WAJAH PEROT wajah-perot

Bells's Palsy BEL

Multipel Sklerosis (MS) demielenisasi

Sindrom Ramsay Hunt (SRH) SRH

DEFINISI

EPIDEMIOLOGI 🚩

ETIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS

PX PENUNJANG : 🔥

PENEGAKAN DX

PENATALAKSANAAN KLINIS 🏁

PROGNOSIS🚫

UPAYA : ✅

pasien dg kelemahan wajah unilateral, onset 48 jam

paralisis fasialis idiopatik

akut, unilateral, paralisis fasialis perifer

60-75% kasus paralisis unilateral akut di dunia

sering ditemukan

usia dewasa

orang DM

wanita hamil

tidak diketahui

diduga bentuk polyneuritis

reaktivasi herpes zoster

infeksi HSV tipe 1

autoimun

FR

kehujanan

Udara malam

AC

kelumpuhan m.fasialis

okular

lanjut

awal

lagophtalmos

corneal exprosure

retraksi kelopak mata atas

penurunan sekresi air mata

sinkinesis ototom

hilangnya lipatan nasolabial

saat tersenyum terjadi distorsi dan lateralisasi kontralateral

nyeri tajam pada telinga, mastoid

perubahan pengecapan

hipersalivasi

hiperakusis

darah lengkap

ureum, kreatinin, gula darah

MRI kepala + kontras

sistem grading House and Brackmann

Grade 1

fungsi fasial normal

Grade 2

disfungsi ringan

Grade 3

disfungsi moderat

Grade 4

disfungsi moderat- berat

Grade 5

Grade 6

Asimetris luas

tdk ada gerakan

disfungsi berat

kelemahan ringan

sinkinesis ringan

gerakan dahi sedikit-baik

menutup mata sempurna, sedikit usaha

mulut sedikit asimetri

simetris normal saat istirahat

kelemahan minimal, asimetri kedua sisi terlihat jelas

sinkinesis, spasme hemifasial

simetris normal saat istirahat

menutup mata sempurna, dg usaha

gerakan mulut sedikit lemah

kelemahan dan asimetri terlihat jelas

simetris normal saat istirahat

gerakan dahi (-)

mata tdk menutup sempurna

mulut asimetris, dg usaha maks

sedikit gerakan yg dapat dilakukan

asimetris saat istirahat

gerakan dahi (-)

mata tdk menutup sempurna

gerakan mulut hanya sedikit

nilai derajat paralisis wajah

derajat 1-4

  1. Kortikosteroid

derajat 5-6

Rujuk

  1. Proteksi dan obat pelindung mata
  1. Obat antivirus 5-10 hari
  1. fascial exercise

evaluasi 2 minggu dan 4 minggu

px fungsi n.fasialis

tidak ada perbaikan, kambuh, komplikasi

Rujuk

Umumnya baik

kesembuhan : 3 minggu (85%)

gejala sisa (sekuele)

kelemahan fasial unilateral/ kontralateral

sinkinesis

spasme hemifasialis

kadang rekuren

perlu evaluasi, rujukan lebih lanjut

vaksinasi herpes zooster

konsul juga ke THT

DEFINISI

EPIDEMIOLOGI : 🚩

penyakit autoimun -> mempengaruhi SSP

disebabkan kerusakan selubung mielin -> sinyal saraf menurun

bersifat relaps, progresif

(WHO) 30 per 100.0000 orang (range 5-80)

Indonesia -> belum ada data spesifik

dalam 1,5 th terdapat 14 orang didiagnosis MS di RSCM

negara berpenghasilan tinggi >> berkembang/ menengah bawah

ETIOLOGI

autoimun

genetik

defisiensi vit D

tempat tinggal jauh dari zona khatulistiwa

riwayat obesitas

infeksi virus Epstein-Bar

merokok

stress emosional

MANIFESTASI KLINIS

perubahan antigen leukosit manusia (HLA-DRB 1)

Jenis jenis MS

episode pertama = CIS (Clinically Isolated Syndrome)

By : Itsna Chairunnisa

Penglihatan

menurunnya ketajaman penglihatan

nyeri pergerakan mata

pandangan ganda

Gangguan sensoris

perasaan baal, seperti ditusuk-tusuk jarum

paresthesia (kebas)

perasaan seperti terbakar

neuralgia trigeminal (nyeri di wajah)

Gangguan keseimbangan, koordinasi

hilangnya keseimbangan tubuh

tremor

ataxia (ketidakstabilan berjalan)

vertigo

kelemahan anggota gerak (paraparesis, tetraparesis)

Gangguan kemampuan bicara

menggumam

perubahan ritme bicara

disfagia (sulit menelan)

PX PENUNJANG : 🔥

Analisis cairan serebrospinal

elektrolit

rontgen thorax

MRI kepala, medspin dg kontras

VEP (visual evoked potentials)

PENEGAKAN DX

kriteria Mc Donald 2017 Dx ms

Kriteria McDonald digunakan untuk membantu diagnosis berdasarkan gejala klinis dan juga hasil pemeriksaan penunjang laboratorium serta pencitraan.

PENATALAKSANAAN KLINIS 🏁

medikamentosa

memodifikasi penyakit (DMT)

mengurangi gejala (simptomatik)

obat imunomodulator / imunosupresan

lini pertama

u/ pasien pola relaps (min 1x serangan dlm 2 th)

lini kedua

co : interferon 1 alfa beda, glatiramer asetat dosis tinggi

u/ pasien >= 2 serangan dlm 1 th + lesi aktif pada MRI

co : fingolimod/ natalizumab / alemtuzumab

diberikan saat relaps

kortikosteroid

metilprednisolon IV / oral 500-1000 mg 3-5 hari

otot relaksan

baclofen

benzodiazepine

diazepam

NSID

ibuprofen

antikonvulsan

carbamazepine

PRONOSIS 🚫

UPAYA

DEFINISI

ad vitam

ad bonam

dubia ad sanationam

dubia ad malam

ad functionam

dubia ad bonam

fisioterapi 8 pekan

latihan otot pernapasan

kumpulan gejala dari paresis fasialis, disertai ruam vesikuler eritema pada telinga/ mulut, otalgia akut

EPIDEMIOLOGI 🚩

(NIH di AS), diiderita <200.000 orang dari keseluruhan populasi AS

insiden anak usia >6 th lebih tinggi dari <6 th

Penyebab kedua tersering dari paresis fasialis

ETIOLOGI

infeksi VVZ

FR

daya tahan tubuh menurun

reaktivasi menyebar, menginfesi n.fasialis

ada keganasan, tx radiasi, kemoterapi, HIV

MANIFESTASI KLINIS

Terlihat vesikel pada ME dan konka aurikuler disertai limfadenitis pada kelenjar limfa

Gejala prodormal

Gejala yg dikeluhkan

nyeri kepala

nyeri telinga

lesu

demam

sakit kepala

mual, muntah

nyeri telinga

ruam pada telinga/ mulut

ipsilateral LMN paresis N.VII

vertigo

ipsilateral tuli

tinnitus

PX PENUNJANG 🔥

audiometri

PCR

u/ deteksi VVZ pada kulit didaerah telinga

SRH biayanya tulis sensorineural

PENEGAKAN DX

Dx ditegakkan berdasar ax, px fisik

Px fungsi N.VII u/ menentukan letak lesi, beratnya kelumpuhan, evaluasi pengobatan

PENATALAKSANAAN KLINIS 🏴

kombinasi antiviral + kortikosteroid

kortikosteroid

Antiviral

acyclovir dewasa 5x800 mg/hari 7-10 hari

Valacyclovir 3x 1 gr/ hari 7 hari

metilprednisolon hari 1 500mg, hari 2,3 250mg,hari 4 seterusnya 100mg

PROGNOSIS 🚫

UPAYA : ✅

penyembuhan komplet (10-31%)

vesikel dan rasa nyeri -> menghilang dlm 3-5 mg

pasien dg paresis fasial disertai disfungsi auditori dan vesibular -> prognosis lebih buruk

menjaga kebersihan daerah yg terkena

gunakan kompre basah yg dingin pada lesi -> u/mengurangi nyeri

konsumsi obat antinyeri/ antiradang