Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Dysentri Amuba - Coggle Diagram
Dysentri Amuba
Diagnosis
Anamnesis
Diare 7 hari, feses cair, tidak berselera makan, mual dan muntah, demam dua hari yang lalu. Tinggal di pinggiran sungai dengan penggunaan jamban bersama sama.
Pemeriksaan fisik
Abdomen: terdapat nyeri tekan di seluruh lapang perut dan hiperperistaltik usus.
Kepala, leher, thorax, extremitas dalam batas normal
Tanda Vital
Td tidak diperiksa, denyut nadi 98 kali/ menit, rr 20 kali per menit, suhu 38,3 derajat celcius.
Pemeriksaan penunjang
stool culture dan darah rutin
E. Histolytica
Morfologi
Endosome, pseudopodia, karyosome, ektoplasma, endoplasma
Bentuk kista dan tropozoit
siklus hidup
memiliki tiga stadium yaitu bentuk histolitika,
minuta dan kista. Bentuk histolitika bersifat patogen dan dapat hidup di jaringan hati,
paru, usus besar, kulit, otak dan vagina. Bentuk ini berkembang biak secara belah pasang
di jaringan dan dapat merusak jaringan tersebut. Dengan peristalsis, bentuk histolitika
dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus kemudian menyerang lagi mukosa usus
yang sehat atau dikeluarkan bersama tinja
Cara kerja
Menempel pada epitel intestine dan berpotensi dua bentuk atau tipe infeksi: invasiv dan non invasiv.
Edukasi
Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum makan, memasak atau menyiapkan makanan, setelah dari toilet, dan setelah menyentuh penderita disentri atau barang-barang di sekitarnya.
Bersihkan toilet yang dipakai bersama dengan menggunakan disinfektan setiap selesai digunakan oleh penderita disentri
Jangan menggunakan handuk yang sama dengan orang yang diketahui sedang menderita disentri.
Fisiologi Lower GI Tract
Small Intestine
proses digesti dan absorbsi nutrisi
Segmentation and Migrating Motility Complex
Large Intestine
menerima kimus dari usus halus
Colon reabsorbsi air dan elektrolit
Mass movement dan haustral shuttling
Tatalaksana farmakologi dan non farmakologi
Farmakologi
Metronidazole, paramomycin, iodoquinol, diloxanide furoate, ornidazole, tinidazole
Non-farmakologi
Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum makan, memasak atau menyiapkan makanan, setelah dari toilet, dan setelah menyentuh penderita disentri atau barang-barang di sekitarnya.
Kurangi atau bila mungkin hindari kontak dengan penderita disentri.
Jangan menggunakan handuk yang sama dengan orang yang diketahui sedang menderita disentri.
Gunakan air panas untuk mencuci pakaian penderita disentri.
Bersihkan toilet yang dipakai bersama dengan menggunakan disinfektan setiap selesai digunakan oleh penderita disentri
Diagnosis banding
Disentri basiler, Inflammatory bowel disease, ischemic bowel disease
Patogenesis dysentri amuba
Diare akan didahului dengan kontak antara stadium trofozoit E histolytica dan sel epitel
kolon, melalui antigen Gal/Gal Nacletin yang terdapat di permukaan trofozoit. Antigen
terdiri dari dua kompleks disulfida. Kedua rantai tersebut dihubungkan dengan protein.
Sel epitel usus yang berikatan dengan trofozoit akan berikatan tidak bergerak dalam
waktu beberapa menit yang kemudian akan menghilang. Invensi ameba berlanjut menuju
jaringan ekstra sel melalui sistem proteinase yang dikeluarkan trofozoit
Anatomi Lower Gi Tract
Jejunum, Ileun, Appendix Vermiformis, Caecum, Colon Ascendens, Colon Transversum, Colon Descendens, Colon Sigmoid, Rectum, Anus, Hepar, Vesica Fellea, Pankreas
Etiologi Disentri Amuba
Kebersihan diri kurang, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
Benda yang terkontaminasi parasit atau bakteri penyebab disentri, yang masuk ke dalam mulut seseorang.
Makanan dan air yang terkontaminasi kotoran manusia.
Daerah dengan ketersediaan air bersih yang tidak memadai.
Lingkungan dengan tempat pembuangan limbah yang tidak tertata dengan saksama.
Penggunaan pupuk untuk tanaman yang berasal dari kotoran manusia.
Gejala
Mual.
Diare.
Kram perut.
Penurunan berat badan.
Demam.
Patofisiologi
Patofisiologi disentri amuba terdiri atas 3 tahapan yakni kematian sel penjamu, inflamasi dan proses invasi. Infeksi dimulai dengan penempelan parasit pada sel penjamu yang dimediasi oleh molekul lektin Gal / GalNAc yang merupakan salah satu faktor virulensi dari protozoa. Sel epitel usus merupakan sel pertama yang menjadi target infeksi protozoa, selanjutnya trofozoit yang menempel berpotensi membunuh sel pejamu melalui mekanisme apoptosis, fagositosis dan trogositosis.