Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Unsur-unsur Ekstrinsik dan Intrinsik dalam Prosa - Coggle Diagram
Unsur-unsur Ekstrinsik dan Intrinsik dalam Prosa
Unsur Ekstrinsik
Sikap, keyakinan, pandangan hidup pengarang (biografi)
Buku-buku sastra jarang terbit. Namun, di antara pengarang-pengarang Angkatan 60-an tepatnya tahun 1962 terdapat nama B. Sularto. Ia mengarang sebuah drama berjudul Domba-Domba Revolusi. Drama ini menggambarkan kehidupan politik Indonesia pada masa kini.
Latar belakang penciptaan:
Situasi Indonesia saat karya diciptakan
Pada tahun 60-an kehidupan politik indonesia memanas dan tegang karena Gerakan 30 S/PKI.
Kondisi masyarakat saat karya diciptakan
Begitu pula dengan kehidupan kesusastraan Indonesia kurang menggembirakan.
Unsur Intrinsik
Alur
Pengenalan
Situasi di Kota Tengah sangat menegangkan. Di sebuah kota tersebut terdapat losmen yang terdapat 5 orang di dalamnya. 5 orang yang berada di dalam losmen tersebut yaitu seorang perempuan dan 4 orang laki-laki.
Komplikasi (munculnya konflik)
Eksternal
Kegawatan situasi kota mendorong mereka semua untuk pergi secepatnya dari losmen tersebut.
Internal
Si perempuan pemilik losmen tidak menyukai si politikus.
Klimaks
Penyair datang kembali dan menanyakan pemilik losmen untuk meninggalkan losmen. Akan tetapi, perempuan tersebut tidak mau meninggalkan losmennya. Pada akhirnya, penyair dan perempuan tersebut menceritakan tentang kehidupan masa lalunya dan alasan mengapa ia tidak mau meninggalkan losmennya.
Peleraian (antiklimaks)
Petualang kembali dengan berita bahwa politikus dan pedagang telah meninggal, dia menipunya untuk berpikir bahwa ada serdadu yang datang untuk menyelamatkan mereka tetapi sebenarnya dia menjualnya ke serdadu.
Penyelesaian
Petualang kembali dengan berita bahwa politikus dan pedagang telah meninggal, dia menipunya untuk berpikir bahwa ada serdadu yang datang untuk menyelamatkan mereka tetapi sebenarnya dia menjualnya ke serdadu. Pemilik losmen tersebut membunuh serdadu dan petualang dengan pisau, kemudian ia meninggalkan losmen tersebut setelah mendengar lebih banyak serdadu mengetuk pintu. Perempuan membunuh serdadu lain di luar pintu dan ia tertembak.
Latar
Waktu
Pada tahun 60-an, 1948
Sosial
Perilaku kehidupan sosial masyarakat
Perempuan: tegas
Pedagang: oportunistik, mempunyai niat buruk mengambil keuntungan
Penyair: peduli, baik hati, pemberani,
Politikus: Pemarah, serakah, sombong
Petualang: Manipulatif, licik
Tempat
Kota tengah, di sebuah losmen.
Penokohan
Pembedaan tokoh (utama & tambahan)
Tokoh Tambahan
Opsir tentara musuh
Tokoh Utama
Perempuan pemilik losmen, Seniman, Petualang, Politikus dan Pedagang
Teknik pelukisan tokoh
Ekspositori
Yang perempuan adalah pemilik losmen. Ia berparus lumayan, manis dengan potongan tubuh yang Berumur dua puluh lima tahun. Tidak bersuami.
Dramatik
Dalam keadaan yang gawat-tegang itu, hanya si penyair yang berani keluar untuk memperoleh kabar berita. Dan di suatu pagi, sekira jam delapan tiga puluh menit, si penyair sudah tiba kembali di losmen setelah keluar untuk mencari berita tentang keadaan di luar sejak pagi-pagi. Kalimat ini membuktikan tingkah laku tokoh yang berani.
Tema
Domba-domba revolusi sesat.
Sudut pandang
Menggunakan sudut pandang ke-3. Pada halaman pertama, terdapat kalimat yang menggunakan kata-kata seperti ia.
Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan bisa dibilang formal dalam zaman ini. Walaupun cerita disampaikan dengan percakapan antara karakter, karena cerita ini berdasarkan dalam tahun 1948, maka basa perbincangan mereka kuno dan formal untuk pembaca zaman sekarang.
Juga terdapat majas ironi dimana dalam halaman 49 si perempuan berkata “Oo alangkah terhormatnya Tuan-tuan yang terhormat ini ya!”.
Amanat
Kita tidak boleh serakah dan harus mencintai negara sendiri.