HIV

  1. Definisi, etiologi, faktor resiko HIV
  1. Tahap dan stadium HIV
  1. Siklus hidup toxoplasma dan port de entry
  1. Patofisiologi HIV, patofisiologi toxo, keterkaitan (2)
  1. CMD HIV dengan infeksi oportunistik (2)
  1. Tatalaksana HIV awal dan toxoplasmosis (2)
  1. Prognosis HIV dengan toxoplasmosis dan prognosis HIV
  1. Edukasi dan pencegahan

Def

Et

FR

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.


HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya

Pen

Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah

Tidak berganti-ganti pasangan seksual

Menggunakan kondom saat berhubungan seksual

Menghindari penggunaan narkoba, terutama jenis suntik

Mendapatkan informasi yang benar terkait HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, terutama bagi anak remaja

HIV

Tox

Virus HIV terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Pada 90% kasus, infeksi HIV disebabkan oleh HIV-1. Sementara, HIV-2 diketahui hanya menyerang sebagian kecil orang, khususnya di Afrika Barat.


Penularan HIV terjadi saat cairan tubuh penderita (bisa darah, sperma, atau cairan vagina), masuk ke dalam tubuh orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara berikut:

Hubungan seks

Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (seks anal). Meski sangat jarang, HIV juga dapat menular melalui seks oral. Namun, penularan lewat seks oral hanya terjadi bila terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya akibat gusi berdarah atau sariawan.

Penggunaan jarum suntik

Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV adalah salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV. Penularan bisa terjadi jika berbagi pakai jarum suntik ketika menggunakan NAPZA atau saat membuat tato.

Transfusi darah

Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor darah dari penderita HIV. Namun, kemungkinan terjadinya penularan ini cukup rendah. Hal ini karena sekarang pendonor darah harus melewati skrining HIV dan infeksi lainnya terlebih dahulu.

Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom, melalui dubur (anus), atau dengan berganti-ganti pasangan

Menderita infeksi menular seksual (IMS), misalnya sifilis, herpes, klamidia, gonore, dan vaginosis bakterialis, karena sebagian besar IMS menyebabkan luka terbuka di kelamin penderita

Menggunakan NAPZA suntik, karena umumnya pelaku narkoba akan saling berbagi jarum suntik

Menerima suntikan, transfusi darah, transplantasi jaringan, dan prosedur medis yang tidak steril atau tidak dilakukan oleh tenaga profesional

Bekerja sebagai petugas kesehatan, karena berisiko mengalami cedera akibat tidak sengaja tertusuk jarum suntik

Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut sebagai antiretroviral (ARV).


ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV adalah:

Efavirenz

Etravirine

Nevirapine

Lamivudin

Zidovudin

Emtricitabine-tenofovir

Stadium

36FCA40E-74C6-4D33-9E23-F1CA6CE9221B

BE8428D8-1E02-4A07-971B-3E231F44D847

Tahapan

PNEUMOCYSTIS LUNG INFECTION

Pneumocystis infection (pneumonia) is one of the most serious opportunistic infections for people with HIV/AIDS.

These infections can be caused by many different pathogens, such as the fungi Coccidioidomycosis, Cryptococus neoformans, Histoplasmosis, Pneumocystis jirovecii; some bacteria such as Pneumococcus; and some viruses such as cytomegalovirus or herpes simplex.

Symptoms of opportunistic lung infections may include cough, fever, and difficulty breathing. However, the infection may spread from the lungs to other parts of the body.

Opportunistic infections by the fungus crytococcus neoformans, for example, can spread to the skin, bones or urinary tract.

PNEUMOCYSTIS LUNG INFECTION

Pneumocystis infection (pneumonia) is one of the most serious opportunistic infections for people with HIV/AIDS.

These infections can be caused by many different pathogens, such as the fungi Coccidioidomycosis, Cryptococus neoformans, Histoplasmosis, Pneumocystis jirovecii; some bacteria such as Pneumococcus; and some viruses such as cytomegalovirus or herpes simplex.

Symptoms of opportunistic lung infections may include cough, fever, and difficulty breathing. However, the infection may spread from the lungs to other parts of the body.

Opportunistic infections by the fungus crytococcus neoformans, for example, can spread to the skin, bones or urinary tract.

TUBERCULOSIS

Tuberculosis (TB) is an opportunistic lung infection caused by a bacterium called Mycobacterium.

Symptoms of TB may include coughing, fatigue, weight loss, fever, and night sweats.

TB can be a serious complication in people with HIV/AIDS because the TB bacteria can become active more quickly and be more difficult to treat in PLWHA than in healthy people.

Opportunistic infections in the form of tuberculosis can also affect other parts of the body, often the lymph nodes, brain, kidneys or bones.

click to edit