Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Anemia Aplastik - Coggle Diagram
Anemia Aplastik
Tatalaksana Farmako dan Non-Farmako
Suplementasi zat besi
Transfusi darah
Konsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin C, folat, dan vitamin B12.
Diagnosis Banding
Anemia megaloblastik
Hipersplenisme
Thalassemia
Perbedaan Anemia
Anemia Makrositik
Merupakan jenis anemia yang memiliki ukuran eritrosit besar dan hemoglobin yang banyak.
Anemia Mikrositik Hipokrom
Merupakan jenis anemia yang memiliki eritrosit kecil dan hemoglobin yang pucat.
Anemia normositik normokrom
Merupakan jenis anemia yang memiliki eritrosit normal dan hemoglobin yang normal, biasanya disebabkan karna blood loss.
Klasifikasi Anemia
Berdasarkan morfologi
Normositer, makrositer, mikrositer
Berdasarkan etiologi
Peningkatan penghancuran sel darah merah karena defek sel darah merah intra atau ekstra..
Bawaan : kelainan membran eritrosit, kelainan enzim eritrosit, gangguan pembentukan rantai hemoglobin.
Diperoleh: imunologi, mekanika, infeksi, kimia, fisika.
Peningkatan kehilangan darah, yang mungkin akut atau kronis.
Pembentukan sel darah merah yang rusak karena Kekurangan faktor yang diperlukan untuk eritropoiesis.
Prognosis dan Komplikasi
Prognosis pasien anemia aplastik umumnya buruk, sekitar dua pertiga pasien meninggal setelah 6 bulan diagnosis ditegakkan sebagai anemia aplastik. Namun, sekarang prognosis pasien anemia aplastik sudah mengalami perbaikan signifikan berkat adanya kemajuan perawatan medis. Estimasi tingkat bertahan hidup dalam 10 tahun untuk pasien anemia aplastik yang mendapatkan terapi imunosupresi adalah 68%, sedangkan untuk pasien yang mendapat transplantasi sel hematopoietik adalah 73%
Komplikasi
Perdarahan
Infeksi
Kanker darah
Limfoma
Etiologi Anemia Aplastik
Etiologi anemia aplastik adalah kelainan genetik atau kerusakan pada stem cell atau sumsum tulang. Kerusakan tersebut dapat terjadi akibat kelainan imun, penggunaan obat tertentu, paparan bahan kimia toksik, radiasi, infeksi virus, hingga idiopatik.
Manifestasi Klinis Anemia Plastik
Kelelahan, sesak napas, detak jantung cepat atau tidak teratur, kulit pucat, infeksi yang sering atau berkepanjangan, memar yang tidak dapat dijelaskan, mimisan dan gusi berdarah, ruam kulit, pusing, sakit kepala, demam.
Edukasi dan Pencegahan
Edukasi
jelaskan kepada pasien mengenai kemungkinan penyebab anemia aplastik, apa sajakah dampak anemia aplastik pada kesehatan pasien, dan opsi terapi apa saja yang tersedia. Terapi yang berbeda mungkin menghasilkan prognosis yang berbeda.
Berobat rutin ke dokter
Rajin mencuci tangan
Hindari olahraga yang memiliki kontak fisik untuk mencegah perdarahan
Melengkapi imunisasi
Mencukupi waktu istirahat
Patofisiologi Anemia
Patofisiologi AA tidak diketahui, meskipun model yang paling disukai adalah sistem kekebalan yang tidak teratur yang menyebabkan penghancuran sel T autoreaktif dari sel punca hematopoietik dan sel progenitor (HSPC) pada inang yang rentan secara genetik. Selain komponen kekebalan, cacat intrinsik HSPC dan disfungsi lingkungan mikro sumsum tulang dianggap berkontribusi pada proses penyakit. Di sini kami merangkum konsep terkini mengenai patofisiologi aAA dan mengusulkan bahwa penghancuran HSPC dengan kombinasi cacat genetik HSPC intrinsik dan respons imun yang diaktifkan secara tidak tepat terhadap infeksi virus adalah pendorong utama aAA.
Penegakan Diagnosis
-Gambaran sumsum tulang(Tidak adanya fobrosis )
-Pansitopenia karena obat
-Retikulosit <30x109/L
-Leukosit < 3,5x109 /L
-Hb <10 g/dl atau Hct < 30%
-Trombosit < 50x109/L
Faktor Risiko Anemia Plastik
Faktor risiko anemia aplastik adalah kelainan genetik seperti penyakit telomer, sindrom mielodisplasia, dan anemia Fanconi. Selain itu, obat-obatan tertentu, paparan radiasi, paparan bahan kimia toksik, infeksi virus, dan penyakit imun tertentu juga merupakan faktor risiko seperti yang telah dijabarkan di atas.