Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Nyeri Testis Kanan - Coggle Diagram
Nyeri Testis Kanan
Faktor resiko
Usia: neonatus, dewasa muda
-
-
Mekanik: trauma, olahraga (sepeda)
-
Genetika: riwayat keluarga, INSL3, RXFP2
-
-
-
-
-
-
-
CMD
Anamnesis
nyeri skrotum akut, dapat berlangsung intermiten, dan gejala muncul secara tiba-tiba
-
-
-
-
-
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan abdomen, nyeri abdomen umumnya ditemukan pada pasien dengan torsio intra-vaginal. Nyeri tekan abdomen dapat ditemukan positif pada regio abdomen yang mendapatkan inervasi dari saraf T11, T12, dan L1. Adanya massa juga dapat ditemukan, khususnya pada pasien dengan testis undesensus.
Pada inspeksi umum dalam pemeriksaan genitalia, dapat ditemukan letak testis asimetris, testis yang mengalami torsio umumnya terletak lebih tinggi (high-riding testis) dan terletak transversal. Nyeri hebat dapat ditemukan pada palpasi testis yang mengalami torsio. Edema skrotum, eritema skrotum, dan hidrokel reaktif juga dapat ditemukan bila onset >12 jam.
Tanda Prehn diperiksa dengan cara melakukan elevasi skrotum. Hasil positif akan menunjukkan adanya penurunan rasa nyeri. Hasil negatif menunjukkan peningkatan rasa nyeri ataupun tidak ada perubahan, pada umumnya hasil tanda Phren negatif ditemukan pada pasien-pasien dengan torsio testis
Refleks kremaster diperiksa dengan cara menggoreskan jari atau mencubit kulit paha bagian dalam dan observasi testis. Hasil positif atau normal umumnya menunjukkan elevasi testis ipsilateral. Refleks kremaster pada umumnya ditemukan negatif pada pasien-pasien dengan torsio testis. Meskipun demikian, refleks kremaster negatif merupakan hal yang normal pada bayi laki-laki di bawah 6 bulan.
Anatomi Testis
Testis berjumlah 2 dengan bentuk ovoid
Pipih dengan ketebalan 2,5cm
Berwarna putih
Terletak di dalam cavum skroti
Ukuran testis rata rata 4 x 3 x 2,5 cm
Berat 32 g
Etiologi
Etiologi torsio testis disebabkan oleh abnormalitas kongenital pada prosesus vaginalis. yang dapat dibedakan menjadi torsio ekstravaginal dan intravaginal. Torsio ekstravaginal terjadi pada fetus atau neonatus karena testis belum terfiksasi via tunika vaginalis pada skrotum. Torsio intravaginal umumnya terjadi pada orang dengan deformitas bell clapper atau trauma. Kedua kondisi tersebut menyebabkan testis menjadi tidak terfiksasi sehingga berisiko mengalami torsio. Torsio testis juga dapat terjadi pada testis undesensus
Defenisi Tortio testis
Torsio testis adalah kondisi ketika testis atau buah zakar terpelintir sehingga menimbulkan nyeri hebat pada testis. Torsio testis bisa dialami oleh laki-laki pada usia berapa pun, tetapi paling sering terjadi di usia kurang dari 25 tahun
Patofisiologi
Patofisiologi torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus dan rotasi testis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke testis, sehingga terjadi iskemia testis dan reperfusi saat dilakukan detorsio. Besarnya kerusakan testis akibat proses iskemia-reperfusi (ischemia-reperfusion injury) yang terjadi sangat ditentukan oleh durasi terjadinya torsio dan derajat terpuntirnya funikulus spermatikus. Faktor-faktor yang terlibat pada mekanisme ini adalah spesies reaktif oksigen, faktor-faktor proinflamasi, apoptosis, dan gangguan mikrovaskular. Deformitas bell clapper juga merupakan salah satu faktor predisposisi torsio testis.[
Edukasi dan Pencegahan
Mengurangi aktifitas yang berlebihan, menjelaskan kepada pasien dengan keadaan yang sesungguhnya dan jika tidak dilakukan penanganan segera maka akan lebih parah, menjelaskan kepada pasien jika tidak membaik maka akan dilakukan tindakan pembedahan