Anak tidak hanya membatasi dirinya untuk melakukan suatu perilaku tertentu, tapi anak juga menolak kesadaran akan persepsinya tentang medan pengalamannya, setidaknya mendistorsikannya, sehingga pengalaman tidak akan dipersepsi secara akurat. Incongruence antara konsep diri & beberapa aspek pengalaman individu. Pengalaman yang tidak kongruen dengan konsep diri berfungsi sebagai sumber tekanan & biasanya dialami sebagai bentuk anxiety. Sebagai hasil individu menutup diri dari beberapa pengalaman, seseorang mungkin akan merasa asing dengan dirinya sendiri. Pengalaman-pengalaman dievaluasi lalu diterima/ditolak bukan karena sumbangannya terhadap pemenuhan aktualisasi diri (the organismic valuing process) tapi karena positive regard yang akan didapatkannya. Menurut Rogers, tingkat penyesuaian psikologis seseorang, tingkat normalitas seseorang, adalah fungsi dari seberapa kongruen atau sesuai antara konsep diri dengan pengalaman. Individu yang sehat secara psikologis mampu mempersepsi dirinya & lingkungannya (termasuk orla) sebanyak yang mereka mampu. Individu ini terbuka secara bebas terhadap seluruh pengalaman karena tidak ada satu pun yang menakutkan konsep dirinya. Tidak ada bagian pengalaman yang harus didistorsi atau tidak diakui karena ia belajar tidak ada condition of worth di masa kanak-kanaknya. Yang ia dapatkan adalah unconditional positive regard. Oleh sebab itu, ia bebas menggunakan seluruh pengalamannya utk mengembangkan seluruh tahap dirinya, memenuhi potensi2nya. Dg kata lain, ia bebas utk beraktualisasi - utk mencapai tujuan mjd fully functioning person