Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA (BPH) - Coggle Diagram
BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA (BPH)
DEFINISI
pembesaran kelenjar prostat karena adanya hiperplasia sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat. BPH merupakan penyakit yang sangat sering mengakibatkan masalah pada pria dan mengganggu kualitas hidup pria yang menyebabkan keluhan lower urinary tract symtoms (LUTS)
ETIOLOGI
ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron,
interaksi antara sel stroma dan prostat
Berkurangnya kematian sel (apoptosis)
FAKTOR RISIKO
Faktor usia
Faktor genetik
Faktor obesitas
Faktor diabetes
Faktor aktivitas fisik
Faktor diet
Faktor inflamasi
Kebiasaan merokok
Kebiasaan minum alkohol
PATOFISIOLOGI
Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen urethra prostatika dan menghambat aliran urin yang menyebabkan peningkatan tekanan intravesikal.
Kontraksi yang terus menerus dapat menyebabkan perubahan pada anatomik kandung kemih berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi. Perubahan struktur ini akan menimbulkan gejala LUTS
Tekanan intravesikal yang tinggi diteruskan ke seluruh bagian kandung kemih. Tekanan pada kedua muara ureter dapat menimbulkan aliran balik urin dari kandung kemih ke ureter atau terjadi refluks vesiko-ureter.
EDUKASI
Menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat menimbulkan retensi urin, seperti antihistamin dan dekongestan. Pasien harus selalu memberitahukan adanya riwayat benign prostatic hyperplasia sebelum dokter memberikan obat tertentu
Mengurangi konsumsi cairan, terutama beberapa jam sebelum tidur
Mengurangi konsumsi minuman yang dapat memicu diuresis seperti kafein dan alkohol
Membiasakan diri untuk miksi ganda, yaitu menunggu beberapa saat setelah berkemih dan mencoba mulai berkemih kembali
Menghindari kebiasaan mengejan saat miksi
Pasien dengan benign prostatic hyperplasia sering menggunakan obat herbal, akan tetapi obat-obat tersebut sering kali tidak menunjukkan manfaat dan tidak disarankan[1,3,20]
TANDA DAN GEJALA
Kesulitan memulai aliran urin (hesitancy),
Pancaran miksi lemah,
Pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas (incomplete bladder emptying)
Perlu mengejan untuk berkemih (straining),
Ada tetesan sejumlah urin karena aliran berkemih yang buruk (dribbling)
Keinginan sering berkemih tetapi dalam jumlah yang sedikit (urinary
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSA
ANAMNESIS
Riwayat penyakit
Skor keluhan
Visual Prostatic sympon score
(VPSS)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Renal, buli-buli dan Genitalia eksterna
Colok dubur (RT)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalisis
Pemeriksaan fungsi ginjal
Pemeriksaan
Prostate Spesific Antigen
(PSA)
uroflowmetry
Post Voiding Residual Urine
(PVR)
DIAGNOSIS BANDING
Keganasan ; adenokarsinoma prostat, karsinoma sel transisional vesika urinaria, karsinoma sel skuamosa penis
Infeksi : sistitis, prostatitis, penyakit menular seksual (klamidiasis, Gonorhea)
Gangguan neurologis : cedera tulang belakang (
spinal cord injury
), sindrom kauda equine, stroke, parkinsonisme, neuropati autonom diabetikum, multipel sklerosis, penyakit alzeimer
Gangguan metabolik : diabetes melitus tak terkontrol, diabetes insipidus, gagal jantung kronik, hiperkalsemia, obstructive sleep apneu
TATALAKSANA
Konservatif (watchful waiting)
Medikamentosa
Alfa blocker
5 alfa-reducrase inhibitor
Antagonis reseptor muskarinik
Phosphodiesterase 5 inhibitor
Pembedahan
PENCEGAHAN
menerapkan diet rendah lemak dan tinggi protein. Konsumsi daging merah dan sayuran juga dapat menurunkan risiko benign prostatic hyperplasia simtomatik. Pasien-pasien dengan risiko tinggi untuk mengalami benign prostatic hyperplasia harus menjalani pemeriksaan paling tidak 6 bulan sekali dan melakukan skrining untuk kanker prostat paling tidak 12 bulan sekali.