Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Sport Injury, Chiara Maharani 2008260051 SGD 2 - Coggle Diagram
Sport Injury
Jenis cedera dan penanganannya
Strain
Mengistirahatkan area yang cedera dan dikompres es 15 menit
Sprain
Bebat pergelangan atau compression
Dislokasi
Imobilisasi, beri anti-analgesik, dan kompres es
Robekan tendon
Istirahat, inj. kortikosteroid
Fraktur
Reposisi dan imobilisasi
Takaran olahraga
Menghitung denyut nadi max (220-usia)
Memilih waktu yang tepat untuk olahraga. Latihan dilakukan dengan intensitas 2x perminggu selama 60 menit
Untuk lansia olahraga yang dilakukan dapat berupa jalan kaki, jalan cepat, yoga, dan berenang. Sedangkan untuk usia 20-40thn, dapat melakukan zumba, yoga, angkat beban, treadmill
Intensitas latihan daya tahan otot biasanya umumnya 70% DNM dan kekuatan 80-100% DNM
Pencegahan cedera
Warm up
Cooling down
Menggunakan peralatan dengan benar
Memilih olahraga yang sesuai
Metabolisme otot
Fosfagen: Pembentukan ion fosfat dan kreatin
melalui pemecahan fosfokreatin. Pada proses pemecahan, energy
yang digunakan lebih banyak dari ATP yang dihasilkan.
ATP > ADP + Pi + Energi
Glikogen: Glikolisis merupakan pemecahan setiap glukosa menjadi 2. Molekul asam piruvat dengan proses pelepasan energi dan
menghasilkan 4 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa
Glikogen/glukosa + ADP + Pi > ATP + Asam laktat
Aerobik: Mitokondria menjadi organel utama yang berperan dalam memproduksi energi melalui proses oksidasi glukosa, asam amino,
dan asam lemak. Bahan-bahan tersebut akan berikatan dengan O2.
Glikogen + ADP + Pi + O2 > CO2 + H2O + ATP
Mekanisme radikal bebas: ROS adalah produk samping reaksi oksidasi fosforilasi dalam rantai transpor. Oksidasi ini bertujuan membentuk energi dengan bentuk ATP.
Inisiasi: Molekul mengalami pemisahan hemolitik membentuk molekul radikal bebas.
Propagasi: Molekul radikal bebas bereaksi dengan molekul netral membentuk molekul radikal bebas baru
Terminasi: 2 radikal bebas akan bergabung menjadi molekul netral
Teori neurohormonal
Regulasi nervous system: Sistem saraf autonom mengatur jantung dan pembuluh darah untuk mediasi cardiovascular responses dengan sistem metabolik selama olahraga
Regulasi hormonal system: Olahraga merangsang pelepasan protein dengan autokrin, parakrin, atau endokrin. Fungsi yang dihasilkan otot rangka disebut
myokine
Macam-macam olahraga
Aerobic
Senam
Lompat tali
Renang
Anaerobic
Angkat beban
Push up
Yoga
Cardiovascular dalam olahraga
Neural signals mengorginasi peregangan mekanikal sensitif reseptor di cardiopulmonary region. Cardiovascular mengatur impuls dari korteks motorik, kontraksi otot, baroreseptor, dan kemoreseptor di area medulla. Pusat kontrol di medulla ini akan mengaktivasi tonus simpatetik yang menyebabkan vasokontriksi lalu meningkatkan preload hingga stroke volume juga meningkat. Hal ini akan meningkatkan cardiac output juga sehingga TD naik.
Mekanisme kram
Kram otot diawali oleh spasme otot, yaitu kontraksi involunter kelompok otot. Spasme yang berkelanjutan disebut kram. Berdasarkan teori neuromuscular, kram terjadi karena obstruksi pada keseimbangan antara excitatory dan inhibitory neuron motorik.
Pengaruh lifestyle dengan olahraga
Sedentary life yang berlebihan berpengaruh terhadap pemulihan olahraga akibat penurunan kekuatan dan kinerja otot. Jika tidak aktif dalam waktu lama, kemampuan tubuh untuk mengontrol KGD dan TD terganggu.
Penyebab kematian mendadak saat olahraga
Henti jantung mendadak yang diawali dengan aritmia
Chiara Maharani 2008260051 SGD 2