Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
social emotional learning (sel) - Coggle Diagram
social emotional learning (sel)
krangka CASEL
proses belajar mengenali dan mengelola emosi, menyelesaikan masalah, mengembangkan relasi sosial yang baik, dapat berempati, membuat keputusan yang tepat, dan bertanggung jawab
Self -management (Manajemen diri)
Responsible decision making (Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Social awareness (kesadaran sosial)
Relationship skills (keterampilan sosial)
Self-awareness (Kesadaran diri)
menciptakan pembelajaran yang merdeka dan ekosistem yang memihak peserta didik
guru
dilakukan rutin, yang biasanya dilakukan di luar jam pelajaran
terintergrasi pada kegiatan pembelajaran tertentu seperti kegiatan kelompok pembelajaran pradigma baru
lingkungan kelas peserta didik
Memahami, menghayati, dan mengelola emosi debgan teman sebaya
Menetapkan dan mencapai tujuan positif bersama dengan teman sebaya di kelas
Merasakan dan menunjukkan empati teman
Membangun dan mempertahankan hubungan pertemanan yang positif
Membuat keputusan mau berteman dengan orang yang seperti apa
pemikiran Ki Hajar Dewantara
selaras dengan tujuan PSE yaitu agar peserta didik mampu mencapai kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup dengan keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosial emosional.
komponen PSE berdasarkan kerangka CASEL juga sangat relevan dengan tujuan dan pedoman pendidikan Indonesia dimana peserta didik diharapkan dapat menjadi pelajar yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
menciptakan proses belajar yang dialami di sekolah dan di luar sekolah menjadi sebuah proses konstruktif dan menyenangkan.
membangun rasa aman dan nyaman pada peserta didik sehingga terbentuknya sekolah sebagai sebuah ekosistem belajar yang sehat
membantu guru dalam memetakan kebutuhan siswa dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran yang berpihak pada siswa
peran guru dalam SEL
Kepedulian (caring relationship) sebagai dasar pembelajaran
Selama pembelajaran, hubungan antara peserta didik dengan guru, mentor, instruktur adalah hal yang penting. Hubungan ini akan membuat peserta didik bisa mengeksplorasi, berani bertanya, mengemukakan pendapat bahkan mengekpresikan diri.
Emosi mempengaruhi suasana belajar dan bagaimana pembelajaran dapat diterima peserta didik.
Peserta didik yang belajar dengan situasi yang menyenangkan, merasakan lingkungan kelas yang menyenangkan dan kondusif akan cenderung bisa menikmati kelasnya,
Tujuan yang mau dicapai dan pemecahan masalah mengarahkan individu (guru atau peserta didik) dan juga memberikan motivasi/energi untuk melakukan pembelajaran.
Adanya tujuan dan pemecahan masalah yang terjadi di kelas dan lingkungan sekolah akan membantu guru dan peserta didik untuk mengarahkan dirinya mencapai tujuan dengan tepat. Misalnya guru mengetahui tujuan pembelajaran dan mengetahui fungsi aktivitas yang dilakukan, maka guru dapat menikmati proses mengajar. Begitu juga peserta didik yang mengetahui tujuan pembelajaran dan aktivitas yang ada akan lebih termotivasi karena mengetahui tujuan aktivitas tersebut.
EMC2
Empat kompetensi yang perlu diasah oleh seorang guru agar proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
Empathy,
Cognitive empathy
Emotional empathy
Actionable empathy
Compassion
Sensitivity, sikap individu yang responsif terhadap perasaan orang lain sehingga
mampu memahami bantuan apa yang dibutuhkan.
Sympathy, kemampuan individu dalam menunjukkan kepedulian terhadap orang
lain
Empathy, kemampuan individu untuk memahami perspektif orang lain
Motivation/caring, mampu menunjukkan respon peduli yang memberikan
motivasi terhadap orang lain
Distress tolerance, kemampuan untuk menoleransi emosi yang dimiliki ketika
dihadapkan dengan penderitaan orang lain tanpa merasa kewalahan
Non-judgement, kemampuan untuk menerima kondisi atau perasaan orang lain
tanpa menunjukkan rasa frustasi, marah, atau jijik.
Mindfulness,
Two feet one breath, mengambil nafas dalam sembari berdiam di satu posisi.
Set intentions, mengingatkan kembali tujuan dan niat utama sehingga tetap
positif dalam situasi yang dimiliki.
“I am aware” technique, kemampuan individu untuk selalu sadar dan
mengingatkan diri terkait apa yang dilakukan.
Critical Inquir
Experiential Learning
mengalami (experiencing),
refleksi diri (reflecting)
berpikir (thinking)
melakukan (acting)
Kolb (1984) proses pembelajaran pada perkembangan orang dewasa
Belajar adalah suatu proses dan bukan hanya dilihat dari hasil akhir saja. Dalam pembelajaran, guru seharusnya berfokus pada proses, termasuk memberikan umpan balik pada peserta didik. Dalam hal ini peserta didik harus bisa menikmati proses yang ada. Dalam hal ini peserta didik harus bisa memahami makna pembelajaran untuk mereka.
Pada dasarnya proses belajar merupakan proses “re-learning” atau belajar kembali. Dengan berproses, kita dapat mengetahui pemahaman peserta didik, ide atau pun pemikiran mereka, bahkan bagaimana mereka mengaitkan pembelajaran tersebut dengan pembelajaran lain.
Belajar merupakan proses adaptasi dan juga proses menyelesaikan konflik yang ada. Adanya perbedaan dan konflik mendorong peserta didik untuk mempelajari hal baru. Peserta didik dapat belajar dari pengalaman yang ada, dapat berefleksi atas keadaan yang dialami
Belajar adalah proses menyeluruh dan proses adaptasi lingkungan. Belajar tidak hanya melibatkan fungsi kognisi, tetapi juga totalitas berpikir, beremosi, persepsi, dan berperilaku.
Belajar adalah transaksi sinergis antara individu dengan lingkungan. Belajar juga melibatkan proses asimilasi pembelajaran baru dengan pembelajaran sebelumnya
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Mendapatkan pengetahuan bisa diperoleh dengan experiential learning; belajar melalui mengalami, melalui pengalaman. Dengan experiential learning, peserta didik dapat mengalami proses dan mendapatkan pengetahuan.