Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Leptospirosis - Coggle Diagram
Leptospirosis
jenis jenis demam
Demam kontinyu: Terus menerus dan tidak berfluktuasi lebih dari 1°C selama 24 jam
Demam remiten: Demam naik turun lebih dari 1°C tetapi tidak mencapai suhu normal.
Demam intermiten: naik turun suhu tubuh dari demam menjadi suhu normal dan kemudian menjadi demam kembali pada periode waktu tertentu.
Demam bifasiq: demam yang tinggi kemudian hilang dan kembali meningkat.
Demam berdasarkan penyebabnya:
Demam infeksi (Demam karena ada infeksi seperti masuknya kuman, bakteri, virus ke dalam tubuh)
Demam non-infeksi (Demam yang tidak disebabkan oleh masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh)
Demam fisiologis
Demam berdasarkan perubahan suhunya:
Demam septik (suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari
Demam remiten adalah suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal.
Demam intermiten adalah suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Demam continue: pada tipe demam continue variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Demam siklik adalah terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
diagnosis banding
DBD (Demam Berdarah Dengue)
Malaria
demam tifoid
meningitis
CMD
anamnesis
pribadi
Keluhan utama
keluhan tambahan
riwayat penyakit terdahulu dan keluarga
obat-obatan
pergi ke tempat endemik
lingkungan dan gizi serta kebiasaan
pemeriksaan fisik
ikterik, demam, mialgia, nyeri sendi sertaconjungtival suffusion. Conjungtival suffusion dan mialgia merupakan gejalaklinik yang paling sering ditemukan. Conjungtival suffusion bermanifestasi bilateral di palpebra pada hiri ke 3 selambatnya hari ke 7 terasa sakit dan seringdisertai perdarahan konjungtiva unilateral ataupun bilateral yang disertai fotofobiadan injeksi faring; faring terlihat merah dan bercak-bercak. Mialgia dapat sangathebat, pemijatan otot betis akan menimbulkan nyeri hebat dan hiperestesi kulit
hepatomegali, splenomegali, kakukuduk, rangsang meningeal, hipotensi, ronki paru dan adanya diatesis hemoragi
pemeriksaan penunjang
pemeriksaan darah rutin
morfologi darah tepi
fungsi hati
SGOT & SGPT
fungsi ginjal
pemeriksaan laboratorium khusus
pemeriksaan langsung
Pemeriksaan mikroskopi dan immunostaining
pemeriksaan molekuler
biakan
inokulasi hewan pecobaan
pemeriksaan tidak langsung
uji serologi
MAT
uji carik celup
lepto dipstick & ELISA
klasifikasi leptospirosis
ringan (nonikterik).
Gejala leptospirosis timbul mendadak ditandai dengan virallike illness, yaitu demam, nyeri kepala, dan mialgia. Nyeri kepala bisa berat, mirip yang terjadi pada infeksi dengue, disertai nyeri retro orbital dan fotofobia.
berat (ikterik)
jaundice atau ikterik, azotemia, gagal ginjal, perdarahan yang timbul dalam waktu 4-6 hari setelah onset gejala dan dapat mengalami perburukan dalam minggu ke-2. Ikterus umumnya dianggap sebagai indikator utama leptospirosis berat.
tatalaksana
leptospirosis anikterik
antibiotik: Ampicillin (75-100 mg/KgBB/hari)
pemberian antipiretik
leprospirosis ikterik
pemberian antipiretik
pemberian nutrisi/cairan (non-farmako)
pemberian antibiotik : ampicillin (1 gram diberikan 4 kali sehari intravena)
edukasi
anjuran untuk mencuci tangan dan kaki dengan sabun bila terpapar air atau tanah kotor, menyimpan makanan dan minuman dengan aman, menggunakan alas kaki, membersihkan lingkungan sekitar, dan tidak membuang sampah sembarangan untuk mencegah banjir.
penggunaan sepatu boot atau sepatu karet dengan ukuran tinggi, sarung tangan, dan pakaian pelindung, Pembasmian sarang tikus
siklus hidup leptospira
port D Entry
Leptospirosis dikeluarkan melalui kontak dengan air, lumpur, tanaman yang telah dicemarkan oleh air seni dari rodent (tikus) dan hewan lain yang mengandung bakteri Leptospira.
Leptospira masuk ke dalam tubuh kita melalui kulit yang terluka atau lapisan mukosa (selaput lendir) mulut, saluran cerna, saluran hidung dan selaput mata. Kuman Leptospira mengikuti aliran darah menuju seluruh tubuh dan menyerang organ-organ penting seperti: hati, jantung, ginjal, paru dan otak.
morfologi leptospira
Bakteri Leptospira merupakan Spirochaeta aerobik (membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup), motil (dapat bergerak), gram negatif, bentuknya berkerut-kerut. Bakteri Lepstospira berukuran panjang 6-20 µm dan diameter 0,1-0,2 µm
patofiologi leptospirosis
prognosis
Prognosisnya cenderung baik, meskipun beberapa pasien mungkin memerlukan rawat inap dan mungkin juga mengalami komplikasi autoinflamasi dalam jangka menengah hingga jangka panjang. Pada pasien dengan kasus penyakit yang parah (penyakit Weil) atau komplikasi, angka kematian sekitar 40%.
komplikasi
meningitis, fatigue berlebihan, gangguan pendengaran, distress respirasi, azotemia, dan renal interstitial tubular necrosis yang akhirnya menyebabkan gagal ginjal dan kadang juga gagal hati
etiology: bakteri Leptospira sp. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif spirochete yang bisa menginfeksi manusia dan hewan dengan cara menginvasi kulit yang terluka maupun mukosa.
faktor resiko: riwayat pekerjaan tertentu, adanya kontak dengan hewan, aktivitas wisata, serta faktor-faktor lingkungan dan becana alam yang berhubungan dengan air yang sudah terinfeksi bakteri leptospira
menifestasi klinis: demam, menggigil, sakit kepala, meningismus, anoreksia, mialgia, conjungtival suffusion, mual, muntah, nyeri abdomen, ikterus, hepatomegali, ruam kulit, fotofobia.