Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Mikroorganisme Aisyah Amini Nasution 1908260046 - Coggle Diagram
Mikroorganisme
Aisyah Amini Nasution 1908260046
Jenis-Jenis Epitel
Epitel Skuamosa Selapis
Satu lapisan sel skuamosa atau epitel gepeng, mencakup mesotel dan endotel.
Epitel Kuboid Selapis
Satu lapisan sel bulat.
Epitel Silindris Selapis
Semua sel tinggi, sebagian dilapisi oleh mikrovilus.
Epitel Silindris Berlapis Semu, Epitel dengan Slia atau Stereosilia
Semua sel mencapai membran basal, tapi tidak semua mencapai permukaan.
Epitel Berlapis
Dibentuk oleh banyak lapisan sel, lapisan sel superfisial menentukan jenis epitel.
Epitel Transisional
Hanya di kaliks ginjal, pelvis ginjal, ureter dan kandung kemih
Siklus Hidup Parasit
Klasifikasi, Morfologi dan Bentuk Mikroorganisme
Protozoa
Klasifikasi:
Rhizopoda (sarcodina)
Berasal dari kata rhizo yang berarti akar dan podos yang artinya kaki.
Actinopoda (heliozoa dan radiozoa)
Disebut sebagai actinopoda karena artinya kaki yang memancar.
Apicomplexa (sporozoa)
Jenis apicomplexa adalah parasit yang hidup di dalam tubuh organisme lain.
Virus
Berdasarkan morfologi virus: ukuran, bentuk, jenis simetrsi molekuler, keberdaan membran.
Berdasarkan sifat materi genetik yang dimiliki: jenis materi genetik (DNA/RNA), jumlah materi genteik, linearitas untaian materi genetik, ukuran genom, semengtasi materi genetik.
Berdasarkan sifat protein virus: jumlah dan ukurannya, fungsi protein, modifikasi protein selama proses replikasi.
Jamur
Klasifikasi: acrasiomycetes (jamur lender selular), myxomycetes (jamur lender sejati), phycomycetes (jamur tingkat rendah), eumycetes (jamur tingkat tinggi).
Morfologi:
Jamur benang terdiri atas massa benang yang bercabang-cabang yang disebut miselium.
Miselium tersusun dari hifa (filamen) yang merupakan benang-benang tunggal.
Badan vegetatif jamur yang tersusun dari filamen-filamen disebut thallus
Berdasarkan bentuknya dibedakan pula menjadi dua macam hifa yaitu hifa tidak bersepta dan bersepat.
Parasit
Filum protozoa --> protozoologi
Filum cacing (helminthes) --> helminthologi
Filum arthropoda --> entomologi
Bakteri
Klasifikasi: cyanobacteria, autotrof, heterotrof
Morfologi: coccus, bacillus, spirilium
Bentuk: bulat, batang, lengkung
Mikroorganisme Free Living dan Oppertunistik
Opertunistik adalah oragnisme yang tidak mampu menyebabkan penyakit pada inang yang sehat, tetapi menghasilkan infeksi yang parah hingga fatal pada inang yang kurang tahan atau terluka. Contoh: infeksi TB, candidiasis pada AIDS. Infeksi oppertunistik adalah infeksi yang terjadi akibat gangguan flora komensal
Parasit yang hidup bebas (free living)
Stadium parasit ketika hidup di alam bebas dan bisa hidup tanpa bergantung adanya hospes. Contoh: amoeba.
sifat-sifat Mikroorganisme
Bakteri: Autotrof (mampu menghasilkan makanan sendiri) dan heterotro (tidak mampu menghasilkan makanan sendiri).
Jamur: Eukariotik (memiliki membran inti)dan heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri).
Protozoa: Heterotrof (tidak dapat mengashilkan makan sendiri) dan sebagian kecil yang autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri).
Virus: Mikroskopis. Dapat bereproduksi di dalam inang, dapat mengkristal dan meleleh.
Mekanisme Sistem Imun
Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit, terutama infeksi.
Sistem kekebalan tubuh: imunitas bawaan dan imunitas yang didapat
Infeksi --> yang terdeteksi oleh APC --> memicu sel T spesifik yang mengoordinasikan pembunuhan dan produkasi antibodi yang menghentikan infeksi.
Flora Normal
Jenis
Flora residen :mikroorganisme yang relatif tetap, jika terganggu secara cepat pulih kembali ex ; Strepcoccus viridans
Flora transien ; mikroorganisme nonpatogen yang berada dikulit dan selaput lendir/ mukosa selama beberapa jam, hari atau minggu ex : Escherichia coli
Fungsi
Mensintesis dan mengeluarkan vitamin
Mencegah kolonisasi oleh patogen
Memusuhi bakteri lain
Merangsang produkasi antibody alami
Port De Entry Mikroorganisme
Membran mukosa: mata, jalur pernapasan, jalur pencernaan
Kulit
Jalur paraenteral:
melalui deposit langsung. agen infeksius ke jaringan tubuh
luka, tusakan jarum, ggitan, robekan/luka operasi, pecahan kulit akibat kering maupun pembengkakan.
Respon Imun Terhadap Mikrooragnisme
Ekstraseluler
Respons imun alamiah terhadap bakteri ekstraselular terutama melalui mekanisme fagositosis oleh neutrofil, monosit serta makrofag jaringan. Resistensibakteriterhadap fagositosis dan penghancuran dalam makrofag menunjukkan virulensibakteri.Aktivasikomplemen tanpa adanya antibodi juga memegang peranan penting dalam eliminasibakteri ekstraselular.
Intraseluler
Respons imun spesifik terhadap bakteriintraselular terutama diperankan oleh cell mediated immunity (CMI). Mekanisme imunitas inidiperankan oleh sel limfosit T tetapifungsiefektornya untuk eliminasibakteridiperanioleh makrofag yang diaktivasioleh sitokin yang diproduksioleh sel T terutama interferon α (IFN α).Respons imun inianalog dengan reaksi hipersensitivitas tipe lambat.