Please enable JavaScript.
Coggle requires JavaScript to display documents.
Bedah Orthopedi:
Prinsip fraktur, Fraktur - Coggle Diagram
-
Fraktur
Planning diagnostik
Klasifikasi
Gustilo & Anderson
-
Tipe 2
Panjang luka > 1 cm tetapi belum ada skin flap. Kerusakan jaringan minimal dengan ± comminuted fraktur medium
Tipe 1
Panjang luka < 1 cm dengan tulang yang menembus keluar. Kerusakan jaringan sedikit tanpa ada comminuted fracture
Klinis
Fisik
Look, Feel, Move
Look
- Ada tidaknya vulnus apertum, menentukan apakah fraktur atau tidak
- Deformitas: Adanya angulasi, shortening, tapi ketiga ini bukan tanda pasti dari fraktur
- Surrounding soft tissues: Biasanya edema yang mengarah kausa trauma
- Visual bagian distal, pucat atau merah untuk menentukan perfusi jaringan
Fraktur terbuka adalah ketika ada kontak serpihan fraktur dengan udara bebas yang ditandai dengan fat bubbles, terlihat seperti minyak yang keluar dan berbuih
Feel
- Krepitasi: Tanda pasti fraktur. Krepitasi adalah adanya osteofit pada tulang, sehingga tulang teraba tidak halus
- Nyeri tekan ata tenderness untuk menilai nyeri fraktur
- Pulsasi, temperatur, dan sensorik diraba pada bagian distal dari fraktur
Move
- Passive or active movement. Range of motion yang dicari bagian mana yang nyeri
- False movement: Gerakan yang bisa terjadi selain di sendi
-
Penunjang
Radiologi
- Xray Rule of Two's: Dua sendi, dua posisi foto, dua lokasi, dua bagian tubuh, dua waktu
- Xray dilakukan setelah bidai. Tentukan fraktur dengan gambaran klinis
Cara membaca Xray
- Identitas, tanggal, etc.
- Perhatikan ada tidaknya label sisi kanan atau kiri
- Alignment:
- Bone:
- Cartilage:
- Surrounding tissues:
- Bandingkan kanan dan kiri
Planning terapi
Tindakan
Bidai/Splinting
Syarat bidai
- Minimal menggunakan 2 bidai
- Minimal bidai melewati 2 sendi
- Elastic bandage untuk memfiksasi bidai karena lebih lentur, untuk mengakomodir bengkak yang mungkin terjadi sehingga tidak terjadi compartment syndrome
Langkah pembidaian
Step 1 - Look, Feel, Move
- Periksa AVN, yaitu Arteri-Vena-Nervus
- Pemeriksaan arteri dilakukan distal dari fraktur
- Nervus yang diperiksa adalah motorik dan sensorik dengan mengecek sensasi sensorik pada pasien dan motorik dengan meminta pasien menggerakkan jari tangan atau kaki
Step 2 - Persiapan
- Pain management: Manajemen nyeri dengan Ketorolac atau Antrain
- Bersihkan vulnus apabila ada dengan tatacara pembersihan vulnus yang sesuai
Step 3 - Splinting
- Lakukan traksi untuk reposisi tulang yang fraktur
- Mulai memasang bidai dengan menyesuaikan syarat bidai
- Pasangkan mitela atau apapun yang empuk pada prominensia tulang yang menempel ke bidai agar tidak nyeri
- Gulung dengan elastic bandage, mulai dari distal ke proksimal atau sebaliknya, meliputi dua sendi juga
- Setelah bidai terpasang, periksa AVM kembali dan tentukan apabila sudah cukup, terlalu longgar, atau terlalu ketat
Palpasi Arteri
- Arteri yang diperiksa pada fraktur cruris adalah a. tibialis anterior, a. tibialis posterior, a. dorsalis pedis
- Arteri yang diperiksa pada fraktur femur adalah a. popliteal atau arteri yang sama pada point (3)
- Arteri yang diperiksa pada fraktur antebrachii adalah a. radialis dan a. ulnaris
- Arteri yang diperiksa pada fraktu brachii adalah a. brachialis atau arteri yang sama pada point (4)
- Pemeriksaan arteri pada tangan juga bisa dilengkapi dengan pemeriksaan Allen Test
-
Planning evaluasi
Komplikasi
Komplikasi dini
- Pembuluh darah yang rusak atau terjepit bisa menyebabkan compartment syndrome
- Saraf atau korda spinalis pada tulang belakang bisa terjepit atau rusak sehingga terjadi paresis atau plegi
- Syok neurologik atau hipovolumik
Komplikasi lambat
Komplikasi pada fraktur adalah terjadinya Malunion, Nonunion dan intraarticular osteoarthritis post fracture