Pemeriksaan Urine
Bahan untuk pemeriksaan urin harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic puncture = spp), kateterisasi dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril. ketepatan diagnosis ISK dapat dilakukan dengan cara menurunkan kontaminasi bakteri ketika sampel urin diambil.
Pemeriksaan urine merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat penting pada infeksi saluran kemih. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan urinalisis dan pemeriksaan kultur urine.
Sel-sel darah putih (leukosit) dapat diperiksa dengan dipstick maupun secara mikroskopik. Urine dikatakan mengandung leukosit atau piuria jika secara mikroskopik didapatkan > 105
leukosit per mm atau terdapat > 5 leukosit per lapangan pandang besar. Pemeriksaan
kultur urine dimaksudkan untuk menentukan keberadaan kuman, jenis kuman, dan sekaligus menentukan jenis antibiotika yang cocok untuk membunuh kuman itu.
Untuk mencegah timbulnya kontaminasi sample (contoh) urine oleh kuman yang berada di kulit vagina atau prepusium, perlu diperhatikan cara pengambilan contoh urine. Contoh urine dapat diambil dengan cara: (1) aspirasi suprapubik yang sering dilakukan pada bayi, (2) kateterisasi per-uretram pada wanita untuk menghindari kontaminasi oleh kuman-kuman di sekitar introitus vagina, dan (3) miksi dengan pengambilan urine porsi tengah atau midstream urine.
Dikatakan bakteriuria jika didapatkan lebih dari 105 cfu (colony forming unit) per mL
pada pengambilan contoh urine porsi tengah, sedangkan pada pengambilan contoh urine
melalui aspirasi suprapubik dikatakan bakteriuria bermakna jika didapatkan > 103 cfu per mL.
Pemeriksaan Urin Empat Porsi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk penderita prostatitis. Pemeriksaan ini terdiri dari urin empat porsi yaitu :
(1) Porsi pertama (VB1): 10 ml pertama urin, menunjukkan kondisi uretra,
(2) Porsi kedua (VB2): sama dengan urin porsi tengah, menunjukkan kondisi buli-
(3) Porsi ketiga (EPS): sekret yang didapatkan setelah masase prostat,
(4) Porsi keempat (VB4): urin setelah masase prostat.
Panduan yang ada saat ini, merangkum klasifikasi ISK berdasarkan:
− Infeksi sesuai dengan level anatomis
− Tingkat keparahan infeksi
− Faktor risiko yang mendasari
− Temuan mikrobiologi
Guidelines berikut ini mencakup Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Infeksi Kelenjar Asesoris Pria (IKAP) terjemahan dari MAGI (Male Accessory Gland Infections), karena kedua infeksi ini sangat erat berhubungan satu dengan lainnya.