soal latihan. Namun, permasalahan ini tidak hanya berupa soal-soal latihan melainkan juga permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan pada era globalisasi saat ini, mengingat bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup dan perubahan global dalam kehidupan. Menurut Kurniasih (2012:2013), seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis akan dapat menelaah permasalahan yang dihadapi, mencari dan memilih penyelesaian yang tepat, logis, dan bermanfaat. Sehingga ketika sedang dalam suatu masalah dia akan segara mencari solusi yang terbaik.
- - - - Dalam artikel ini membahas tentang upaya yang dapat mempengaruhi berpikir kritis dimana dalam artikel disebutkan terdapat empat fase. Kemudian artikel ini juga membahas pentingnya berpikir kritis matematika siswa. Karena pada dasarnya berpikir kritis dibutuhkan dalam mempelajari dan memahami matematika.
    - - Dalam artikel ini membahas mengenai kemampuan berpikir kreatif menggunakan gaya KEP. Artikel ini menjelaskan mengenai pengertian dari kemampuan, pengertian dari berpikir kreatif dan menjelaskan mengenai gaya KEP. Artikel ini berupa artikel penelitian yang menggunakan metode pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan cenderung menganalisis dengan pendekatan induktif.
    - - Dalam artikel ini membahas mengenai berpikir kritis pada pembelajaran matematika. Artikel ini menjelaskan bahwa berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran di kelas, khususnya pada pembelajaran matematika. Peningkatan pengembangan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan karena berpikir kritis dan matematika merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami melalui berpikir kritis dan berpikir kritis dilatih melalui serangkaian proses dalam pembelajaran matematika.
    - - Dalam artikel membahas mengenai berpikir kreatif matematis, pemecahan masalah dalam matematika, dan keterkaitan antara berpikir kreatif matematis dengan pemecahan masalah matematika.
    - - Dalam artikel ini membahas secara rinci dan jelas mengenai berpikir kritis matematis dan pendekatan open ended. Artikel ini juga memberikan contoh permasalahan melalui pendekatan open ended.
    - - Dalam artikel ini membahas secara rinci dan jelas mengenai bagan-bagian dari judul seperti berpikir reflektif matematis, proses berpikir reflektif matematis dan pentingnya berpikir reflektif matematis.
    - - Pembahasan dalam artikel sudah sesuai dengan judul yang dipilih. Dalam artikel ini membahas mengenai penggunaan konsep matematis dalam berpikir yang menggunakan pendekatan eksploratif.
    - - Dalam artikel ini membahas secara rinci dan jelas mengenai matematika sebagai alat berpikir ilmiah. Pembahasan dalam artikel sesuai dengan judul yang diambil. Artikel ini menjelaskan secara rinci mengenai sarana berpikir ilmiah.
    - - Artikel membahas secara rinci mengenai kemampuan berpikir kreatif, kritis, matematis, komunikatif dan prinsip matematika realistik