Difteri (Naura Nafisa Medina 1908260131)

Patofisiologi nyeri menelan

Cara Menegakkan Diagnosis difteri

Diagnosis banding nyeri menelan

Edukasi & Pencegahan difteri

Komplikasi & Prognosis difteri

Perbedaan endotoxin & eksotoxin

Patofisiologi difteri

Definisi, etiologi, faktor risiko difteri

Tatalaksana difteri

Etiologi

Faktor risiko

Definisi

Komplikasi

Prognosis

Edukasi

Pencegahan

Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae. Difteri adalah penyakit yang sangat menular.

Corynebacterium diphteriae, bakteri gram positi yang
bersifat polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora.

riwayat imunisasi anak tidak lengkap

Bepergian ke wilayah yang sedang terjadi wabah difteri

Tinggal di area padat penduduk atau buruk kebersihannya

Tonsilitis

Faringitis

Difteri

Rhinofaringitis

GERD

Sinusitis

Kanker Esofagus

Letak lesi difteria. bisa dihitung tergolong ringan.

Keadaan umum pasien, bila keadaan gizinya buruk, prognosis buruk.

Perjalanan penyakit, makin lambat makin ditemukan, makin buruk
keadaannya.

Terdapat komplikasi miokarditis sangat memperburuk prognosis.

Umur pasien : makin muda usia, makin jelek prognosisnya.

Pengobatan, terlambat pemberian ADS, prognosis makin buruk.

Kelainan pada ginjal ; nefritis

Paralisis/paresis palatum mole sehingga terjadi rinolalia (suara
sengau), tersedak/sukar menelan. Dapat terjadi pada minggu I –II.

Kardiovaskuler : miocarditis yang dapat terjadi akibat toksin yang
dibentuk kuman difteria

Paralisis/paresis otot-otot mata; dapat mengakibatkan strabismus, gangguan akomodasi, dilatasi atau ptosis yang timbul pada minggu III

Pada saluran pernapasan : terjadi obstruski jalan napas dengan segala akibatnya, bronkopneumonia, atelektasis

Paralisis umum yang dapat terjadi setelah minggu IV. Kelainan dapat mengenai otot muka, leher, anggota gerak dan yang paling berbahaya bila mengenai otot pernapasan

Endotoxin

Eksotoxin

Dihasilkan oleh beberapa bakteri gram positif dan gram negatif

Eksotoksin disekresikan oleh bakteri

Polypeptida  antigen (Ag) yg baik  terbentuknya antibodi antitoksin  berguna untuk pencegahan atau pengobatan penyakit spt, tetanus

Contoh

Bakteri gram positif

Bakteri gram negatif

Clostridium botulinum : Botulinum toksin

Clostridium difficile toxin : watery diarrhaea

Clostridium perfringens : Multiple toxin

Clostridium tetani : Tetanus toxin (tetanospasmin)

Corynebacterium diptheriae : Diptheria toxin

E. Coli : diare berdarah

Vibrio cholerae : kolera

Antigenisitas endotoksin rendah - tidak digunakan sebagai vaksin

Contoh : Salmonella, Shigella, Brucella,Neisseria, Pseudomonas aeruginosa


Endotoksin merupakan komponen dari dinding sel -
lipopolisakarida (LPS) - Lipid A

Endotoksin hanya ada pada bakteri Gram-negatif

Cara yang paling baik untuk mencegah adalah pemberian imunisasi aktif. Biasanya pemberian vaksin difteri bersamaan dengan pertusis dan tetanus (DPT).

Pasien yang telah didiagnosis menderita difteri perlu diedukasi mengenai pentingnya isolasi dan pembatasan kontak dengan masyarakat umum hingga dibebaskan oleh dokter yang bertugas. Pasien yang terinfeksi difteri, baik yang bergejala maupun tidak, dapat menularkan selama 4 minggu. Transmisi bisa melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau inhalasi droplet. Infeksi juga bisa terjadi melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi. Pasien perlu melaporkan riwayat kontak erat dengan keluarga atau orang terdekat. Jika ada kontak erat, sebaiknya segera menghubungi petugas kesehatan untuk dilakukan pelacakan kontak erat.

Pengobatan umum

Pengobatan Spesifik

perawatan yang baik, isolasi, istirahat di tempat tidur minimal 2 – 3 minggu, makanan lunak atau cair bergantung pada keadaan klien dan pengawasan EKG yang dilakukan pada permulaan dirawat, 1 minggu kemudian dan minggu berikutnya sampai keadaan EKG 2 kali berturut-turut normal.

Anti biotik.Dibrikan Penicilin procain 50.000 u/kgBB/hari sampai 3 hari bebasdemam. Pda psien yang dilakukan trakeostomi ditambahkanKloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis.

Kortikosteroid.Untuk mencegah timbulnya komplikasi miokarditis yang sangatmembahayakan, dengan memberikan Prednison 2 mm/kgBB/hariselama 3 – 4 minggu.

Antidiphteria serum (ADS), 20.000 u/hari selama 2 hari berturutturut dengan sebelumnya harus dilakukan uji kulit dan mata

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Anamnesis

Gejala : demam yang tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, sakit kepala, anoreksia, sehingga pasien tampak sangat lemah, pilek, nyeri waktu menelan, sesak napas, suara serak dan strido

Riwayat Imunisasi DPT

Riwayat kontak dengan penderita difteri

Pseudomembran bewarna putih keabuan, berdarah jika diangkat

Bullneck (biasanya bilateral)

Demam subfebris

Swab Tenggorokan : kultur media tellurite

cyanobacterium diphteriae -> kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi -> masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan -> aliran sistemik -> masa inkubasi 2-5 hari -> membentuk pseudomembran dan mengeluarkan toksin (eksotoksin) -> nasal, tonsil, laring -> peradangan mukosa, tenggorokan sakit, demam

Nyeri menelan, biasanya akibat ulserasi mukosa orofaring atau esofagus. Bedakan dengan:
Disfagia : kesulitan menelan, Globus pharyngeus / sensasi globus: sensasi benda asing di kerongkongan yang tidak berhubungan dengan menelan