Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
gangguan penyesuian, Rofi Hidayati 1908260198 - Coggle Diagram
gangguan penyesuian
gejala
Setiap orang merasakan gejala-gejala yang mungkin berbeda saat mengalami kondisi ini. Gejala dapat muncul dalam beragam bentuk, mulai dari yang bersifat ringan hingga berat.
kelelahan tapi tidak bisa tidur (insomnia),
tubuh terasa sakit dan pegal-pegal,
-
-
-
-
definisi
Gangguan penyesuaian adalah reaksi maladaptif jangka pendek terhadap apa yang disebut oleh orang awam sebagai nasib malang pribadi atau dalam istilah medis dikenal sebagai stresor psikososial
Gangguan penyesuaian, atau adjustment disorder adalah kumpulan gejala-gejala kondisi jangka pendek yang terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan besar dalam mengatasi, atau menyesuaikan diri dengan sesuatu yang dianggap sebagai sumber stres tertentu.
etiologi
Ada beberapa kemungkinan penyebab gangguan penyesuaian. Penyebab gangguan ini biasanya berkaitan dengan kejadian yang memicu stres dan menimbulkan masalah pada kehidupan pekerjaan, sosial, atau rumah. Kejadian tersebut bisa bersifat positif atau negatif.
kematian anggota keluarga atau teman,
masalah hubungan, seperti putus cinta atau perceraian,
menikah dan baru mempunyai anak,
mengidap kondisi medis yang serius,
-
-
masalah pekerjaan (dipecat atau tidak berhasil mencapai target),
hidup di lingkungan dengan kriminalitas tinggi,
-
-
tatalaksana
- Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi merupakan suatu jenis terapi yang menggunakan obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neurotransmiter disusunan syaraf pusat otak yakni sistem limbik. Sebagaimana diketahui sistem limbik merupakan bagian otak yang berfungsi mengatur alam pikiran, alam perasaan dan perilaku seseorang. Obat yang sering dipakai adalah obat anti cemas (axiolytic) golongan benzodiazepine seperti diazepam, lorazepam, alprazolam dan anti depresi (anti depressant) golongan SSRI seperti fluoxetine, sertraline (Zoloft).
-
-
Pendekatan perilaku dilakukan dengan mengubah perilaku yang menimbulkan stress akut, toleransi atau adaptabilitas terhadap stress akut yang dialami, menyeimbangkan antara aktivitas fisik dan nutrisi, serta manajemen perencanaan, organisasi dan waktu.
-
Pendekatan kognitif merupakan pendekatan yang bertujuan untuk mengubah pola pikir individu agar berpikir positif dan sikap yang positif, membekali diri dengan pengetahuan tentang stres, serta menyeimbangkan antara aktivitas otak kiri dan kanan. Pendekatan kognitif bisa juga dilakukan dengan menggunakan metode hipnoterapi.
-
Relaksasi dilakukan dengan tujuan untuk melepaskan semua ketegangan-ketegangan yang selama ini dialami oleh individu. Relaksasi yang dilakukan bisa berupa relaksasi otot-otot, relaksasi kesadaran indra dan relaksasi pikiran-pikiran.
-
cara menegakkan diagnosa
Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatis berat (masa laten berkisar antara beberapa monggu sampai beberapa bulan , jarang melampaui 6 bulan),
Kemungkinan diagnosa masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset gangguan melebihi 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat alternatif kategori gangguan lainnya
Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didaoatkan bayang-bayang atau mimpi –mimpi dari kejadian traumatik secara berulang-ulang kembali (flashback).
Gangguan otonomil, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis, tetapi tidak khas.
Suatu “sequele” menahun yang terjadi lambat setelah stres yang luar biasa misalnya saja beberapa puluh tahun setelah bencana, diklasifikasikan dalam katagori F 62.0 (perubahan kepribadian yang berlangsung setelah kejadian katas trofi,
diagnose banding
-
-
- Gangguan Penyalahgunaan Alkohol
- Gangguan Terkait Penyalahgunaan Zat Lain (Intoksikasi Akut atau Putus Zat)
- Gangguan Panik Dan Gangguan Kecemasan Umum
- Depresi Berat Juga Bersamaan Sering PTSD.
- Gangguan Kepribadian Borderline, Gangguan Disosiatif, Dan Gangguan Buatan
prognosis
Gejala dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu dan mungkin paling berat selama periode stress tidak diobati,
sekitar 30 persen pasien sembuh sepenuhnya,
40 persen terus memiliki gejala ringan,
20 persen terus memiliki gejala sedang,
-
Setelah 1 tahun, sekitar 50 persen pasien akan sembuh.
-