Nyeri Kolik ec Ureterolitiasis

Definisi, etiologi, faktor risiko ureterolitiasis

Penegakkan diagnosa ureterolitiasis

Patofisiologi Ureterolitiasis

Perbedaan nyeri kolik renal dan non renal

Jenis - jenis Batu

Tatalaksana Ureterolitiasis

Edukasi dan Pencegahan

Komplikasi dan prognosis

Diagnosa banding nyeri pinggang

Nyeri kolik non renal adalah nyeri mendadak yang bersifat tajam, terasa melilit, hilang timbul, tidak berkurang dengan perubahan posisi, serta kadang disertai mual dan muntah. Nyeri kolik seringkali dirasakan sebagai rasa sakit yang berat, sehingga mengganggu aktivitas dan kualitas hidup dari penderitanya.

Kolik renal adalah suatu nyeri hebat pada pinggang yang disebabkan oleh karena batu di ureter atau pelvic Ureter Junction (PUJ) (orolithiasis)

Berdasarkan radioopasitas

Etiologi : Penyebab terjadinya secara teoritis dapat terjadi atau terbentuk diseluruh salurah kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (statis urin) antara lain yaitu sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada pelvikalis (stenosis uretro-pelvis), divertikel, obstruksi intravesiko kronik, seperti Benign Prostate Hyperplasia (BPH), striktur dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu

Faktor resiko

Definisi : Ureterolithiasis adalah suatu keadaan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi bila batu ada di dalam saluran perkemihan

  1. Ginjal : tubular rusak pada nefron
  1. Immobilisasi : kurangnya gerakan tulang dan muskuloskeletal yang menyebabkan penimbunan kalsium
  1. Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal
  1. Kurang minum
  1. Diuretik : potensial mengurangi volume cairan dengan meningkatkan kondisi terbentuknya batu saluran kemih

Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolitiasis belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara lain : Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang untuk pembentukan batu.

Pemeriksaan fisik : Demam, nyeri ketok CVA, ballotement

Pemeriksaan penunjang : Urinalisa (dijumpai leukosituria dan eritrosituria atau kristal oksalat), fungsi ginjal, BNO IVP, USG abdomen

Anamnesis : Nyeri kolik yang dapat menjalar ke paha dan skrotum. Mual dan muntah, LUTS, nyeri saat berkemih, hematuria

Atasi keluhan nyeri dengan analgetik terutama NSAID

Penatalaksanaan dapat berupa : Medikamentosa (Alpha blocker atau alkalinisasi urin), ESWL (extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), operasi terbuka (ureterolitotomi proksimal dan distal), operasi laparoskopi, operasi endourologi (URS> ureteronoscopy)

Komplikasi

Prognosis : Prognosis untuk ureterolithiasis umumnya baik. namun, ada bukti bahwa hal itu terkait dengan kondisi sistemik lainnya seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan obesitas. Seperti disebutkan di atas, tingkat kekambuhan sangat tinggi sekitar 39% dalam 15 tahun

  1. Sumbatan : akibat pecahan batu
  1. Infeksi : akibat desiminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi
  1. Kerusakan fungsi ginjal : akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan pengangkatan batu ginjal

pencegahan

  1. Usahakan diuresis yang adekuat: minum air 2-3 liter per hari dapat di capai diuresis 1,5 liter/hari.
  1. Pelaksanaan diet bergantung dari jenis penyakit batu (rendah kalsium tinggi sisa asam, diet tinggi sisa basa, dan diet rendah purin).
  1. Eradikasi infeksi saluran kemih khususnya untuk batu struvit.

Hidronefrosis

Vesikulolitiasis

Infeksi saluran kemih

Berdasarkan komposisi batu

Sermiradioopak ( MAP >> Magnesium Ammonium Phosfat)

Radilusen/non radioopak (urat/sistin)

Radioopak (Kalsium)

Batu asam urat ( Dapat berupa asam urat murni atau campurn kalsium oksalat)

Batu struvit (Batu infeksi, terbentuk karena infeksi saluran kemih)

Batu kalsium (kalsium oksalat, kalsium fosfat)

ISK bawah (cystitis) : disuria, demam subfebris, frekuensi sering saat berkemih, nyeri suprapubik

ISK atas : Demam tinggi, nyeri ketok CVA, nyeri pinggang

Pemeriksaan penunjang : Kultur uri, darah lengksp

Nyeri pinggang, nyeri ketok CVA (+), Oliguria/anuria, tekanan darah meningkat, riwayat batu saluran kemih

Pemeriksaan penunjang : CT scan, USG

Buang Air kecil tiba tiba berhenti dan akan mengalir kembali jika berubah posisi