Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
HIV, Rahma Aulia sitorus - Coggle Diagram
HIV
- CMD HIV dengan infeksi oportunistik (2)
CD4 : immunology assessment, prophylaxis treatment evaluation for opportunistic infection
Viral Load : prognosis evaluation, predicting therapy response
-
Peripheral Blood Count : anemia, leucopenia, thrombocytopenia
-
-
-
Blood Sugar, Lipid Profile : comorbidity
-
-
-
-
-
- Infeksi oportunistik pada HIV
-
-
-
-
-
-
- Definisi, etiologi, faktor resiko HIV
-
Et
-
Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (seks anal). Meski sangat jarang, HIV juga dapat menular melalui seks oral. Namun, penularan lewat seks oral hanya terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya akibat gusi berdarah atau sariawan.
-
Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV adalah salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV. Penularan bisa terjadi jika berbagi pakai jarum suntik ketika menggunakan NAPZA atau saat membuat tato.
-
Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari penderita HIV. Namun, kemungkinan terjadinya penularan ini cukup rendah. Hal ini karena sekarang pendonor darah harus melewati skrining HIV dan infeksi lainnya terlebih dahulu.
Def
Virus HIV terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Pada 90% kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1. Sementara, HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil orang, khususnya di Afrika Barat.
- Patofisiologi HIV, patofisiologi toxo, keterkaitan (2)
-
-
Sampai saat ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi HIV. Namun, penularan HIV dapat dicegah dengan konsep “ABCDE”, yakni:
-
Bagi yang belum menikah, tidak melakukan hubungan seks di luar nikah adalah langkah yang paling tepat untuk menghindari paparan HIV.
-
Bersikaplah saling setia kepada satu pasangan seks. Hindari perilaku berganti-ganti pasangan untuk meminimalisir kemungkinan penularan HIV.
-
Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik melalui vagina maupun melalui dubur. Bila memilih kondom berpelumas, pastikan memilih pelumas yang berbahan dasar air. Hindari kondom dengan pelumas yang berbahan dasar minyak, karena dapat membuat kondom bocor.
-
Menghindari penggunaan narkoba, terutama melalui jarum suntik, bisa mencegah seseorang terinfeksi HIV. Selain itu, menghindari berbagi pakai jarum suntik juga dapat mencegah infeksi virus hepatitis B.
-
Pemberian informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di masyarakat.
Bagi Anda yang berisiko tinggi terinfeksi HIV tetapi terkonfirmasi negatif, dokter dapat memberikan obat pre-exposure prophylaxis (PrEP). Pada pria, prosedur sunat juga dinilai dapat mengurangi risiko infeksi HIV.
Edukasi
Educated that disease which suffered is infection from protozoaToxoplasma gondii. Protozoa this found in animal cattle and environment, as well as on feces cat. Because of that, very important to guard hygiene so that no occur deployment infection.
Patient notified that toxoplasmosis in part big people who caught characteristic asymptomatic. However, infection Toxoplasma gondi icould attack various organ especially eye and brain.
The mother currently pregnant risky transmit infection the on fetus which conceived so that urgent for do inspection on fetus minimum inspection ultrasound. Baby could just found normal moment born but must permanent done inspection neurological and vision periodically for ensure exists involvement organthe.
Patient generally no realize that they caught infection Toxoplasma gondii, but on patient immunocompromised like patient HIV need be careful because infection could Becomes more heavy. Patient immunocompromised which infected so risky experience reactivation infection if rate CD4 decrease.
Stadium
Stadium 1
Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih tidak terasa. Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak menunjukkan gejala. Apabila ada gejala yang sering terjadi adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh seperti ketiak, leher, dan lipatan paha. Penderita (ODHA) pada fase ini masih terlihat sehat dan normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat menularkan virus ke orang lain.
Stadium 2
-
Daya tahan tubuh ODHA pada fase ini umumnya mulai menurun namun, gejala mulai muncul dapat berupa:
Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Penurunan ini dapat mencapai kurang dari 10 persen dari berat badan sebelumnya
Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis), dan radang tenggorokan
-
-
-
Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan
-
Stadium 3
-
Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3 antara lain:
-
-
-
-
Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan berbulu
-
Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang tidak kunjung sembuh
Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit
Stadium 4
-
Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:
Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering, sesak nafas, dan demam
-
Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak
-
-
-
-
-
Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah sehingga aktivitas terbatas dilakukan di tempat tidur
- Siklus hidup toxoplasma dan port de entry
-
- Tatalaksana HIV awal dan toxoplasmosis (2)
Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut sebagai antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV adalah:
-
-
-
-
-
-
- Prognosis HIV dengan toxoplasmosis dan prognosis HIV
Prognosis infeksi HIV ditentukan oleh diagnosis dini dan pengobatan pemeliharaan dengan terapi antiretroviral (ARV). Pasien yang didiagnosis lebih dini dapat segera memulai terapi ARV untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, menurunkan risiko komplikasi, dan memperpanjang kesintasan hidup pasien.[
-