Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
GNAPS, REFERENSI, APRILIZA WINDY ADRHARINI :<3:, 2008260226 - Coggle…
GNAPS
DEFINISI, ETIOLOGI,FAKTOR RESIKO
Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) adalah bagian dari sindrom nefrotik akut (SNA) yang ditandai dengan gross hematuria, edema, hipertensi, dan insufisiensi ginjal. Gangguan ini sering terjadi pada anak-anak, disebabkan oleh infeksi kuman Streptococcus β-hemolyticus group A strain nephritogenic, dan 97% kasus terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.
ETIOLOGI
-
-
-
-
• Gloinerulonefritis karena vitus (Hepatitis B, Hepatitis C, HIV)
-
-
-
-
-
CMD
Kecurigaan akan adanya GNAPS dicurigai bila dijumpai gejala klinis berupa hematuria nyata yang timbul mendadak, sembab dan gagal ginjal akut setelah infeksi streptokokus. Tanda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis, bukti adanya infeksi streptokokus secara laboratoris dan rendahnya kadar komplemen C3 mendukung bukti untuk menegakkan diagnosis. Tetapi beberapa keadaan dapat menyerupai GNAPS seperti :
-
-
-
-
-
PATOLOGI KLINIK
Berbagai macam kriteria dikemukakan untuk diagnosis GNAPS, tetapi pada umumnya kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: Gejala-gejala klinik:
Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown case dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas GNAPS.
Untuk menunjang diagnosis klinik, dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa ASTO (meningkat) & C3 (menurun) dan pemeriksaan lain berupa adanya torak eritrosit, hematuria & proteinuria.
Diagnosis pasti ditegakkan bila biakan positif untuk streptokokus ß hemolitikus grup A. Pada GNAPS asimtomatik, diagnosis berdasarkan atas kelainan sedimen urin (hematuria mikroskopik), proteinuria dan adanya epidemi/kontak dengan penderita GNAPS.
EDUKASI DAN PENCEGAHAN
-
Mengonsumsi diet yang rendah garam, gula, dan lemak
-
Melakukan kontrol berkala ke fasilitas kesehatan untuk memantau tekanan darah dan progresivitas penyakit, serta untuk menilai fungsi ginjal dan kadar protein pada urine
Melakukan gaya hidup sehat, termasuk berolahraga rutin, berhenti merokok, dan menjaga kebersihan tangan dan diri
Memahami bahwa pengobatan glomerulonefritis terkadang membutuhkan waktu yang panjang (terutama pada pasien yang memerlukan terapi kortikosteroid dan imunosupresif), sehingga kepatuhan berobat sangat penting dijaga
-
KOMPLIKASI
- Ensefalopati hipertensi (EH).
-
• Terapi nifedipin (0,25 – 0,5 mg/kgbb/dosis) oral atau sublingual
-
• TD telah turun sampai 25% tambahkan kaptopril (0,3 – 2 mg/kgbb/hari) dan dipantau hingga normal.
- Gangguan ginjal akut (Acute kidney injury/AKI)
-
-
- Posterior leukoencephalopathy syndrome
• Gejala sakit kepala, kejang, halusinasi visual, tetapi tekanan darah normal.
DD
-
-
B. Penyakit ginjal dengan manifestasi hematuria Glomerulonefritis fokal, nefritis herediter (sindrom Alport), IgA-IgG nefropati (Maladie de Berger) dan benign recurrent haematuria.
-
- Penyakit-penyakit sistemik
• Purpura Henoch-Schöenlein, eritematosus dan endokarditis bakterial subakut.
- Penyakit-penyakit infeksi
• GNA sesudah infeksi bakteri atau virus (virus morbili, parotitis, varicella, dan virus ECHO)
TANDA DAN GEJALA
- Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ->45,8% kasus periode laten 1-2 minggu
- Infeksi kulit (piodermi) 31,6% kasus periode laten 3 minggu
- asimtomatik dan simtomatiK
PATOFISIOLOGI
Patogenesis GNAPS belum diketahui dengan pasti. Faktor genetik diduga berperan dalam terjadinya penyakit dengan ditemukannya HLA-D dan HLA- DR. Periode laten antara infeksi streptokokus dengan kelainan glomerulus menunjukkan proses imunologis memegang peran penting dalam mekanisme penyakit. Diduga respon yang berlebihan dari sistim imun pejamu pada stimulus antigen dengan produksi antibodi yang berlebihan menyebabkan terbentuknya kompleks Ag-Ab yang nantinya melintas pada membran basal glomerulus. Disini terjadi aktivasi sistim komplemen yang melepas substansi yang akan menarik neutrofil. Enzim lisosom yang dilepas netrofil merupakan faktor responsif untuk merusak glo- merulus. Hipotesis lain adalah neuraminidase yang dihasilkan oleh streptokokus akan mengubah IgG endogen menjadi autoantigen. Terbentuknya auto-antibodi terhadap IgG yang telah berubah tersebut, mengakibatkan pembentukan komplek imun yang bersirkulasi, kemudian mengendap dalam ginjal. Pada kasus ringan, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya menunjukkan kelainan minimal. Biasanya terjadi proliferasi ringan sampai sedang dari sel mesangial dan matriks. Pada kasus berat terjadi proliferasi sel mesangial, matriks dan sel endotel yang difus disertai infiltrasi sel polimorfonuklear dan monosit, serta penyumbatan lumen kapiler. Istilah glomerulonefritis proliferatif eksudatif endokapiler difus digunakan untuk menggambarkan kelainan morfologi penyakit ini. Bentuk bulan sabit dan inflamasi interstisial dapat dijumpai mulai dari yang halus sampai kasar yang tipikal di dalam mesangium dan di sepanjang dinding kapiler. Endapan imunoglobulin dalam kapiler glomerulus didominasi oleh Ig G dan sebagian kecil Ig M atau Ig A yang dapat dilihat dengan mikroskop imunofluoresen. Mikroskop elektron menunjukkan deposit padat elektron atau humps terletak di daerah subepitelial yang khas danakan beragregasi menjadi Ag-Ab kompleks.
REFERENSI
Lufyan R, Suarta IK, Nilawati P. Karakteristik glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2012-2015. Medicina. 2017;45;124.
Cynthia G. Pan and Ellis D. Avner. Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis. Nelson Textbook of Pediatrics. Edition 20. Robert M. Kliegman, 2016, 2498-2501
Kliegman RM. Glomerulonephritis associated with infection. In: Pan CG, Avner ED, editors. Nelson Text Book Pediatrics (12th ed). Canada: Elsevier, 2016; p. 3612.
Mohammad Sjaifullah Noer. Glomerulonephritis Akut Pasca Streptokokus. Kompendiun Nefrologi Anak, UKK Nefrologi, IDAI, 2011
Bhimma R. Acute post streptococcal glomerulonephritis. 2016 Nov 2 [cited 2017 Sep 2]. Available from: http:// www.emedicine.medscape.com/article/ 980685/overview
Kher KK. Acute glomerular disease in children. The Open Urology & Nephrology Journal. 2015;45;264-9.
Sondang Maniur Lumbanbatu. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus pada Anak. Sari Pediatri, Vol. 5, No. 2, September 2003: 58 – 63
Rauf S, Albar H, Aras J. Konsensus glomerulonefritis akut pasca streptokokus. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2012
Suhardi, Albar H , Rauf S, Daud D. The identification of acute post streptococcus glomerulonephritis risk factors in children. Int J Sci Res. 2015;4:71-7
-
-