stunting
masalah gizi anak diindonesia
stunting
program kerja nasional
Cakupan Prioritas Masalah Kesehatan Anak secara Umum
imunisasi
posyandu
Indikasi Pencapaian Nasional Indonesia RPKJMN
sp2tp
underweight
Kekurangan bahan gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin yang dibutuhkan tubuh
Cara menilai status gizi => Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan beberapa macam pengukuran: pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dll.
Pengukuran berat badan menurut Tinggi Badan merupakan salah satu pengukuran antropometri yang baik dengan mengadopsi acuan Havard dan WHO-NCHS (World Health Organizatio–National Center For Health Statistics)
KEP Berat/Gizi Buruk-Marasmus
click to edit
Terlihat sangat kurus
wajahnya seperti orang tua
kulit keriput
perut cekung
rambut tipis, jarang, kusam
tulang rusuk terlihat jelas (gambang tulang rusuk)
Celana longgar
tekanan darah, detak jantung dan pernapasan berkurang.
KEP Berat/Gizi Buruk-Kwashiorkor
click to edit
Edema di seluruh tubuh terutama kaki, tangan atau anggota tubuh lainnya
wajah bulat dan lembab
rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung
Perubahan status mental: cengeng dan rewel
hati yang membesar
otot menyusut
kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas
Diare
anemia
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang sebagian besar disebabkan oleh masalah gizi. Peran orang tua sangat penting untuk mencegah masalah tersebut.
Menurut WHO, stunting adalah gangguan pertumbuhan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Epidemiologi stunting masih tinggi secara global dan di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan masih ada 30,8% balita di Indonesia yang bertubuh pendek. Stunting diperkirakan menimpa 21,9% atau 149 juta anak balita di seluruh dunia pada 2018. Di Asia Tenggara diperkirakan bahwa sekitar 14,4 juta anak balita mengalami stunting. Meski jumlahnya menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun masih tinggi. WHO menyatakan prevalensi stunting di atas 20% merupakan masalah kesehatan masyarakat.
click to edit
Anak lebih pendek untuk usianya.
Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak terlihat lebih muda/kecil untuk usianya
Berat badan rendah untuk usia mereka
Pertumbuhan tulang tertunda
faktor resiko
Faktor-faktor tersebut antara lain terkait masalah akses terhadap makanan bergizi, pola asuh yang kurang optimal, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan, praktik hygiene, atau masalah kesehatan lingkungan yang mempengaruhi akses ke air bersih dan sanitasi (lingkungan).
etiologi
click to edit
PENYEBAB STUNTING
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi
buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan
untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dari anak balita. Secara lebih detil, beberapa faktor yang menjadi penyebab
stunting dapat digambarkan sebagai berikut2
click to edit
click to edit
Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP) adalah
kegiatan pencatatan dan pelaporan data
umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan
kesehatan di Puskesmas yang telah
disederhanakan sesuai keputusan Ditjen
Binakes No.590/BM/DJ/Info/V/96 tentang
Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan
Pelaporan SP2TP
stunting
marasmus
kwarsiorkor
vitamin defiensi besi
click to edit
Imunisasi adalah upaya untuk membangkitkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah/mengurangi akibat infeksi organisme alam atau liar
Saat anak sudah terserang, tubuhnya akan lebih mampu menghadapi dan mengalahkan penyakit menular. Dan ketika sejumlah orang dalam suatu kelompok kebal terhadap suatu penyakit, penyakit itu menjadi lebih sulit untuk menyebar dan menginfeksi orang yang belum diimunisasi. Ini dikenal sebagai kekebalan kawanan
click to edit
Manfaat untuk anak-anak:
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan kecacatan atau kematian.
Manfaat untuk keluarga:
Hilangkan kecemasan dan biaya pengobatan jika anak sakit. Dorong keluarga kecil ketika orang tua yakin bahwa anak-anak akan memiliki masa kecil yang aman.
click to edit
11 jenis vaksin yang sebelumnya digunakan antara lain :
- Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan
1 Bulan : BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio
2 Bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia
3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3
4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio 4
9 Bulan : Campak, mencegah campak
- Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan
Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
Imunisasi campak rubella 1 dosis
click to edit
Pengelolaan advokasi konvergensi pencegahan stunting.
Rumah Desa Sehat.
Konseling gizi.
Peningkatan kapasitas dan pemberian insentif untuk Kader Pembangunan Manusia, Kader Posyandu dan pendidik PAUD.
click to edit
Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong
Visi tersebut diwujudkan melalui 7 misi pembangunan:
mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, mendukung kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan
mewujudkan masyarakat yang maju, seimbang, dan demokratis yang berlandaskan pada hukum
mewujudkan politik luar negeri yang bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai bangsa maritim
mewujudkan kualitas hidup masyarakat Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera
menciptakan negara dengan kekuatan asing
mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berlandaskan kepentingan nasional
mewujudkan masyarakat yang berbudaya
click to edit
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi
click to edit
Menurut Kemenkes (2011), manfaat penyelenggaraan
Posyandu yaitu : 1) untuk mendukung perbaikan perilaku; 2)
mendukung perilaku hidup bersih dan sehat; 3) mencegah penyakit
yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi; 4) mendukung pelayanan Keluarga Berencana; 5)
mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam
penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan.
click to edit
pratama
madya
purnama
mandiiri