SK 2 TEMA 3: ANAKKU PUCAT

Seorang anak laki laki berusia 5 tahun dibawa ibunya ke RS karena wajahnya terlihat pucat sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan my 1. Aa disertai dengan lesu dan mudah lelah serta terengah-engah saat bermain. Ibunya bekerja sebagai buruh cuci pakaian sementara ayah nya bekerja sebagai tukang becak. Sehari hari Adi bermain tanpa ada yang mengawasi dan tidak menggunakan alas kaki. Sehari hari Adi dan sekeluarga hanya makan nasi kecap, sesekali dengan tambahan telur atau tempe. Dari pemeriksaan vital sign didapatkan keadaan umum : pucat, lemah, HR 90x/menit, RR 22x/ menit, TD 120/80 mmHg. Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, Cheilitis positif, lidah atrofi papil, koilonychias positif. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 7.6 g/dL, MCV 72 fL, MCH 25 pg, MCHC 34 %, besi serum 30 mikro gram/ L, TIBC 560 mikrogram / L, Feritin 5 mikrogram/ mL. Dari pemeriksaan feces didapatkan darah samar, dan telur cacing tambang.

Kamila Ni'ami Permatasari_5130021054

Dosen Pembimbing:
dr. Nanda Fadhilah Witris Salamy, M. Si

PUCAT

Patogenesis

Etiologi

Definisi

Kondisi ketika kecerahan pada warna kulit berubah menjadi tidak normal yang dapat terjadi di seluruh kulit atau pada salah satu bagian saja seperti bibir atau wajah

Berkurangnya Hemoglobin

Vasokontriksi untuk memaksimalkan pengiriman O2 ke organ-organ vital

Berkurangnya Volume Darah

Anemia

Infeksi Parasit (Hookworm)

Stress Emosional

Hippoglikemia

Penurunan O2

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Anamnesis

Lesu

Pucat

Lelah

Atrofi Papil Lidah

Koilonychias +

Cheilitis +

Hasil Pemeriksaan Vital Sign

Konjungtiva Anemis

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Feses

MCH (25 pg)

MCHC (34%)

MCV (72 fL)

TIBC (560 mikrogram/L)

Hb (7,6 g/dL))

Feritin (5 mikrogram/mL)

Fe Serum (30 mikrogram/L)

Darah Samar

Telur Cacing Tambang

ANEMIA

Etiologi

Patogenesis

Klasifikasi

Patofisiologi

Definisi

Suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal

Anemia Makrositik Normokrom

Anemia Mikrositik Hipokrom

Anemia Normositik Normokrom

MCV, MCH, MCHC normal-rendah

MCV meningkat, MCHC normal

MCV, MCH, MCHC kurang

Genetik

Infeksi Parasit Cacing Tambang (Hookworm)

Kekurangan zat gizi lainnya

Malaria

Kekurangan zat besi

Hemoglobinopati & Sickle cell trait

asam folat, vitamin C, vitamin B12, dll

Tahap kedua:
Tahap eritropoiesis yg kekurangan besi.

Tahap ketiga:
Anemia defisiensi besi menjadi jelas

Tahap pertama: Kekurangan besi (deplesi besi)

Tidak menunjukkan gejala

persediaan besi di sumsum tulang berkurang

Feritin serum akan menurun

sebagai kompensasinya hati akan mensintesis lebih banyak transferin

Keadaan ini tidak menyebabkan anemia (CBC normal) dan morfologi eritrosit normal, distribusi sel darah merah biasanya masih normal.

Kandungan hemoglobin (Hb) pada retikulosit mulai menurun

Tetapi karena sebagian besar eritrosit yg bersirkulasi merupakan eritrosit yg diproduksi saat ketersediaan besi masih adekuat

Akan tetapi Hb akan terus mengalami penurunan,

Fe serum & feritin akan menurun, TIBC & transferin akan meningkat.

Seperti pada tahap pertama, pada tahap kedua ini juga bersifat subklinis, sehingga biasanya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium

akibat meningkatnya penyerapan zat besi oleh mukosa usus

sehingga akan terjadi peningkatan TIBC.

merefleksikan eritropoiesis yg kekurangan besi

maka total pengukuran Hb masih dalam batas normal, anemia masih belum tampak.

Red Blood Cell distribution Widths (RDW) akan meningkat

karena mulai ada eritrosit yg ukurannya lebih kecil dikeluarkan oleh sumsum tulang

Reseptor transferrin akan meningkat pada permukaan sel-sel yg kekurangan besi guna menangkap sebanyak mungkin besi yg tersedia.

Nilai Hb & hematokrit (Ht) menurun

karena terjadi deplesi pada simpanan & transport besi maka prekursor eritrosit tidak dapat berkembang secara normal

Eritrosit menjadi hipokromik mikrositik

terjadi eritropoesis inefektif

Pasien akan menunjukkan tanda-tanda anemia dari yang tidak spesifik hingga tanda-tanda anemia berat.

akibat kurangnya cadangan besi dan transport besi

Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-rata 3 – 5 gr besi, hampir dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin dilepas pada proses penuaan serta kematian sel dan diangkat melalui transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoiesis.

sel darah merah yang berkurang atau menurun mengakibatkan hemoglobin menurun sehingga transportasi oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi berkurang, hal ini mengakibatkan metabolisme tubuh menurun

Pada peredaran zat besi berkurang, maka besi dari diet tersebut diserap lebih banyak. Besi yang dimakan diubah menjadi besi keto dalam lambung dan duodenum, penyerapan besi terjadi pada duodenum dan jejenum proksimal, kemudian besi diangkat oleh tranferin plasma ke sumsum tulang, untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat penyimpanan di jaringan.

Pembentukan Hb terjadi pada sumsum tulang melalui semua stadium. pematangan besi yang merupakan susunan atau sebuah molekul dan hemoglobin

jika zat besi rendah dalam tubuh maka pembentukan eritrosit atau eritropoetin akan terganggu sehingga produksi sel darah merah berkurang