Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
SKENARIO 3 - Coggle Diagram
SKENARIO 3
Cushing syndrome
Definisi
Sindrom Cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan kortisol plasma berlebihan dalam tubuh (hiperkortikolisme), baik oleh pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksis hipotalamus- hipofisisadrenal (spontan)
Etiologi
Pemberian steroid eksogen
Overproduksi glukokortikoid eksogen
Ektopik ACTH kadang-kadang disekresi oleh sel oat atau small cell lung tumors atau oleh tumor karsinoid.
Epidemiologi
Prevalensi Cushing disease adalah sekitar 39,1 per 1.000.000 penduduk dan insidensinya adalah 1,2–2,4 kasus per 1 juta penduduk per tahun.
Patofisiologi
Glukokortikoid melebihi batas
Penurunan kemampuan sintesis protein
Kulit menipis
Atrofi otot menurun
Risiko cedera dan osteoporosis meningkat
Peningkatan Asam lambung dan Pepsin
Luka pada mukosa lambung
Nyeri
Gangguan citra tubuh
Penumpukan lemak di jar. Adiposa: Moon face, Obesitas tunkus
Peningkatan Risiko Infeksi
Sistem imun menurun
Perubahan Psikologis
ketidakstabilan emosional, euphoria, insomnia episode singkat
gangguan proses berfikir
Patogenesis
Adenoma hipofisis memproduksi CRF
secara terus menerus
menyebabkan kenaikan ACTH
memicu korteks adrenal untuk terus memproduksi glukokortikoid, sehingga sekresi glukokortikoid akan berlebih
Manifestasi klinis
obesitas sentral, mudah lebam, adanya lemak pada daerah dorsoservikal maupun supraklavikular, miopati, dan kelemahan otot
gangguan pada aksis hipotalamus-pituitariadrenal (HPA) akibat adanya glukokortikoid eksogen berlebih
Prognosis
Sebagian besar dapat disembuhkan,
membaik dengan perawatan
Komplikasi
Diabetes, osteoporosis, depresi, kelainan haid
Faktor risiko
Orang-orang yang terbiasa mengkonsumsi kortikosteroid dosis tinggi dikarenakan suatu keadaanmedis yang serius.
Orang yang memiliki kelainan pada kelenjar adrenalnya, dimana kelenjar tersebut memproduksi kortisol secara berlebih.
Orang yang mendapatkan pengobatan Glukokortikoid serta ACTH jangka panjang.
Neoplasma adrenal seper adenoma dan karsinoma
Usia yang rentan yaitu antara 50-60 tahun
DD
Sindrom pseudo-cushing
Sindrom metabolik/sindrom resistensi
insulin
Tatalaksana
Tatalaksana farmakologi
Obat yang digunakan untuk mengendalikan sekresi ACTH misalnya siproheptadin
Tatalaksana non farmakologi
bedah mikro transfenoid (transphenoidal microsurgery).
Aspek rehab
radiasi konvensional, gamma knife radiosurgery, dan implantasi radioaktif dalam sela tursika
Pencegahan
Pencegahan primer
Pendidikan kesehatan: gaya hidup, gizi, faktor lingkungan, cara pengobatan, dll
Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus
Penelitian kesehatan
Pencegahan sekunder
Pengawasan dan penyuluhan untuk klien cushing syndrome
Pengamatan langsung mengenai perawatan cushing syndrome
Case-finding secara aktif, mencakup identifikasi cushing syndrome pada orang yang dicurigai dan rujukan pemeriksaan kadar kortisol yang tinggi dalam plasma darah.
Dermatitis seboroik
Definisi
Dermatitis seboroik (SD) adalah penyakit kulit inflamasi umum dengan morfologi papuloskuamosa di daerah yang kaya akan kelenjar sebasea, terutama kulit kepala, wajah, dan lipatan tubuh.
Etiologi
Faktor Imun
infeksi jamur Malassezia
Aktivitas kelenjar sebasea
Epidemiologi
Data prevalensi dermatitis seboroik bervariasi antara 3–5% dari seluruh populasi dunia.
Patogenesis
respon imun yang tidak normal terhadap
Malassezia
sel T tertekan
Penurunan phytohemagglutinin dan concanavalin
Peningkatan produksi IL-10
Penurunan IL-2 dan IFN
Patofisiologi
mutasi genetik reseptor sel T dan protein yang penting dalam diferensiasi epidermis, yaitu myelin protein zero like 3 (MPZL3) dan zinc finger protein 750 (ZNF750), yang mengkode protein zinc finger (C2H2).
Peningkatan Sebum
Peningkatan Jumlah Malassezia spp
memproduksi lipase dan menginisiasi respons inflamasi melalui pelepasan asam oleat dan asam arakidonat dari sebum
Peningkatan faktor proinflamasi
Peradangan
Manifestasi Klinis
eritema dengan warna kemerahan dan ditutupi dengan sisik berminyak besar yang dapat dilepaskan dengan mudah.
pada wajah, penyakit ini sering mengenai
bagian medial alis, lipatan nasolabial
Komplikasi
Jarang menimbulkan komplikasi
Ditemukan impetigo dalam beberapa kasus
Prognosis
Bayi: Bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya dalam 6-9 bulan.
Dewasa: Kronik residif
Faktor Risiko
gangguan kekebalan tubuh, akibat Penerimaan transplantasi organ, pasien dengan Riwayat HIV/AIDS, pankreatitis alkoholik kronis, Virus hepatitis C, kanker (penyakit ganas Lainnya), jenis kulit berminyak, stress dan factor genetik.
DD
psoriasis Vulgaris
Tatalaksana
DS Skalp
Ringan-Sedang
Ketoconazol 1-2% Sampo, 2-3x/mnggu (
Anti Jamur Topikal)
Aklometason 0.05% Salep, 1x1 selama 4
minggu (Kortikosteroid Topikal)
Sedang-Berat
Hidrokortison 1% Linimen dan Solusio, 1x1
selama 4 Minggu (Kortikosteroid Topikal)
Itrakonazol 100mg kapsul Bulan pertama: 200mg/hari selama seminggu, dilanjutkan 200mg/2 Hari selama 11 Bulan (Anti Jamur Sistemik)
DS Non Skalp
Ringan-Sedang
Ketoconazol 2% Krim, 2x1 selama 4 Minggu
Hidrokortison 1% Krim & salep, 2x1 selama 4
Minggu
Sedang-Berat
Aklometason 0.05% Salep, 2x1 selama 4
Minggu
Itrakonazol 100mg Kapsul 200mg/hari selama seminggu, dilanjutkan 200mg/2 Hari selama 11 Bulan