Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Torsio testis - Coggle Diagram
Torsio testis
definisi, etiologi dan faktor risiko
definisi Torsio testis adalah keadaan terpuntirnya funikulus spermatikus sehingga mengakibatkan terhentinya aliran darah yang mendarahi testis. Nyeri sesisi pada skrotum dengan onset yang tiba tiba biasanya merupakan gejala yang mengindikasikan torsio testis karena diperkirakan sekitar setengah dari angka kejadian torsio testis diawali dengan nyeri testis
etiologi Penyebab dari keadaan torsio adalah tidak adekuatnya fiksasi dari testis dan epididymitis ke skrotum atau dikenal dengan istilah bell clapper deformity. Bell clapper deformity adalah satu-satunya kelainan anatomi yang menjadi faktor risiko kejadian torsio testis. Namun, belum diketahui secara pasti apakah keadaan ini berkaitan dengan kelainan perkembangan embrional dari skrotum, funikulus spermatikus, dan testis atau berkaitan mesorchium yang panjang atau kriptokismus testis.
faktor risiko gen penyebab munculnya keadaan torsio testis. Keberadaan hormon dan reseptor ini menyebabkan atrofi testis yang berisiko tinggi terjadinya torsio testis secara tiba-tiba
klasifikasi
Intravaginal (Bell clapper)
Penyebab torsio tetis jenis intravaginal adalah kelainan anatomis berupa tunika vaginalis yang menutupi seluruh testis dan epididimis sehingga penempelan ke skrotum terganggu.
Ekstravaginal
Torsio testis ekstravaginal paling sering pada kasus torsio janin dan bayi baru lahir. Pada torsio jenis ini, puntiran korda spermatika terjadi di luar kantung tunika vaginalis pada skrotum. Fasia spermatika eksterna tidak menempel pada otot dartos, dan baru terbentuk perlekatan korda spermatika ke skrotum pada 7-10 hari kehidupan.
Gejala & tanda
gejala : bengkak di salah satu skrotum ( kantong buah zakar, testis menyusut, posisi testis yang terpelintir lebih tinggi dari biasanya, sering bak
tanda: kelainan tanda, pernah menderita torsio testis, riwayat testis sebelumnya
Tatalaksana farmako
Penatalaksanaan torsio testis harus dilakukan dengan cepat. Tujuan utama penatalaksanaan torsio testis adalah mengembalikan aliran darah ke testis yang mengalami iskemia. Pilihan tata laksana definitif pasien torsio testis adalah tindakan pembedahan, baik dengan orkidopeksi ataupun orkiektomi. Seluruh pasien yang mengalami torsio testis harus dikonsultasikan ke dokter spesialis urologi.
tatalaksana non farmako
pasien dengan torsio testis harus meliputi pentingnya pemeriksaan testis yang akan dilakukan. Informed consent harus dilakukan dengan baik sebelum pemeriksaan genitalia yang dilakukan. Pasien juga harus mengetahui pentingnya kecepatan mendapatkan tata laksana dan prognosis pasien.
komplikasi dan prognosis
Komplikasi tersebut dapat berupa kematian jaringan testis, infeksi, gangguan fertilitas, dan gangguan kosmetik. Fungsi dari sistem eksokrin dan endokrin juga mengalami penurunan sebagai akibat dari torsio testis.
Prognosis torsio testis akan sangat ditentukan oleh kecepatan mendapatkan penanganan. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infertilitas, deformitas, dan torsio rekuren
patofisiologi
menjadi faktor predisposisi terjadinya torsi tipe extravaginal. Penggabungan yang inadekuat testis ke dinding skrotum biasanya dapat didiagnosa pada hari ke 7-10 kelahiran. Sedangkan pada kejadian torsio testis usia muda hingga dewasa dapat terjadi dikarenakan perlekatan yang kurang kuat dari tunika vaginalis dengan otot dan fascia yang membungkus funikulus spermatikus. Akibatnya, testis menjadi lebih leluasa untuk berotasi di dalam tunika vaginalis, sehingga disebut juga torsi tipe intravaginal. Kelainan ini biasa disebut sebagai Bell Clapper Deformity
dd
mengompres dingin area yang dioperasi selama 10-15 menit , beristirahat yang cukup, menjaga area bekas jahitan tetap bersih
edukasi dan pencegahan
Operasi untuk mencegah torsio testis dapat dilakukan pada penderita bell clapper, yaitu kondisi testis yang bergerak bebas di dalam skrotum. Sementara torsio testis yang disebabkan oleh cedera dapat dicegah dengan mengenakan pelindung testis saat berolahraga.