Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Buang Air Kecil Tersendat-sendat - Coggle Diagram
Buang Air Kecil Tersendat-sendat
Defenisi BPH
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan kondisi yang menyebabkan terjadinya pembengkakan pada kelenjar prostat. Namun, kondisi tidak bersifat kanker, atau sel-sel abnormal. Kelenjar prostat sendiri memiliki fungsi untuk memproduksi air mani dan terletak pada rongga pinggul antara kandung kemih dan penis
Etiologi
Faktor pertumbuhan (growth factor)
Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat
Perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen
Faktor Resiko BPH
Riwayat Keluarga
Pola Hidup
Usia
Inflamasi
Kadar Hormon
Patofisiologi BPH
Pertama kali BPH terjadi salah satunya karena faktor bertambahnya usia, dimana terjadi perubahan keseimbangan testosterone, estrogen, karena produksi testosterone menurun, produksi estrogen meningkat dan terjadi konversi testosterone menjadi estrogen pada jaringan adipose di perifer. Keadaan ini tergantung pada hormon testosterone, yang di dalam sel-sel kelenjar prostat hormon ini akan dirubah menjadi dehidrotestosteron (DHT) dengan bantuan enzim alfa reduktase. Dehidrotestosteron inilah yang secara langsung memacu m-RNA di dalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensistesis protein sehingga mengakibatkan kelenjar prostat mengalami hiperplasia yang akan meluas menuju kandung kemih sehingga mempersempit saluran uretra prostatika dan penyumbatan aliran urine
Klasifikasi BPH
Berdasarkan IPSS
Sedang = 8-19
Berat =20-35
Ringan = 0-7
Berdasarkan gambaran klinis
Stage II
Stage III
Stage I
Diagnosa Banding
Kanker Prostat
Batu Saluran Kemih
Prostatitis
Kandung Kemih
Cystitis
Neurogenik
Striktur uretra
Tatalaksana
Watchful Waiting
Modifikasi Gaya Hidup
Medikamentosa
Antagonis Reseptor Alfa-1-Adrenergik
Penghambat 5-Alfa-Reduktase
Antimuskarinik (Antikolinergic)
Penghambat Fosfodiesterase-5
Agonis Beta-3-Adrenoreceptor
Pembedahan
Prostatektomi Terbuka / Open Prostatectomy
Pembedahan Endourology
Pembedahan Invasif Minimal
Komplikasi
Hematuria makro
Batu buli
ISK rekuren
Uremia
Insufisiensi renal
Gagal ginjal
Hidronefrosis
Peningkatan serum PSA
CMD BPH
Anamnesis
Gejala Saluran Kemih Bagian Bawah (Lower Urinary Tract Symptoms/ LUTS
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Abdomen
Pada palpasi: penekanan pada regio suprapubik dapat menimbulkan rasa ingin miksi, pemeriksaan ballotement ginjal dapat menunjukkan adanya hidronefrosis
Pada perkusi: suara redup jika buli-buli terisi
Pada inspeksi: benjolan pada regio suprapubik abdomen dapat menunjukkan adanya buli-buli yang terisi
Colok Dubur
Colok dubur dilakukan untuk membedakan pembesaran prostat jinak atau ganas
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi
Uroflowmetri
Histopatologi
Pencegahan BPH
Diet rendah lemak dan tinggi protein
Konsumsi daging merah dan sayuran
Skrining setidaknya 6 bulan sekali pada pasien beresiko tinggi BPH
Edukasi
Menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat menimbulkan retensi urin, seperti antihistamin dan dekongestan. Pasien harus selalu memberitahukan adanya riwayat benign prostatic hyperplasia sebelum dokter memberikan obat tertentu
Mengurangi konsumsi cairan, terutama beberapa jam sebelum tidur
Mengurangi konsumsi minuman yang dapat memicu diuresis seperti kafein dan alkohol
Membiasakan diri untuk miksi ganda, yaitu menunggu beberapa saat setelah berkemih dan mencoba mulai berkemih kembali
Menghindari kebiasaan mengejan saat miksi
Pasien dengan benign prostatic hyperplasia sering menggunakan obat herbal, akan tetapi obat-obat tersebut sering kali tidak menunjukkan manfaat dan tidak disarankan