Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
INFLAMASI, CICI BAYU NANDA, 1808260092 - Coggle Diagram
INFLAMASI
MEDIATOR INFLAMASI
Pada tahap awal terjadinya radang, jaringan mengeluarkan stimulus yang dapat memicu pelepasan mediator kimia plasma atau jaringan ikat
Mediator kimiawi pada inflamasi dihasilkan oleh sel yang mengalami jejas atau dapat juga berupa faktor plasma
Mediator yang dihasilkan oleh sel antara lain vasoactive amines (histamin, serotonin), metabolit asam arakidonat (prostaglandin, leukotrien), faktor neutrophil (protease), dan lymphokine.
Faktor plasma terdiri dari komplemen, kinin (bradykinin), faktor koagulasi, dan sistem fibrinolitik
Berdasarkan jenisnya, mediator inflamasi dibagi menjadi 2 yaitu mediator lokal yang disintesis secara lokal oleh sel di tempat inflamasi dan mediator sistemik
Peranan mediator kimia pada inflamasi akut meliputi beberapa fungsi dalam dilatasi vaskular, peningkatan permeabilitas, dan kemotaksis
Fungsi dalam dilatasi vaskular diperankan oleh histamin, serotonin, bradikinin, dan prostaglandin.
Mediator kimia untuk peningkatan permeabilitas adalah histamin, serotonin, bradikinin, komplemen 3a, komplemen 5a, prostaglandin, leukotriene, protease lisosomal, dan oksigen radikal
TANDA-TANDA INFLAMASI
Kemerahan (rubor)
reaksi peradangan mulai timbul maka arteri yang mensuplai darah ke daerah tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal.
Pembuluh-pembuluh darah yang sebelumnya kosong atau sebagian saja meregang dengan cepat dan terisi penuh oleh darah
Keadaan ini dinamakan hiperemi atau kongesti menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut
Rasa panas (kalor)
Rasa panas dan warna kemerahan terjadi secara bersamaan. Rasa panas disebabkan karena jumlah darah lebih banyak di tempat radang daripada di daerah lain di sekitar radang.
Fenomena panas ini terjadi bila terjadi di permukaan kulit. Sedangkan bila terjadi jauh di dalam tubuh tidak dapat dilihat dan rasakan
Rasa sakit (dolor)
Rasa sakit akibat radang dapat disebabkan karena adanya peregangan jaringan akibat adanya edema sehingga terjadi peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa nyeri
adanya pengeluaran zat–zat kimia atau mediator nyeri seperti prostaglandin, histamin, bradikinin yang dapat merangsang saraf perifer di sekitar radang sehingga dirasakan nyeri
Fungsiolaesa
Fungsiolaesa merupakan gangguan fungsi dari jaringan sebagai konsekuensi dari suatu proses inflamasi.
Gerakan yang terjadi pada daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar atau secara refleks akan mengalami hambatan oleh rasa sakit
pembengkakan yang hebat secara fisik mengakibatkan berkurangnya gerak jaringan
DEFENISI
Inflamasi atau radang merupakan proses fungsi pertahanan tubuh terhadap masuknya organisme maupun gangguan lain.
Inflamasi merupakan suatu reaksi dari jaringan hidup guna melawan berbagai macam rangsangan
Fenomena yang terjadi dalam proses inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit menuju jaringan radang
JENIS-JENIS INFLAMASI
Inflamasi Akut
Pada inflamasi akut proses berlangsung singkat beberapa menit hingga beberapa hari
gambaran utama eksudasi cairan dan protein plasma serta emigrasi sel leukosit terutama neutrofil
Rubor, kalor, dan tumor pada inflamasi akut terjadi karena peningkatan aliran darah dan edema.
Inflamasi akut biasanya terjadi tiba-tiba, ditandai oleh tanda-tanda klasik, dimana proses eksudatif dan vaskularnya dominan
Inflamasi Kronis
Inflamasi kronik terjadi bila penyembuhan pada radang akut tidak sempurna
Dapat pula diakibatkan oleh reaksi immunologik
Radang berlangsung lama (berminggu-minggu, berbulan-bulan). Radang kronik ditandai dengan lebih banyak ditemukan sel limfosit, sel plasma, makrofag
biasanya disertai pula dengan pembentukan jaringan granulasi yang menghasilkan fibrosis
Mekanisme Inflamasi Akut
Inflamasi dimulai dengan inflamasi akut yang merupakan respon awal terhadap kerusakan jaringan
Radang akut memiliki 2 komponen utama, yaitu perubahan vaskular dan aktivitas sel
Pada vaskular terjadi vasokonstriksi dalam hitungan detik setelah jejas, setelah itu terjadi vasodilatasi arteriol yang mengakibatkan peningkatan aliran darah
Setelah pembuluh darah statis, leukosit terutama neutrofil mulai berkelompok pada permukaan vaskular endotel.
Kontraksi sel endotel menyebabkan terbentuknya celah antar sel pada venule post kapiler menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskular
Kontraksi sel endotel terjadi segera setelah pengikatan dengan histamin, bradikinin, leukotrien selama 15- 30 menit, yang diikuti oleh peningkatan TNF dan IL-1.
CICI BAYU NANDA
1808260092