Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
HERNIA, Cut Suhaila Rizkina, 2108260262, SGD 16 - Coggle Diagram
HERNIA
Defenisisi
Protrusi isi cavum abdomen melalui defek hernia di area inguinal. Hernia inguinalis dapat terjadi karena penyebab kongenital atau didapat. Hernia dapat menyebabkan gejala berupa rasa tidak nyaman hingga nyeri. Jika defek sangat sempit, isi saccus hernia berisiko mengalami inkarserata.
Patofisiologi
hernia inguinalis diklasifikasikan menjadi hernia inguinalis direk dan indirek. Klasifikasi hernia inguinalis direk dan indirek menunjukkan posisi hernia terhadap arteri epigastrika inferior dan segitiga Hasselbach pada dinding abdomen. Selain klasifikasi tersebut, berdasarkan keluar masuknya hernia melalui celah defek, hernia juga dibedakan menjadi hernia reponibilis dan ireponibilis
Klasifikasi
Tempat terjadi
Hernia Femoralis, Hernia Umbilikalis, Hernia Paraumbilikus, Hernia Epigastrika, Hernia Ventralis, Hernia Lumbalis, Hernia Littre, Hernia Obturatoria, Hernia Perinealis, Hernia Pantalon
Sifat
Hernia reponibel, Hernia ireponibel, Hernia inkaserata atau Hernia strangulata, Hernia Richter, Hernia Interparietalis, Hernia Eksterna, Hernia Interna, Hernia Insipiens, Hernia Sliding, Hernia Bilateral.
Etiologi
Etiologi dari hernia indirek erat kaitannya dengan kelainan embriologi inguinal dan penurunan testis. Sehingga hernia indirek tergolong hernia kongenital, meski dengan onset usia beragam. Pada hernia indirek etiologi tonjolan hernia adalah prosesus vaginalis yang gagal menutup.
Kondisi lain yang menimbulkan peningkatan tekanan intraabdomen juga berkontribusi pada pembentukan hernia, antara lain pada kehamilan, batuk kronis, dan mengejan saat berkemih atau defekasi.
Penegakan Diagnosa
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
USG
MRI
CT Scan
Tata Laksana
Observes pada Rawat Jalan
Persian Rujukan
Pembedahan
Terapi Medikamentosa
Terapi Suportif
Komplikasi
Obstruksi usus
Iskemia usus
Ileus obstruktiv
Diagnosis Banding
Sports Hernia
Hernia Femoralis
Hidrokel
Limfoma
Gejala
Timbul tonjolan pada selangkangan.
Tonjolan akan membesar ketika sedang batuk atau berdiri.
Tonjolan bisa terasa nyeri ketika disentuh.
Nyeri ketika batuk, berolahraga, atau membungkuk.
Area selangkangan terasa lemah atau tertekan.
Bagian selangkangan terasa berat atau seperti ada yang tertarik.
Timbul rasa nyeri dan pembengkakan pada area sekitar testis, karena sebagian usus masuk ke dalam kantong skrotum.
Nyeri, mual, dan muntah jika bagian usus yang keluar terjepit pada celah hernia dan tidak dapat dikembalikan
Anatomi Klinis
Regio Inguinalis
a. Anterior: dibatasi oleh aponeurosis muskulus oblikus eksternus dan 1/3 lateralnya muskulus oblikus internus.
b. Posterior: dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang bersatu dengan transversalis dan membentuk dinding posterior di bagian lateral. Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan konjoin tendon, dinding posterior berkembang dari aponeurosis muskulus transversus abdominis dan fasia transversal.
c. Superior: dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus oblikus internus dan muskulus transversus abdomnis dan aponeurosis.
d. Inferior: dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini merupakan defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf “U” dan “V” dan terletak di bagian lateral dan superior. Batas cincin interna adalah pada bagian atas muskulus transversus abdominis, iliopubik tract dan interfoveolar (Hasselbach) ligament dan pembuluh darah epigastrik inferior di bagian medial.
Prognosis
Hernia inguinalis reponibilis memiliki risiko menjadi inkarserata yang dapat menyebabkan obstruksi usus maupun strangulasi. Namun, strangulasi pada hernia inguinalis dilaporkan sangat jarang, tidak seperti pada hernia femoralis dimana strangulasi lebih sering dilaporkan.
Edukasi
menjelaskan tentang gejala hernia, yaitu adanya benjolan di pangkal paha yang mungkin keluar masuk sendiri, dan tanda-tanda bahaya hernia, seperti nyeri inguinal berat disertai mual dan muntah. Jika terjadi gejala tersebut pasien sebaiknya mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan.
Pencegahan rekurensi hernia dapat dilakukan dengan berhenti merokok, menghindari mengangkat beban berat secara rutin, dan mengonsumsi diet tinggi serat sehingga tidak mengejan berlebihan saat defekasi.
Cut Suhaila Rizkina
2108260262
SGD 16