Mulut Mencong Dan Lemah Tungkai
Definisi, etiologi, faktor resiko stroke
TX
Patofisiologi Stroke Iskemik
Patofisiologi kelemahan tungkai dan lengan
TX Rehabilitas
DD Mulut Mencong Dan Kelemahan Anggota Gerak
CMD
Tanda & Gejala
click to edit
click to edit
Adanya lesi pada jaras kortikospinalis yang berasal dari kortikal neuron di lobus frontalis dan terdapat motor neuron di sumsum tulang belakang. jaaras tadi melewati mid brain, pons, dan medula oblongata dan bekerja pada sisi yang belawanan sehingga terjadi kontraleteral motor neuron
Trauma Pada kepala
Perdarahan yang terjadi didalam otak yang diakibatkan oleh beberapa faktor dan adanya roberna sinus vena
Adanya suatu syndrome yang berhubungan dengan kelemahan atau kelumpuhan sebagian atau seluruh tubuh
Adanya Tumor pada otak
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika sebagaian sel – sel otak mengalami kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak
Etiologi : Etiologi stroke iskemik disebabkan oleh peristiwa trombotik atau emboli yang menyebabkan penurunan aliran darah ke otak. Pada kejadian trombotik, aliran darah ke otak terhambat di dalam pembuluh darah karena disfungsi di dalam pembuluh itu sendiri, biasanya akibat penyakit aterosklerotik, diseksi arteri, displasia fibromuskular, atau kondisi inflamasi. Dalam peristiwa emboli, puing-puing dari tempat lain di tubuh menghalangi aliran darah melalui pembuluh yang terkena. Etiologi stroke mempengaruhi baik prognosis dan hasil
Faktor resiko yang tidak dapat di ubah : Usia, jenis kelamin, genetik
Faktor resiko Stroke yang bisa diubah : Hipertensi, Diabetes Melitus, Merokok, Atrial Fibrilasi, Dislipidemia, Konsumsi alkohol, Penyalahgunaan obat, Stenosis arteri karotis, Hiperfibrinogenemia
Mengalami mati rasa pada salah satu sisi tubuh dan terasa lemah. Kesuitan berpikir, hilang konsentrasi, kehilangan keseimbangan tubuh, dan mengalami gangguan penglihatan secara tiba-tiba, DLL.
Umumnya, stroke iskemik hanya melibatkan sebagian dari otak akibat oklusi arteri besar atau kecil. Hal ini dapat berkembang dengan cepat di beberapa bagian arteri dan menjadi emboli. atau embolus tunggal yang pecah dan mengalir dalam aliran darah. Saat arteri tersumbat dan otak kekurangan aliran darah, terjadi penghambatan pada hampir seluruh fungsi alami dari syaraf. Fungsi normal syaraf akan terhenti dan akan terjadi gejala yang relevan dengan daerah otak yang terlibat. Trombosis dapat terbentuk di arteri ekstrakranial atau intracranial saat intima menjadi kasar dan plak terbentuk selama terjadi luka pada pembuluh darah. Luka endothelial merangsang platelet untuk menempel dan beragregasi kemudian koagulasi aktif dan trombus terbentuk pada tempat plak. Aliran darah pada sistem ektrakranial dan intracranial menurun dan sirkulasi kolateral mempertahankan fungsinya.
Pemfis
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis
Kelumpuhan pada wajah atau separuh anggota tubuh (hemiparise) atau hemiplegia (paralisis) yang timbul secara mendadak.Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan. Penurunan kesadaran. Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis. a) Keadaan umum: kesadaran, peningkatan pola bicara, tanda- tanda vital: kenaikan tekanan darah, suhu dingin b) Pemeriksaan mata: gangguan penglihatan c) Pemeriksaan leher: kaku kuduk d)Pemeriksaan dada: nafas pendek, perubahan irama jantung
Vertigo, mual, muntah, nyeri kepala, terjadi karena peningkatan tekanan intrakranial, edema serebri, disatria (Bicara cadel atau pelo ), kesulitan menelan, angguan penglihatan. Sulit melihat dengan sebelah mata maupun kedua mata. Berbagai objek menjadi kabur atau terlihat ganda.
Angiografi serebral : Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskular. Lumbal pungsi : lumbal menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada intrakranial. CT scan : Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. MRI (Magnetic Imaging Resonance) menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak.
Umum
Medis
Setelah Fase Akut
Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi lateral decubitus bila disertai muntah. Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu berikan oksigen 1-2 liter/menit bila ada hasil gas darah. Memasang kateter untuk jalan buang air kecil Kontrol tekanan darah, dipertahankan normal.
Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi lateral decubitus bila disertai muntah. Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu berikan oksigen 1-2 liter/menit bila ada hasil gas darah. Memasang kateter untuk jalan buang air kecil Kontrol tekanan darah, dipertahankan normal.
Obat anti hipertensi. Pada penderita stroke baru, biasanya tekanan darah tidak diturunkan terlalu rendah untuk menjaga suplai darah keotak. Anti platelet untuk mencegah pembekuan darah, digunakan obat anti platelet, seperti aspirin. Anti koagulan untuk mencegah pembekuan darah, pasien dapat diberikan obat-obatan tikoagulan seperti heparin yang bekerja dengan cara mengubah komposisi factor pembekuan dalam darah. Obatan tikoagulan biasanya diberikan pada penderita stroke dengan gangguan irama jantung
Stroke fase subakut
Stroke fase akut
Stroke fase akut: 2 minggu pertama pasca serangan stroke. Pada fase ini kondisi hemodinamik pasien belum stabil, umumnya dalam perawatan di rumah sakit, bisa di ruang rawat biasa ataupun di unit stroke.
Stroke fase subakut: antara 2 minggu-6 bulan pasca stroke. Pada fase subakut pasien diharapkan mulai kembali untuk belajar melakukan aktivitas dasar merawat diri dan berjalan. Dengan atau tanpa rehabilitasi, sistim saraf otak akan melakukan reorganisasi setelah stroke. Reorganisasi otak yang terbentuk tergantung sirkuit jaras otak yang pal- ing sering digunakan atau tidak digunakan.
Komplikasi
Trombosis, Dekubitus, Pneumonia, Atrofi dan kekakuan sendi, Depresi dan kecemasan, Hipoksia serebral, Penurunan aliran darah serebral, Emolisme serebral.
Prognosis
stroke juga dipengaruhi oleh berbagai faktor dan keadaan yang terjadi pada penderita stroke. Hasil akhir yang dipakai sebagai tolok ukur diantaranya outcome fungsional, seperti kelemahan motorik, disabilitas, quality of life, serta mortalitas. sekitar 30-60 % penderita stroke yang bertahan hidup menjadi tergantung dalam beberapa aspek aktivitas hidup sehari-hari. Dari berbagai penelitian, perbaikan fungsi neurologik dan fungsi aktivitas hidup sehari-hari pasca stroke menurut waktu cukup bervariasi. Suatu penelitian mendapatkan perbaikan fungsi paling cepat pada minggu pertama dan menurun pada minggu ketiga sampai 6 bulan pasca stroke
Edukasi & Pencegahan
Mengurangi Konsumsi leak Berlebihan
Melakukan aktifitas fisik
Kontrol tekanan darah
diet Sehat dan menage berat badan ideal
Terapi antiplatelet
Atiqah Salsabila Aneisca 2008260147