Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
DM TIPE 2 - Coggle Diagram
DM TIPE 2
Metabolisme Karbohidrat
Glikogenolisis : Proses pemecahan glycogen menjadi glucose-1-phosphate dan glycogen. Reaksi terjadi di hepatocyte dan myocyte. Proses ini bukan pembalikan Glikogenesis melainkan lintasan yang terpisah. Dua Enzim utama pengatur: 1) Glikogen fosforilase, memecah ikatan 1-4 glikogen, 2) phosphorylase kinase
Glukoneogenesis : Prekursor glukoneogenik adalah molekul yang dapat digunakan untuk menghasilkan glukosa. Prokursor tersebut intermediat dari glykolisis dan iklus tricarboxylic acid (TCA) .
Glikogenesis : Proses ini membutuhkan ATP dan UTP, Senyawa glukosa 1- fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc) , Reaksi ini dikatalisis oleh enzim UDPGlc Pirofosforilase, Oleh kerja enzim glikogen sintase, atom C1 pada glukosa aktif UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan C4 pada residu glukosa terminal glikogen, Mokekul glikogen primer yang mengandung lebih dari 4 residu glukosil harus ada untuk memicu reaksi ini, Glikogen Sintase hanya efisien secara katalitik bila terikat pada glikogenin
Glikolisis : Merupakan jalur pemecahan glukosa untuk menghasilkan energi, Proses ini berlangsung disitoplasma, enzim-enzim lintasan ini ditemukan disitoplasma, Dapat berlangsung secara aerob dan anaerob, Dalam keadaan aerob, glukosa dioksidasi menjadi piruvat > glikolisis aerob, Disini O2 dipergunakan untuk mereoksidasi NADH yang terbentuk selama oksidasi Gliseraldehide 3 Fosfat
DD nafsu Makan meningkat
Hipertiroid : Penurunan berat badan, tetapi dengan nafsu makan yang meningkat, Detak jantung yang cepat atau tidak teratur, Merasa gugup atau mudah tersinggung, Merasa lelah, tetapi sulit tidur, Tremor tangan, kelemahan otot, Mudah kepanasan, Sering buang air besar
Hipoglikemia : Berkeringat dingin, Bibir kesemutan, Jantung berdebar-debar, Merasa lapar, Mudah marah, Sulit berkonsentrasi, Gangguan penglihatan, Tampak kebingungan.
Graves disease : Keringat berlebihan, Berat badan makin turun padahal nafsu makan meningkat, Dada berdebar-debar, Mudah cemas atau marah, Tangan tremor, Haid tidak teratur, Disfungsi ereksi, Libido menurun, Denyut jantung tidak teratur, Ada benjolan di leher
Penegakkan diagnosa DM tipe 2
Pemeriksaan fisik
Menilai tanda vital, Mengukur BB, TB, BMI, Lingkar perut, Melakukan pemeriksaan fisik Umum : Mata : penurunan visus, lensa mata buram Ekstremitas : uji sensibilitas kulit dengan mikrofilamen
Pada Penderita DM, penderita dapat gemuk maupun kurus. Penderita DM gemuk biasanya dihubungkan dengan DM tipe 2, sedangkan penderita DM kurus dihubungkan dengan DM tipe 1.
Sebagai komplikasi DM dapat dijumpai, antara lain: Neuropati diabetik gejala kesemutan, Retinopati diabetik gejala penglihatan kabur, Gangren diabetik terutama pada kaki
Pemeriksaan Penunjang
Gula Darah Puasa (GDP) : kadar glukosa plasma puasa <110 mg/dl dinyatakan normal, ≥126 mg/dl adalah diabetes melitus, sedangkan antara 110-126 mg/dl disebut glukosa darah puasa terganggu (GDPT). Gula darah sewaktu : Apabila kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl (plasma vena) maka penderita tersebut sudah dapat disebut DM. Gula Darah 2 jam PostPrandial : Glukosa 2 jam Post Prandial menunjukkan DM bila kadar glukosa darah ≥ 200 mg/dl, sedangkan nilai normalnya ≤ 140. Glukosa jam ke-2 pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) : Toleransi glukosa ≥ 200 mg/dl disebut diabetes melitus. HbA1c : > 6,5 % diabetes Melitus
Anamnesis
Keluhan utama : Polifagia, Poliuri, Polidipsi, Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
Keluhan tambahan : Lemah, Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas), Gatal, Mata kabur, Disfungsi ereksi pada pria, Pruritus vulvae pada wanita Luka yang sulit sembuh
Patofisiologi DM tipe 2
Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu : 1. Resistensi insulin 2. Disfungsi sel B pancreas
Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan gangguan pada sekresi insulin fase pertama,artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik,pada perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen.
DD DM TIPE 2
DM tipe 1 : biasanya sering terjadi pada anak anak Poliuria (sering BAK), Polidipsia (sering haus), Enuresis (mengompol), BB menurun (dalam 2-6 minggu), Gangguan penglihatan, Irritabilitas, Penurunan kesadaran, Muntah berulang, Hipotensi hingga syok
Hipoglikemia : Palpitasi, Tremor, Pucat, Ansietas, Hipertensi, Denyut nadi meningkat, Diaforesis, Rasa lapar, Parestesia, Lemah, Lesu, Pandangan kabur, Kesadaran menurun, Kejang, koma
Komplikasi DM tipe 2
Mikrovaskular : Retinopati diabetik, Nefropati diabetik, neuropati diabetik
Makrovaskular : yang umum berkembang pada penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak), penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongestif dan stroke
Etiologi dan klasifikasi DM
Etiologi
DM tipe II disebabkan kegagalan relatif sel β dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.
Sel β tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defensiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel β pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.
Klasifikasi DM
Diabetes melitus (DM) tipe 1 : Diabetes Melitus yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di pancreas kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi secara absolut
Diabetes melitus (DM) tipe 2: Penyebab Diabetes Melitus tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin. Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi di dalam tubuh
Diabetes melitus (DM) tipe lain Penyebab Diabetes Melitus tipe lain sangat bervariasi. DM tipe ini dapat disebabkan oleh efek genetik fungsi sel beta, efek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati pankreas, obat, zat kimia, infeksi, kelainan imunologi dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan Diabetes Melitus.
Diabetes melitus Gestasional adalah diabetes yang muncul pada saat hamil. Keadaan ini terjadi karena pembentukan beberapa hormone pada ibu hamil yang menyebabkan resistensi insulin
Prognosis dan edukasi DM tipe 2
Prognosis : Prognosis dari DM bergantung pada pola hidup yang dilakukan oleh pasien dalam mengontrol kadar gula nya. Pasien dengan kontrol glikemik ketat (HbA1c < 7%), tanpa disertai riwayat gangguan kardiovaskuler, dan juga tidak ada gangguan mikrovaskuler serta makrovaskuler akan mempunyai harapan hidup lebih lama. Namun jika pasien memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler dan telah menderita diabetes lama (≥ 15 tahun) akan mempunyai harapan hidup lebih singkat, walaupun telah melakukan kontrol glikemik ketak sekalipun
Edukasi : Dianjurkan pula melakukan pola makan yang sehat, yakni terdiri dari karbohidrat kompleks, mengandung sedikit lemak jenuh dan tinggi serat larut. Asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal. meningkatkan aktivitas fisik
Tatalaksana DM tipe 2
Non farmakologis : Perubahan gaya hidup sehat, diet untuk mencegah obesitas
Farmakologis
Obat - obatan : Golongan biguanida (metformin), sulfonilurea (glibenclamide, glimepiride), derivat meglitinide, thiazolidin ediones, GLP-1 Agonist, DPP-4 Inhibitors, SGLT-2 Inhibitors, Agonis Dopamin, Insulin
Insulin : Insulin : Indikasi pemberian insulin adalah pasien diabetes mellitus tipe 2 yang telah diterapi dengan obat antidiabetes oral dengan kadar gula darah tidak terkontrol dan HbA1c >6.5% selama setidaknya 3 bulan. Dosis insulin dimulai dengan pemberian 10 unit/hari secara subkutan atau 0,1-0,2 unit/kgBB/hari dalam dosis terbagi 2/3 pada pagi hari dan sisanya pada malam hari. Pada pagi hari, insulin yang digunakan adalah insulin regular dan intermediate-acting dengan rasio 1:2. Pada malam hari, insulin diberikan dengan rasio insulin regular dan intermediate-acting 1:1