Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
ILMU DALAM ISLAM :pen: - Coggle Diagram
ILMU DALAM ISLAM :pen:
Hakikat Ilmu dalam Islam
PENGERTIAN ILMU
Istilah ilmu pengetahuan diambil dari bahasa Arab ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengerti atau memahami benar-benar. Dalam Bahasa Inggris istilah ilmu berasal dari kata science, yang berasal dari Bahasa Latin scienta dari bentuk kata kerja scire, yang berarti mempelajari dan mengetahui. Secara istilah ilmu adalah rangkaian aktivitas rasional yang dilaksanakan dengan prosedur ilmiah dan metodologi tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kata 'ilm (ilmu pengetahuan) menurut al-Ghazali adalah bentuk kata yang ambiguis (musytarak: mempunyai banyak arti) yang meliputi penglihatan dan perasaan. ilmu pengetahuan adalah mengetahui (al-ma'rifah). Maka ilmu pengetahuan adalah ilustrasi akal (tashwîr) yang valid tentang hakekat sesuatu, yang terlepas dari unsur aksiden dengan segala demensi, kualitas, kuantitas, substansi dan zatnya. Ilustrasi akal tersebut meliputi segala aktifitas jiwa dalam memperoleh dan memproduksi pengetahuan. Jadi kata tashwîr ini meliputi pengetahuan aksiomatis (‘ilmal-dlarûriy), pengetahuan intelektual (‘ilm al-kasbiy) dan pengetahuan intuitif (‘ilm al-ladunniy). Adapun pengetahuan hishshiyyah (indrawi) tidak termasuk dalam definisi ini karena tashwîrnya belum terlepas dari materi.
-
HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan dalam Islam bukan merupakan sesuatu di luar af’al Allah, sehingga tidak ada pengetahuan yang tidak diurai dari sumber yang satu itu. Seluruh jenis pengetahuan makhluk adalah setitik air dari samudera pengetahuan Allah. Ketika al-Ghazali menjelaskan tentang tiga demensi pengenalan (ma'rifah) manusia kepada Allah dari sudut perbuatan-Nya (al-af'al), sifat (al-sifat) dan dzat-Nya (al-dzat), ia mengatakan bahwa seluruh pengetahuan manusia (dalam bentuk science) itu diambil dari samudera al-af'al. Yakni representasi perbuatan Allah yang begitu luas terbentang ke penjuru semesta yang tak terarungi. Suatu kawasan pengetahuan yang jika seluruh lautan di dunia ini dijadikan tinta untuk menuliskan kalimat-kalimatNya, niscaya ia akan habis sebelum kalimat itu tuntas dituturkan.
Sumber Ilmu dalam Islam
PERDEBATAN SUMBER
ILMU
Dalam epistemologi modern sumber pengetahuan dibedakan atas empat hal yaitu: empiris, rasionalitas, Intuisi dan Otoritas. Namun demikian Jujun mengatakan bahwa pada dasarnya, hanya ada dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Pertama, mendasarkan pada rasio (rasionalisme). Kedua, mendasarkannya pada pengalaman (empirisme). Disamping kedua sumber tersebut masih ada satu cara lagi yang disinyalir sebagai jenis pengetahuan yang datang dengan tiba-tiba yaitu intuisi. Dalam bahasa lain A. C. Ewing mengatakan bahwa ada dua jenis teori tentang pengetahuan yaitu a priori dan empirikal. Dua teori pengetahuan itu dengan sengit telah diperdebatkan oleh para filosof pada abad ke-17 dan 18 yang pada akhirnya melahirkan dua aliran besar dalam epistemologi yaitu rasionalisme dan empirisme
RAGAM SUMBER
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN EMPIRIS
Pengetahuan yang didapatkan melalui pengalaman indrawi dan akal mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman dengan cara induksi.
PENGETAHUAN RASIONAL
Pengetahuan hanya dapat ditemukan dalam dan dengan bantuan akal (rasio). Dengan cara ini, maka proses pengetahuan manusia adalah dengan mendeduksikan, menurunkan, pengetahuanpengetahuan particular dari prinsip-prinsip umum, atau dengan kata lain bahwa pengetahuan manusia harus mulai dari aksiomaaksioma yang telah terbukti dengan sendirinya, dan dari situ ditarik teorema-teorema sedemikian rupa sehingga kebenaran aksioma menjadi kebenaran teorema.
-
-
-
-
-
-