Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
KELUHAN PUCAT (ANEMIA APLASTIK), NAMA: RAHMANIA RAUDHAH NPM: 2108260153 …
KELUHAN PUCAT
(ANEMIA APLASTIK)
1. KLASIFIKASI ANEMIA
7. TATALAKSANA FARMAKO & NON FARMAKO
4. CMD (ANAMNESIS-PEMFIS) ANEMIA APLASTIK
8. KOMPLIKASI, EDUKASI, PROGNOSIS ANEMIA APLASTIK
3. PATOFISIOLOGI ANEMIA
6. DD ANEMIA APLASTIK
2. DEFINISI, ETIOLOGI, DAN FAKTOR RISIKO ANEMIA
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG & INTERPRETASI
NAMA: RAHMANIA RAUDHAH
NPM: 2108260153
SGD 9
Berdasarkan morfologi:
Anemia normositik normokrom: Anemia
Aplastik & Leukemia.
Anemia mikrositik hipokrom: Anemia defisiensi besi,Anemia sideroblastik, dan Anemia Penyakit kronis.
Anemia makrositik: Anemia hemolitik & Anemia Defisiensi folat/Vit B12,
Berdasarkan etiologi:
Akibat kehilangan darah: Akut & Menahun.
Aktivitas eritropoiesis berkurang:
Gizi :defisiensi protein, asam folat, besi, vitamin B12.
Kegagalan sumsum tulang : anemia aplastik, anemia pada keganasan
Destruksi eritrosit meningkat:
Bawaan : kelainan membran eritrosit, kelainan enzim erirosit, gangguan pembentukan rantai hemoglobin.
Didapat : imunologi, mekanik, infeksi, zat kimia, fisika.
Anemia aplastik mengacu pada sindrom kegagalan hematopoietik primer kronis akibat cedera yang menyebabkan berkurangnya atau tidak adanya prekursor hematopoietik di sumsum tulang dan disertai pansitopenia.
Etiologi:
Primer: Kelainan Kongenital (Fanconi, Nonfanconi & Dyskeratosis kongenital) dan idiopatik.
Sekunder:
Akibat radiasi, bahan kimia atau obat
Akibat obat – obat idiosinkratik
Karena penyebab lain (Infeksivirus : hepatitis virus /virus lain & Akibat kehamilan).
Faktor resiko: kelainan sistem imun, mengidap kanker, Menjalani terapi radiasi atau kemoterapi, dan Terpapar lama pada zat kimia berbahaya.
Anemia aplastik biasanya disebabkan oleh kegagalan dari sel induk hematopoieti atau terjadinya penurunan sel precursor pada sumsum tulang dan terjadi penggantian sumsum tulang dengan lemak.
Anamnesis: lemas, sulit konsentrasi, cenderung menyendiri, pusing, gusi berdarah, dan riwayat penggunaan obat.
Pemfis: sklera ikterik, konjunctiva anemis, pupil isokor, bibir pucat, pendarahan gusi, hematom pada ekstremitas bawah.
Blood profile: Hb menurun, MCV, MCH & MCHC normal/menurun
Pemeriksaan apusan darah: sel eritrosit terlihat normal.
Pemeriksaan retikulosit: retikulosit menurun
Bone marrow puncie: Abnormal
BMP: sedikit < 30% sel hematopoiesis
Pemeriksaan zat besi: normal
Aleukemic Anemia
Mielodisplastik Syndrome
Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria
Myelophthisic Anemia
Farmako: ferro sulfat, iron dextran, siplemen vit B12, suplemen asam folat.
Non-farmako: atur intek makanan yang akan dikonsumsi seperti sayur, buah-buahan, vit B12, vit C, asam folat dan hindari konsumsi teh saat makan
Komplikasi
: perdarahan, infeksi, dan gangguan limfoproliferatif, Penumpukan zat besi dalam tubuh (hemokromatosis) Sindrom mielodisplasia, Kanker darah (leukemia) dan Kanker kelenjar getah bening (limfoma).
Edukasi
: konsumsi makanan yang mengandung Fe, vit C, asam folat, dan vit B12.
Prognosis
:
Kasus berat dan progresif, rata-rata meninggal dalam 3 bulan.
Pasien dengan perjalanan penyakit kronik dengan remisi dan relapse dapat meninggal dalam 1 tahun
Pasien yang mengalami remisi sempurna atau parsial