Please enable JavaScript.

Coggle requires JavaScript to display documents.

SKENARIO 4B, Laki-laki 48 tahun dibawa ke UGD dalam keadaan tidak sadar.…

- - - - (kebingungan)
    - - ketidakmampuan untuk memahami bagaimana Anda berhubungan dengan orang, tempat, objek, dan waktu. Tahap pertama disorientasi adalah saat seseorang bingung dengan waktu (tahun, bulan, hari).
    - - (mengigau)
    - - (kelesuan)
    - - (pingsan)
    - - gangguan kesadaran terdalam. Jika seseorang dalam keadaan koma, dirinya tidak dapat menanggapi stimulus apapun, bahkan tidak merasakan sakit.
- - - - Proses keluar dan masuknya udara ke dalam paru, serta keluarnya karbondioksida dari alveoli ke udara luar
    - - Proses berpindahnya oksigen dari alveoli ke dalam darah, serta keluarnya karbondioksida dari darah ke alveoli
    - - distribusi darah yang telah teroksigenasi di dalam paru untuk dialirkan ke seluruh tubuh (Siregar & Amalia, 2007).
  - - - Tekanan pleura
      - Tekanan alveolus
      - Tekanan transpulmonal
  - - - Pengangkutan oksigen ke jaringan
- - - - yaitu koms yang terjadi karena meron pengemban kewaspadaan terganggu fungsinya
    - - terbagi atas kuma supratentorial , infratemorial . kombinasi supratentorial dan infratentorial dalam hal ini neuron penggalak kewaspadaan tidak berdaya untuk mengaktifkan neuron pengemban kewaspadaan .
- - - - i. Gula darah puasa
        
        untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.
        
        Biasanya pada penderita hipoglikemia akan terjadi penurunan kadar glukosa darah <60mg/dL
      - ii. Pemeriksaan AGD
      - iii. HBA1c
        
        menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar gula darah yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3 bulan
        
        menunjukkan kadar hemoglobin terglikosilasi yang pada orang normal antara 4 - 6%.
        
        Tinggi=menderita DM dan beresiko terjadinya komplikasi
      - iv. Pemeriksaan Elektrolit
      - v. Pemeriksaan darah lengkap
  - - - untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskular
    - - Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada carespiratori ratean lumbal menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada intrakranial.
      - Peningkatan jumlah protein menunjukkan adanya proses inflamasi
      - Hasil pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpaipada perdarahan yang masif
      - perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal (xantokrom) sewaktu hari-hari pertama
    - - memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti
    - - menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak
      - Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
    - - Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis).
    - - untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
  - - - • Pemeriksaan Darah Rutin
        
        untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih dalam darah yang merupakan tanda infeksi
      - • Pemeriksaan Dahak atau Sputum
        
        untuk mendeteksi kuman, termasuk bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan, termasuk pneumonia atau TBC.
      - • Pemeriksaan Molekular, seperti tes PCR
        
        untuk mendeteksi penyakit akibat infeksi virus, seperti : COVID-19
      - • Pemeriksaan Pulse Oximetry
        
        untuk mendeteksi adanya gangguan pernapasan dan memeriksa banyaknya oksigen yang masuk ke paru-paru
      - Pemeriksaan NON Laboratorium
        
        Pemindaian dengan Rontgen dan CT scan, untuk memeriksa kondisi paru-paru serta jalan napas.
  - - - bermanfaat dalam memberi informasi terkait keparahan sindroma sepsis yang dialami pasien.
    - - untuk mendeteksi adanya infeksi mikroorganisme dalam darah.
    - - untuk mendiagnosa infeksi
    - - sebagai parameter rutin klinis untuk menegakkan sepsis dan memantau pasien dengan sakit kritis
    - - untuk mengetahui adanya kecurigaan mengalami pneumonia atau terjadi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
- - - - penyebab terjadinya Hipoglikemi
        
        Dosis pemberian insulin yang kurang tepat
        
        Kurangnya asupan karbohidrat karena menunda atau melewatkan makan
        
        Konsumsi alkohol
        
        Peningkatan pemanfaatan karbohidrat karena latihan atau penurunan berat badan
  - - - ditandai dengan adanya wheezing, batuk, dyspnea, dan nyeri dada yang terjadi secara episodik
    - - disebabkan oleh adanya refluks asam lambung ke laring
    - - reaksi tubuh yang serius terhadap infeksi
        
        Kuman
        
        i. Bakteri Escherichia coli (E. coli).
        
        ii. Bakteri Staphylococcus aureus (staph).
        
        iii. Beberapa jenis bakteri Streptococcus
        
        Infeksi
        
        i. Paru-paru (pneumonia).
        
        ii. Ginjal atau kandung kemih (infeksi saluran kemih
        
        iii. Kulit (selulitis).
        
        iv. Usus, kantong empedu, atau pankreas