Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
GNAPS - Coggle Diagram
GNAPS
tanda dan gejala GNAPS
-
-
-
-
letargi, malaise, anoreksia
definisi, etiologi, faktor risiko
definisi : GNAPS adalah penyakit sindrom nefritik akut (SNA) yang disebabkan infeksi streptokokus beta hemolitikus strain nefritogenik
etiologi : Pada anak kebanyakan kasus glomerulonefritis akut adalah pasca infeksi, paling sering
infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A
faktor risiko : jenis kelamin laki-laki, usia ≥5 tahun, status sosial ekonomi rendah, status gizi, dan musim hujan.
-
CMD GNAPS
anamnesis : riwayat terkena infeksi radang tenggorokan atau kulit 1-3 minggu sebelumnya. iasanya infeksi yang mendahului adalah infeksi saluran nafas atas (45,8%) atau infeksi kulit (31,6%). Gejala sindroma nefritik biasanya terjadi mendadak, yaitu sekitar 1-2 minggu setelah infeksi saluran nafas dan sekitar 3-6 minggu setelah infeksi kulit
pemeriksaan fisik : Secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakkan bila dijumpai full blown, case dengan gejala-gejala hematuria, hipertensi, edema, oliguria yang merupakan gejala-gejala khas GNAPS
pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan urin sangat penting untuk menegakkan diagnosis nefritis akut. Hematuria makroskopis maupun mikroskopis dijumpai pada hampir semua pasien.
-
Tatalaksana GNAPS
-
-
hipertensi sedang atau berat : kaptopril (0,3-2 mg/kgBB/hari) atau furosemid atau kombinasi keduanya
-
patofisiologi GNAPS
Patofisiologi sindroma nefritik tergantung dari etiologi penyebabnya, namun pada dasarnya terjadi karena reaksi inflamasi yang merusak struktur membran basalis glomerulus. Salah satu proses inflamasi yang paling sering terjadi adalah glomerulonefritis akut pasca Streptococcus (GNAPS).
Proses inflamasi ini merupakan komplikasi yang terjadi akibat infeksi Streptococcus beta hemolyticus grup A yang diinduksi oleh penumpukan kompleks imun pada jaringan ginjal yang berasal dari sirkulasi.[6]
Penumpukan kompleks imun yang terjadi pada subendotel akan menyebabkan inflamasi lokal pasca aktivasi sistem komplemen, kerusakan dan proliferasi podosit serta proteinuria. Penumpukan kompleks imun yang dimaksud merupakan akumulasi dari immunoglobulin G, M atau/ dan A bersama komplemen C3 yang menumpuk pada lapisan subendotel dinding kapiler. Penumpukan kompleks imun juga terjadi pada membran basal yang kemudian akan menyebabkan lesi glomerulus yang selanjutnya bermanifestasi menjadi hematuria dan proteinuria.[6]
Proses-proses ini dapat memicu glomerulosklerosis serta kerusakan tubular dan interstitial (tubulointerstitial) yang mengakibatkan terjadinya peningkatan sensitivitas sodium, sekresi renin dan sistem saraf simpatis yang diduga sebagai penyebab hipertensi.
Edukasi dan pencegahan
Promosi kesehatan pada pasien dengan sindroma nefritik dilakukan dengan menyampaikan kepada masyarakat, bahwa sindroma nefritik paling banyak terjadi sebagai komplikasi infeksi Streptococcus yang sampai saat ini belum ada vaksinnya, namun dapat dicegah penyebaran infeksinya dengan menutup mulut saat batuk dan bersin, mencuci tangan, dan mengurangi kontak dengan orang lain saat infeksi.